+30 : Dewandaru dan Kalpandaru

150K 13.3K 583
                                    

Mulmed : Salah satu foto pw ElDara 💏
**

"Capek Mas?"

Sapaan itu membuat Nendra mengangkat kepala dan langsung mengulurkan tangan kepada adiknya, "Capek. Pijat."

            Tanpa melakukan bantahan seperti biasanya, Dara mulai menggerakkan tangannya untuk memijat lengan saudaranya itu. Setelah berdeham beberapa kali, ia kemudian berkata, "Makasih ya Mas."

"Untuk?"

"Untuk pisang suluhan yang dipasang di depan," Dara mengedikkan bahu ke arah halaman rumah, "Pasti susah ya carinya?"

            Halaman keluarga Bastiaan sukses berubah dalam beberapa jam terakhir, karena upacara pemasangan tarub yang dilakukan guna menyambut hari pernikahan. Menurut tradisi, tarub diartikan sebagai atap sementara atau peneduh di halaman rumah, yang dihiasi dengan janur melengkung. Sedianya tarub juga digunakan sebagai tempat untuk menyambut tamu, tapi karena resepsi dilakukan setelah hari pernikahan, maka Dara dan El sepakat untuk menyewa gedung guna memfasilitasi seluruh tamu mereka. Meskipun begitu, upacara pemasangan tarub tetap dilaksanakan, guna menghormati kebiasaan dan adat para leluhur.

            Selain tarub, dipasang juga kembar mayang yang melambangkan kebahagiaan dan keselamatan. Kembar mayang terdiri dari dua batang pohon pisang yang diberi alas yang terbuat dari bahan kuningan. Di dalamnya terdapat empat jenis hiasan janur yang masing-masing memiliki makna. Janur yang dianyam berbentuk keris bermakna melindungi dari marabahaya, dimaksudkan agar kedua mempelai berhati-hati dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. Janur yang dianyam berbentuk belalang memiliki makna agar tidak terjadi halangan dalam berkeluarga. Janur ketiga dibentuk serupa dengan payung, yang memiliki makna perlindungan. Terakhir janur berbentuk anyaman burung, yang melambangkan kerukunan dan kesetiaan.

            Selain janur yang dianyam menjadi empat bentuk, kembar mayang juga dihiasi dengan dedaunan, bunga, buah, dan selendang berwarna merah dan putih. Tapi yang paling membuat Dara terkesan adalah penuturan Ayahnya mengenai kepercayaan kalau kembar mayang yang masing-masing memiliki nama Dewandaru dan Kalpandaru itu merupakan pinjaman dari  Dewa. Karena itulah setelah pesta usai dilaksanakan, kembar mayang tersebut harus dikembalikan dengan cara dibuang pada perempatan jalan, ataupun dihanyutkan di sungai atau laut. Meskipun pada kenyataannya ia tak mempercayai keberadaan Dewa dan Dewi, Dara tetap tak bisa berhenti mengagumi kisah yang sarat akan nilai itu.

 Meskipun pada kenyataannya ia tak mempercayai keberadaan Dewa dan Dewi, Dara tetap tak bisa berhenti mengagumi kisah yang sarat akan nilai itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Contoh gambar Kembar Mayang)

Selain upacara pemasangan tarub, dilakukan juga pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa tua. Dengan dibantu oleh istrinya, kepala keluarga Bastiaan memasang bleketepe tersebut pada bagian depan gerbang tarub, yang menjadi lambang gotong royong dan kesediaan keduanya sebagai pengayom keluarga. Selanjutnya dilakukan pemasangan tuwuhan di kanan dan kiri gerbang tarub, berupa tumbuh-tumbuhan seperti pisang raja yang berbuah, kelapa muda, batang padi, janur, dan semua yang bermakna harapan agar calon pengantin memperoleh keturunan yang sehat, berbudi baik, berkecukupan dan bahagia.

28+ (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang