Intermezzo - Pertemuan Pertama

132K 13.7K 1K
                                    

Jess Note :Ini Dara dan Mas Nenen 😂😂Ps : Anggap aja intermezzo ini pengisi waktu luang selagi saya riset untuk bab selanjutnya 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jess Note :
Ini Dara dan Mas Nenen 😂😂
Ps : Anggap aja intermezzo ini pengisi waktu luang selagi saya riset untuk bab selanjutnya 💛

Salam, Jejoy.

**

Sosok asing yang tiba-tiba muncul dari balik lemari pendingin, sontak membuat Dara memasang kuda-kuda. Suaranya bahkan terdengar seperti bentakan ketika bertanya, "Siapa?!"

Dengan ekspresi terkejut, seorang pemuda mengangkat kedua tangannya ke atas, persis seperti seorang penjahat. Suaranya bernada hati-hati ketika menjawab, "Temannya Nendra."

"Kalau memang temannya Mas Nene..., Mas Nendra, kenapa Dara nggak pernah ngelihat kamu sebelumnya?!"

"Mungkin karena selama ini Nendra yang lebih sering bertamu ke rumahku?" Pemuda itu balas bertanya, "Dan menurut Nendra, kamu sedang les tiap kali aku datang ke sini."

Dara melirik seragam yang dikenakan pria itu dan kembali membentak, "Mas Nendra masih kelas sepuluh."

"Dia adik tingkatku," Pemuda itu menjelaskan, "Kamu sekolah di tempat yang sama, namun berbeda angkatan."

Dara tak sempat melanjutkan pertanyaannya, karena tiba-tiba saja Nendra sudah muncul di hadapannya. Pemuda itu mengerutkan kening melihat kuda-kuda yang dipasang adiknya dan memutuskan untuk bertanya, "Dedek kenapa? Sakit perut?"

Nada suara Dara berubah jadi menuduh ketika berkata, "Ada orang asing di dapur kita, Mas. Kayaknya sih maling."

"Bocah ngawur!" Nendra hampir menjitak adiknya, "El ini temannya Mas. Dia udah beberapa kali main ke sini. Mama dan Mas Andra aja kenal."

"Kok Dara nggak kenal?"

"Ya udah, kenalan."

Dara melirik pemuda di hadapannya, dan seakan mengerti akan rasa malu yang sedang ditanggungnya, pemuda itu lebih dulu mengulurkan tangan untuk mengenalkan diri, "Daniel. Panggil aja El."

Dengan ragu-ragu Dara membalas uluran tangan itu dan cepat-cepat menarik tangannya kembali karena tangan besar pria itu seakan sedang menenggelamkan tangannya, "Adara. Panggil aja Dara."

"Andra, Nendra, dan Adara," Si pemuda mencoba terlihat bersahabat dengan menyunggingkan senyuman ramah, "Kalian keluarga Ra."

"Bukan kok," Bantah Dara dengan lantang, "Kami keluarga Bastiaan," Kemudian seakan diperlukan, gadis itu menambahkan, "Bastiaan dengan double a di belakangnya."

Baik El maupun Nendra memasang ekspresi bingung karena ketololan gadis di depan mereka, namun Nendra memutuskan untuk bersikap acuh dengan berkata, "Ayo."

"Ke mana?"

"Bukan kamu, tapi El," Nendra mendengus pada adiknya, "Kami mau ke Ka-Fe-Ci. Ada teman yang sedang ulang tahun, dan kami diundang untuk makan-makan."

28+ (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang