Hari itu ntahlah dorongan dari mana, difikiran ku terlintas bayangan sebuah tasbih.
Dan hari itu tepat hari jadi mu ke 22 tahun. Katakan saja ini sebuah takdir dan bukan kebetulan.
Kamu yang masih tak faham dengan semua ini menerima sebuah bungkusan kado paling kecil.Tak berniat untuk membuat mu berkesan kepada ku dengan isi didalam kado itu. Hanya saja aku merasa kamu pantas dan layak mendapatkan benda itu. Setelah membuka kotak kado tersebut, kamu tersenyum ke arah ku dan aku hanya mampu menunduk malu.
"harus gagal dua kali dulu ya baru bisa nemuin yang emang pantes dapetin kado itu dari kamu" ucap sebuah suara kala itu. Aku hampir menjatuhkan sebuah aqua gelas yang sedang ku genggam karena suara bass itu yang ternyata salah satu teman mu beribadah dan belajar mengaji.
Aku tak menginginkan lebih dari kamu, hanya saja berharap kelak pria Al-Kahfi itu bisa menjadi seorang imam ku di masa depan. Namun jika tidak, aku hanya berdoa semoga bisa menemukan yang baik agamanya juga sikapnya yang seperti dirimu.
Butuh waktu lama untuk bisa menemukan orang yang bisa membawa dan menggenggam erat tasbih itu. Hingga akhirnya orang itu adalah kamu.
Mungkin ini kedengaran lucu, sampai akhirnya takdir membawa mu kembali dan dengan beraninya kamu datang mengatakan segalanya. Hingga air mata kebahagiaan ini tak dapat terbendung lagi.
Terimakasih masih mengingat dan terimakasih kamu slalu membawa tasbih itu untuk setiap dzikirmu, dari ku pengagum mu ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Al-Kahfi (TAMAT)
Spiritual(Follow dulu sebelum membaca, beberapa part di private) "Aisyah, Bidadari dunia memang tidak bersayap, namun dia pasti berhijab :) Iya, kamu adalah bidadari dunia ku dan semoga kelak menjadi bidadari syurga ku. Inshaallah kamu dan aku sehidup dan se...