11. Sudut Kota Yogyakarta

4.5K 297 4
                                    

Sudah lima hari Alif berada di kota Yogyakarta,  niatnya kesini untuk menemui teman-teman lamanya sekaligus bekerja di sebuah hotel sebagai head chef. Tawaran menjadi asdos di universitas swasta di Depok tidak diterima oleh Alif.

Karena Alif slalu punya pemikiran "karena pekerjaan yang menyenangkan adalah hoby yang dibayar," dan hoby Alif ada di kuliner.

"Lif, lo kesini mau kerja apa sekalian reunian nih sama kita?," Tanya Rian salah satu teman Alif saat kuliah di Surabaya

"Yang pertama kerja dan yang kedua mau ketemu sama kalian juga," jawab Alif terkekeh

Alif memang pemuda dengan agama yang baik, meskipun dulunya dia seorang santri, namun dia tak seperti santri seperti biasanya. Alif sosok pemuda yang bisa menempatkan dirinya dimana saja.

Awal kuliah dahulu Alif tak memiliki teman karena lulusan pesantren, namun lambat laun Alif bisa bersahabat dengan lingkungan baru dan akhirnya mendapatkan teman yang sampai sekarang meski mereka sudah wisuda dan ditempat berbeda, masih saja saling berhubungan.

"Inget Qonita gak lo?," Tanya Saka temannya yang lain

"Iya ingetlah, temen sejurusan dan sekelas gitu," jawab Alif

"Lo udah tau belum kalo doi suka sama lo?," Tanya Rian lagi

"Suka? Ah kalian becanda aja," jawab Alif cuek

"Lif-Lif, lo kok gak peka banget sih? Doi demen sama lo udah dari lama, udah gih lamar," usul Saka sambil memakan kentang goreng

"Ah lo bisa aja ka," jawab Alif

"Qonita itu diem-diem suka sama lo Lif, udah dari semester 4 sih. Lo nya aja yang gak peka," jelas Rian kepada Alif

Alif yang mendengarnya hanya menghela nafas panjang, Alif bukan tak mengerti akan prasaan Qonita. Hanya saja Alif tak merasa tertarik, bukannya ia tak menyukai dalam bentuk fisik dan bukan juga tidak bersyukur karena ada yang menyukainya.

Alif sangat bersyukur ada yang menyukainya namun Alif tak ingin memberi harapan bila akhirnya hanya berujung menyakiti prasaan hati Qonita.

"udahlah gue lagi gam mau bahas hal kaya itu," jawab Alif kemudian menatap kedua sahabatnya

"By the way Lif, lo kok kaya banyak masalah?," Tanya Saka

"Hmm, gak tau akhir-akhir ini gue suka bingung sama prasaan sendiri," jawab Alif sambil menatap ke depan

"Lo lagi jatuh cinta mungkin," jawab Saka asal dan hanya di balas kekehan oleh Rian

"Jatuh cinta? Jatuh cinta sama siapa sih gue?," Tanya Alif kepada kedua temannya

"Ya gak tau, kita kan gak pernah liat lu deket sama perempuan Lif," jawab Rian

"Mungkin sama sosok si pemberi tasbih. Uhuk," ledek Saka

"Wah iya tuh, gue liat lo ada posting tu tasbih di instagram lo dengan caption 'special gift from special moment' ngaku lo dari siapa tuh?," Ucap Rian penasaran

"Dari temen gue di Depok," jawab Alif singkat

"Temen apa calon?," Tanya Saka lagi

"Calon? Gue masih pengen kerja dulu,"

"Kalo bukan calon, ngapain sih lo posting-posting hal yang berbau taaruf dan menikah? Kalo gue jadi cewe yang demen sama lo ya gue pasti mundur langsung baca statment lo kaya gitu," ucap Rian sambil melirik Alif

"Astaghfirullahaladzim, pantesan," ucap Alif dan menepuk jidatnya

"Kenapa lo?," Tanya Saka

"Gak apa-apa, gue cuma ada kelupaan aja," jawab Alif berbohong

"Lo sebenernya ada masalah apa Lif?," Tanya Rian

"Masalahnya Abi gue mau gue cepet nikah dan kalau enggak gue di jodohin,"

"Ajegileee Lif kaya cerita-cerita didalam novel aje," ucap Saka

"Trus kalo menurut gue, lo suka kan ke si pemberi tasbih itu?," Tanya Rian

"Ya enggaklah, masih semester 5 gitu.masih baperan, labil lagi,"

"Lo gak boleh ngomong gitu Lif, kalo semisal ntar lo suka sama tu perempuan. Jangan nyesel aja sih kalo dianya gak suka ke lo," ucap Saka tidak terima dengan kata-kata Alif

"Iya Lif bener kata Saka, lo gak seharusnya ngomong gitu. Harusnya lo bersyukur ada perempuan yang suka sama lo, bukan malah ngata-ngatain gitu," tambah Rian

"Maaf, habis gue risih dia itu gak tau apa salah gue ke dia, orangnya jutek suka buang muka waktu gue ajak ngomong," keluh Alif

"Tandanya lo suka sama dia,lo gak mau dia cuek ke lo. Ya wajarlah perempuan menjaga pandangannya ke yang bukan mukhrimnya lif. Lo nya aja yang gak sadar," ucap Saka memberi wejangan

"Dan masalahnya gue bakalan di jodohin sama sepupunya tu perempuan," jawab Alif

Dan hal itu membuat kedua temannya menatap bingung ke arah Alif.

"Dan jangan bilang lo suka sama si perempuan ini bukan sama yang di jodohin ke lo," ucap Saka akirnya

Dan hanya mendapat jitakan di kepalanya dari Alif

"Ya bukan, gue gak suka sama dia. Tapi childish anaknya,"  jawab Alif kemudian

Aisyah menjalani hari-hari seperti biasanya dan sudah sedikit melupakan kegundahan dihatinya karena sosok Alif

"Ais hari ini kamu ikut mas Alwi ke Jogja ya buat datang ke acara syukuran anak Mbak Rahma," ucap Mama

"Berdua aja ma? Mbak Lisa?," Tanya Aisyah kepada mamanya

"Mbak Lisa udah berangkat duluan sama Habibi," jawab mama dan hanya dibalas anggukan saja oleh Aisyah

Waktu menunjukan pukul 21.30 malam, Aisyah sejak tadi tidak bisa tidur. Ntah apa yang membuatnya gelisah sejak tadi. Banyak hal yang dia fikirkan, namun satu hal yang sulit ia lupakan. Ya itu adalah "ALIF" enatah mengapa sulit melupakan Alif.

Karena keisengannya Aisyah pun online di akun facebook, saat melihat berandannya langsung muncul status yang di buat oleh Alif

'Setiap sudut kota Jogja itu romantis'

Tulis Alif di akun facebooknya. Aisyah pun tersenyum membacanya dan tak sabar untuk segera berangkat ke kota gudeg itu.

Aisyah mulai masuk kedalam selimutnya untuk segera tidur.

Dan malam ini ada yang tersenyum dalam tidurnya~

Pria Al-Kahfi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang