Dua minggu kemudian, perkuliahan sudah hampir selesai untuk ujian akhir semester yang tengah dilakukan Aisyah.
"Ehem, yang makin mendekati hari H pernikahan makin semangat aja di hari terakhir UAS," ucap Farah menggoda Aisyah
"Apaan sih, kamu tuh yang bakalan liburan dan nyusul Devan ke Jakarta. Jangan lupa ya cepet kasih kabar baik buat aku sehabis pulang liburan kamu," jawab Aisyah sambil memegang perut Farah dan kemudian tertawa jahil
"Ih Ais, kamu ya kok jahil banget. Aku kesana kan cuma buat liburan sama nemenin mas Devan aja kok," jawab Farah "kalo untuk hal lainnya kita berdua gak nargetin kok, ya sedikasihnya aja," lanjut Farah lagi
"Hahaha iya deh iya, ya ampun rah, aku jadi pengen ketawa aja gitu kalo inget perjalanan kisah kamu sama Devan," ucap Aisyah menahan tawa
"Ih udah deh syah, kamu kok ngeselin sih. Mentang-mentang jadi tempat curhatnya mas Devan nih," gerutu Farah
"Ya habis Devan anaknya pendiem gitu ternyata diem-diem juga suka sama kamu, eh kebetulan kamunya juga suka," jawab Aisyah lagi
"Udah syah udah," jawab Farah sambil menahan malu
"Iya deh iya udah, siap buat uas terakhir?," Ucap Aisyah kemudian
"Iya dong siap, kamu kenapa senyum-senyum gitu? Gak sabar ya statusnya ganti jadi 'istri' setelah liburan nanti," ledek Farah
"Hahahaha, gak tau deh rasanya kaya mimpi aja gitu rah, tadinya cuma bisa aku pandang dari jauh mendoakan dalam diam eh tiba-tiba sekarang udah aja mau jadi suami aku orangnya," jawab Aisyah sambil mengingat masa-masanya mencintai Alif dalam diam dulu
"Ya udah sih sekarang kamu gak perlu mencintai mas Alif secara diam-diam. Toh orangnya udah bakalan jadi halalnya kamu," jawab Farah sambil menepuk bahu Aisyah pelan
"Alhamdulillah ya rah,aku bakalan nyusul kamu jadi seorang istri juga akhirnya," ucap Aisyah sambil memeluk sahabatnya itu
Sementara ditempat lain, Alif sedang mempersiapkan segala kebutuhan untuk pernikahannya yang akan berlangsung satu minggu lagi.
Meskipun acaranya hanya akad dimasjid di dekat rumah Alif yang berada di Depok, tapi entah mengapa membuat Alif begitu kerepotan menyiapkannya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Loh,kok pake cadar?"
"Mas, belum makhrom jadi belum boleh lihat wajah Ais"
"Astaghfirullahaladzim, kamu posesif banget ya sama diri kamu sendiri, alhamdulillah saya gak salah pilih"
"Alhamdulillah, kenapa harus video call mas? Kan nelfon biasa juga bisa?"
"Pengen aja biar sekalian bisa lihat kamunya, oh iya mas mau nanya, ini masih ada yang kamu butuhkan lagi atau tidak?"
"Ya Allah mas Alif, enggak mas udah cukup. Udah mas istirahat jangan capek-capek ya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, iya Ais makasih sudah perhatian"Itulah perbincangan singkat Aisyah dan alif melalui video call. Singkat tapi bermakna.
Alif tersenyum bahagia mendapat perhatian kecil dari Aisyah, pasalnya Aisyah seperti membuat jarak dengan Alif. Entah karena apa, entah karena Aisyah sudah hampir lelah mengharapkan Alif atau bahkan mungkin memang Aisyah sifatnya begitu.
"Astaghfirullahaladziim, sudahlah lif, mungkin memang Ais memiliki sifat jutek," ucap Alif pada dirinya sendiri
"Eh lif, lo kenapa ngomong sendirian?" Tanya Rendra sambil menepuk bahu sahabatnya itu
"Ah, lo Ren, gue gak kenapa-kenapa. Sepupu lo efeknya dahsyat banget ya Ren," jawab Alif sembari nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Ya sallam Lif, jadi lo daritadi ngehaluin Aisyah? Wah lo bener-bener ya, sabar Lif seminggu lagi Ais bakalan bisa lo pandangin sepuasnya Lif," ucap Rendra sambil tertawa geli melihat ekspresi Alif
"Elah, apaan sih lo Ren, gak jelas banget. Udah ah gue mau ke restoran, lo mau ikut apa tetep disini?," Tanya Alif kemudian
"Gue ikut lo aja deh Lif, kebetulan guee belum makan siang," jawab Rendra sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Alif
"Dasar lo ya Ren, tukang cari makan gratisan," jawab Alif kemudian jalan mendahului Rendra yang masih tersenyum jahil.
"Yaelah sama calon sepupu ipar lo gak boleh pelit Lif, inget gimana dulu lo bilang kalo Aisyah itu masih kecil," ledek Rendra lagi
"Elahhh lo gertaknya begitu ke gue, rese lo Ren," jawab Alif lagi
Dan Rendra pun hanya tertawa mendengar gerutuan dari Alif saat sudah dilam mobil.
Semua keluarga Aisyah saat ini sudah berkumpul di Depok dan tinggal lah Aisyah dan Dinda sepupunya yang dari jogja menemaninya di kediamannya di Bandung.
"Cieee yang bakalan nikah satu minggu lagi," ledek Dinda saat berdua dikamar Aisyah
"Dih apaan sih Din, ngeledek mulu," jawab Aisyah malu
"Ais, gimana rasanya dilamar sama cowo kaku kaya mas Alif?," Tanya Dinda usil
"Realistis aja sih, pria kaya mas Alif emang gak bisa basa basi, orangnya langsung to the point. Tapi itu tandanya kan mas Alif pria yang gak kebanyakan omong. Serangan mendadak langsung pada intinya," jawab Aisyah sambil sesekali mengingat waktu Alif melamarnya malam 1 bulan yang lalu
"Tuh mas Alif,dengerkan Ais muji kamu," ucap Dinda tiba-tiba pada layar hp nya
"Astaghfirullahaladziim, Dinda. Kamu ngapain?," Tanya Aisyah kebingungan
"Gak ngapa-ngapain,cuma lagi ngangkat telfon dari mas Alif," jawab Dinda sembari menghadapkan layar hp nya ke arah Aisyah yang ternyata Alif memang sedang melakukan Video Call dengan Dinda
"Oh jadi itu namanya serangan mendadak? Gimana jantungnya dapet serangan mendadak?," Seru sebuah suara di seberang sana yang tak lain adalah Rendra
"Hahaha, yang pasti berdegub kencang dong mas," jawab Dinda karena Aisyah sudah kepalang malu telah tertangkap basah sedang curhat tentang Alif
"Gak Alif gak Aisyah kok langsung kicep ya nih sekarang," ucap Rendra lagi
"Ren udah deh lo jangan godain Ais, bahaya ntar buat gue," ucap Alif dengan suara kecil tapi masih dapat di dengar oleh Dinda dan Aisyah
"Bahaya buat malam pertamanya ya mas Alif?,"celetuk Dinda kemudian
Sementara Aisyah sudah blushing dan tak bisa menyembunyikan wajah malunya.
"Hahaha iya Din bener banget tuh, Alif takut nih sepertinya," jawab Rendra tertawa
"Ihhhh kalian bahas apaan sih," jawab Aisyah kemudian
"udah dulu ya mas Ren dah assalamualaikum," lanjut Aisyah dan mematikan sambungan video call tersebut
Alif tidak menyia-nyiakan hal itu untuk melihat wajah Aisyah walau hanya sebentar. Karena di akhir itu Aisyah sedikit memberikan senyum kepada Alif, dan Alif menikmati hal tersebut.
Hai pria kaku, yang setiap mau duduk minta maaf dahulu, hai pria kaku tingkah mu mungkin sedikit membuat banyak orang melihatnya ambigu tapi tidak buat ku. Kamu pria kaku yang mampu membuat hari ku tak menentu dan hari ku selalu di penuhi dengan rasa rindu akan dirimu. Hai pria kaku, terimakasih telah menerima segala kekurangan ku dan terimakasih telah memilih ku sebagai tempat berpulang mu. Kamu pria kaku yang selalu membuat ku gelisah tak menentu kini telah hadir nyata dalam hidup ku :)
Almeera,2018
Alif tersenyum sumringah membaca tulisan di blog pribadi Aisyah yang ditujukan untuk dirinya.
"Dasar gadis nakal, lihat saja nanti apa yang akan diperbuat oleh pria kaku ini," ucap Alif pada dirinya sendiri sambil tersenyum membayangkan ekspresi wajah Aisyah yang tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Al-Kahfi (TAMAT)
Spiritual(Follow dulu sebelum membaca, beberapa part di private) "Aisyah, Bidadari dunia memang tidak bersayap, namun dia pasti berhijab :) Iya, kamu adalah bidadari dunia ku dan semoga kelak menjadi bidadari syurga ku. Inshaallah kamu dan aku sehidup dan se...