Rahasia Alif (before fall in love, Extra Part End)

2K 116 1
                                    

Beberapa tahun yang lalu, setelah pertemuan Alif dan Aisyah di alun-alun yogyakarta Alif benar-benar bingung dengan prasaannya sendiri sampai suatu waktu tidak sengaja melihat Aisyah beberapa kali bertemu dengan pria yang membuat Alif bertanya-tanya siapa pria yang tiap kali bersama Aisyah. Pasalnya tidak hanya sekali, dua kali Alif melihatnya dan dengan pria yang berbeda pula tanpa disadari oleh Alif dia pun merasa jengkel ketika melihat Aisyah bersama pria lain tapi Alif tidak mengerti mengapa bisa seperti itu dan puncaknya disinilah saat sedang berjalan-jalan dan mampir disebuah angkringan Alif tidak sengaja melihat Aisyah dan pria lagi tanpa sadar itu mengundang pertanyaan Zidan temannya saat ini yang sedang melihat arah mata Alif tertuju kemana.

"Katanya gak suka, ngapain lu perhatiin sebegitunya?," Tanya Zidan salah satu teman Alif yang sedang memperhatikanAlif menatap Aisyah dari kejauhan

"Hmm, enggak sih gue heran aja kenapa gue gak bisa buat mengabaikan dia padahal gue benci banget sama dia," jawab Alif dan heran pada dirinya sendiri

"Lu gak sadar sama prasaan lu sendiri apa gimana lif? Lu tu sebenernya suka sama dia cuma gengsi lu tuh ketinggian," jawab Zidan sambil sesekali meminum kopi yang dihidangkan untuknya

"Elah gak mungkinlah, tapi gue beberapa kali suka jengkel juga kalau lihat Aisyah berduaan sama cowo lain. Bikin gue bingung sendiri juga," jawab Alif lagi

Zidan yang mendengarnya hanya tersenyum jenaka saja, hidup ini begitu adil bukan? Ketika seseorang begitu pintar dalam hal akademik dia pun begitu bodoh dalam hal prasaannya sendiri. Itulah yang bisa Zidan simpulkan untuk Alif.

"Menurut lu, kenapa lu bisa kaya gitu ke Aisyah?," Tanya Zidan tiba-tiba

"Yang gue tau dia suka nya ke gue, jadi kalo dia suka ke cowo lain itu gak mungkin. Mau siapapun yang ngedeketin dia,siapa pun yang lagi sama dia tetep aja gue pemenang yang ada dihati dia dari dulu,sekarang dan seterusnya," jawab Alif mantap

"Bahasa lu ketinggian, gak selamanya Aisyah bakalan nunggu lu yang notabenenya bego, sama prasaan sendiri aja gak paham. Aisyah juga punya hati kali Lif, bukan lu doang yang bisa acuh gitu, lama-lama dia juga bisa gak fokus lagi ke lu dan memilih buat berhenti jatuh cinta ke lu kemudian menerima pria lain," jelas Zidan panjang lebar

"Itu gak bakalan terjadi!," jawab Alif sedikit gusar

"Lah, kenapa enggak? Lu aja gengsi ngakuin prasaan lu yang jelas-jelas yang gue liat dari sikap lu ini, lu menunjukan ketertarikan juga ke Aisyah. Lu gak boleh egois gitu Lif. Lu mesti tegesin sama diri lu sendiri, jangan iya bilang enggak, enggak bilang iya.Lu harus punya pendirianlah," jawab Zidan lagi sedikit kesal dengan sikap bebal Alif

"Ah apa kata anak-anak ntar kalo gue demen sama dia, gue ogah deh dia sering banget nulis sajak dan puisi di blognya buat gue. Geli gue bacanya dan lagi menarik asumsi publik buat jadi menerka-nerka siapa yang dia maksud dalam tulisannya," ucap Alif lagi sembari sesekali menatap jengah ke arah Aisyah yang sedang berbicara seru dengan seorang pria

"Gak bakalan nyaman hidup dalam kegengsian, keburu Aisyah jauh terus diambil orang lain dan disaat itu lu baru sadar prasaan apa yang lu punya ke Aisyah, nurutin omangan orang mah gak bakalan selesai yang ada lu nyesel udah sia-siain waktu buat jujur sama prasaan lu gitu aja," jelas Zidan lagi

"Tau deh pusing gue sama diri gue sendiri, lagian ngapain sih asyik bener tuh ngobrol bedua daritadi?," Ucap Alif sekenanya sembari menatap kesal lagi-lagi kearah Aisyah

"Coba gue tanya ke lu, akhir-akhir ini Aisyah kalau ketemu lu gimana? Masih tetep curi-curi pandang atau salah tingkah gitu?," Tanya Zidan memancing Alif yang masih fokus ke arah Aisyah

"Hmmm, 2 hari yang lalu gue ketemu dia tapi dia biasa aja dan gak sama sekali natap kearah gue," jawab Alif

"Dia hebat banget caranya nyembunyiin prasaannya yang sebenernya ke lu itu gimana, tapi bukan gak mungkin itu berarti dia bisa aja udah bosen nungguin dan suka sama lu Lif," jawab Zidan

"Eh ya gak bisa gitu dong, Aisyah harus tetep suka sama gue mana boleh dia suka sama orang lain," jawab Alif tanpa sadar

Sudah beberapa menit Alif merasa tak ada lagi jawaban dari Zidan dan itu tak membuat Alif heran, mungkin Zidan sudah lelah mengajaknya bicara pikir Alif.

"Tapi gak semua orang itu bakalan suka buat nunggu kalo kelamaan. Manusia itu punya rasa bosan, apa lagi saya mas. Gak selamanya prasaan saya itu buat mas terus-terusan, mas juga gak bisa se egois itu. Mas pikir jatuh hati sendirian bertahun-tahun itu mudah? Mas pikir saya gak punya rasa lelah. Kalau pun mas tahu sajak dan segala puisi yang saya buat itu untuk mas seenggaknya mas harus berbangga bisa jadi sumber inspirasi di hidup orang lain karena mas gak bakalan tau seberapa dahsyatnya mas bagi kehidupan seseorang, selagi kata-kata dalam sajak dan puisi yang saya buat tidak mengarah ke hal-hal yang memburukkan mas kenapa mas harus sebenci itu sama saya? Benar-benar saya baru tahu kalau mas Alif itu seegois ini, mulai sekarang saya tidak menyukai mas Alif lagi," ucap Aisyah panjang ketika dia mendengarkan perbincangan Alif dan Zidan saat tidak sengaja akan ke toilet dan melihat ada Alif dan Zidan yang sedang berada ditempat yang sama juga awalnya Aisyah ingin menyapa Alif dan Zidan namun di urungkannya saat mendengar ucapan Alif

Saat perjalanan menuju toilet Aisyah tak sengaja mencuri dengar pembicataan mereka hingga akhirnya dengan penuh keberanian Aisyah menyampaikan apa saja yang dia pendam selama ini.

Alif yang mendengar ucapaan dari Aisyah hanya bisa diam sembari mencerna kata-kata Aisyah tanpa sadar Alif kesal pada dirinya sendiri. Benar kata Zidan Alif tidak tegas pada dirinya sendiri untuk menentukan prasaannya kepada Aisyah.

Saat Alif akan berbicara, Aisyah sudah jauh pergi lari meninggalkan angkringan tempat mereka tak sengaja bertemu tadi.

Mas, mencintaimu memang mudah. Melupakan mu yang sulit ku lakukan.
Mas, jika semua sajak-sajak dan puisi yang ku buat membuat mu resah. Maaf, itu semua diluar konteks yang ku harapkan. Bagiku jika aku tak bisa bersamamu setidaknya biarkan bayang-bayang indah mu tetap hidup dalam segala tulisan sajak-sajak ku. Mas, aku tahu belum begitu jauh mengenalmu maka maaf jika ekspetasi ku akan dirimu dalam setiap tulisan-tulisan ku terlalu ku bumbungkan tinggi hingga membuat mu merasa risih. Mas, maaf hanya itulah yang mampu ku tuliskan untuk menghibur diriku yang tak mampu menggapaimu :')

-Ais

Hollaaaa aku kembali nih dengan extra part end prasaan Alif sebelumnya yang membuatnya jengkel kepada Aisyah. Aku update karena pada banyak minta cerita singkat sebelum akhirnya bersama selamanya Alif dan Aisyah. Jangan lupa vote and comment yaaakkkkkk :*

Pria Al-Kahfi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang