5. Stalker

277 35 10
                                    

Aku bersandar pada meja yang ada di depanku lalu menghela nafas panjang. Yerim juga ikut melakukan hal yang sama didepanku. Aku benar-benar lelah. Aku yakin mataku kini telah dihiasi dengan bulatan indah disekitarnya. Kulihat Yerim juga begitu.

"Akhirnya tugas kita selesai." Ujar Yerim lemah dengan tangan di angkat ke atas.

"Yeay..." aku ingin bersorak tetapi hanya suara lemah yang muncul.

Hhh.. tadi malam setelah mencoba menghindar dari kakak, aku tertidur. Kemudian, suara ponsel yang berisik membangunkanku pada tengah malam. Aku melihat sudah ada 168 panggilan tak terjawab. Orang gila macam apa yang melakukan ini! Tiba-tiba aku merasa merinding. Aku memblokir nomor itu lalu meletakkan ponselku pada sisi kananku. Tak lama kemudian, ponselku kembali berdering. Aku menggeram kesal lalu meraih kasar ponselku. Saat kulihat siapa yang memanggil, aku segera menjawabnya. Itu Yerim. Huft... aku bersyukur Yerim menanyakan tugas dari Dosen Song, waktu itu. Jika tidak? Tamat riwayatku! Dosen Song terkenal dengan dirinya yang suka mengurangi nilai mahasiswanya. Menyeramkan! Aku tidak ingin nilaiku hancur!

"Yerim.." Panggilku. Gadis itu sepertinya sudah setengah tertidur.

"Hmmm.." jawabnya tanpa membuka matanya.

"Sepertinya kita sudah terlambat.." ujarku lagi seperti orang ingin mati. Yerim mengangkat tangannya lalu menatap arloji yang tersemat di tangannya.

"Astaga!" Yerim bangkit dari duduknya. Ia segera membereskan barang barangnya yang berserakan di atas meja perpustakaan. Sama dengannya aku juga ikut membereskan barang-barangku dan berlari menuju kelas. Hhhh...kapan penderitaan ini segera berakhir.

***

"Yeay!!! Akhirnya...!! Usaha kita tidak sia-sia, Yerim!" Teriakku setelah kelas dengan Dosen Song berakhir. Yerim segera menghampiriku dengan senang dan kami berpelukan sambil melompat- lompat. Ternyata usaha memang membuahkan hasil. Aku mendapatkan nilai sempurna bersama Yerim! Dan nilai kamilah yang terbaik dari satu kelas! Ah, aku sangat senang!

"Kyuhee!" Sorakanku bersama Yerim terhenti saat seseorang memanggilku. Dia So Hyun, si pintar dari kelasku. Tumben sekali ia ingin berbicara denganku. Ia datang menghampiri kami. Lalu menyerahkan sepucuk surat. Aku hanya menatap surat yang ada di tangannya.

"Ini, untukmu. Aku-"
"Kau menemukannya di mejamu saat di perpusatakaan, kan?" Potongku dengan tebakan. So Hyun yang tenang, terlihat sedikit terkejut dengan tebakanku.

"Benar." Jawabnya singkat.

"Terima kasih." Ucapku sambil tersenyum padanya. Ia tersenyum kembali dan meninggalkan kelas. Wah, berhadapan dengan orang pintar itu memang beda ya? Seperti takut melakukan hal bodoh di depannya. Aku menatap surat itu kembali.

"Surat lagi? Kurasa orang ini benar-benar menyukaimu, Kyuhee." Ujar Yerim merangkulku. Aku hanya diam. Ini sudah seminggu semenjak surat ini datang padaku. Dan surat yang diberikan oleh So Hyun ini bukan yang kedua kalinya. Ia selalu memberikan surat pada teman-teman sekelasku yang pergi mengunjungi perpustakaan. Tipikal sekali. Aku hanya memasukan surat itu kedalam ranselku. Aku tidak berniat membacanya. Isinya hanya kata-kata puitis yang sungguh orang sepertiku ini tidak akan pernah mengerti.

"Oi!" Lamunanku berhenti saat Silla dan Yoobi muncul dengan memukul pelan kepalaku. Sungguh cara menyapa yang unik, teman!

"Ada apa? Ku dengar kau sedang membicarakan surat dari penggemar rahasia?" Tanya Yoobi. Aku ingin membantahnya tapi percuma saja. Kedua sahabatku yang ganas ini sudah membongkar isi ranselku dan malah membuka surat yang dengan sengaja tidak aku buka.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang