26. Failed

177 27 0
                                    

"Aku baru tau Chanyeol memiliki rumah sebesar itu." Ujar Silla yang mengikutiku dari belakang. Aku tetap fokus memilih t-shirt yang berjejer rapi di kedua sisiku lalu berbalik. Aku pergi bersama Silla setelah mengunjungi Chanyeol. Aku tidak tahan berlama-lama disana. Sehun selalu menggodaku. Sedangkan Chanyeol, pria itu justru lebih menempel padaku di hadapan Sehun. Dasar tidak tau malu!

"Aku juga. Aku bahkan pernah mengatakan ia tak memiliki rumah." Ujarku histeris. Silla menatapku lama. Pandangannya terfokus pada bibirku.

"Apa yang sedang kau lakukan, bodoh? Jangan membuatku terlihat seperti penganut LGBT karenamu!" Aku mendorong wajah Silla menjauh. Melihatnya seperti membuatku merinding.

"Bibirmu terlihat membengkak." Ujarnya setelah lama menatap bibirku. Aku menatapnya bingung lalu menyentuh bibirku. Memang benar terasa sedikit bengkak.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku lagi masih tidak mengerti. Aku membuka kamera ponselku lalu menatap bibirku kembali. Tidak terlalu bengkak, dan kurasa dilihat begitu saja tidak akan terlihat bahwa bibirku bengkak. Mata Silla selalu jeli terhadap sesuatu yang seperti ini.

"Itu ulah Chanyeol, kan? Aku tak pernah menyangka kalian bisa masuk ke tahap hubungan seperti ini." Silla menunjukkan ekspresi terkejutnya padaku. Entah kenapa perkataanya itu membuatku malu. Aku diam tak mempedulikannya lalu kembali menatap baju-baju ini.

"Kalian tak lupa pakai pengaman, kan?" Bisikkan Silla yang tiba-tiba muncul di sampingku, membuatku terkejut. Aku melayangkan pukulan cukup keras pada kepalanya.

"Dasar gila! Hentikan pikiran kotormu!" Aku menjauh dari Silla lalu menatap baju-baju itu dengan malas. Tak ada yang sesuai dengan apa yang kucari. Padahal aku sangat ingin pakaian yang ada di ponselku itu.

"Kyuhee!" Seseorang memanggilku dari belakang. Aku menoleh dan kulihat Kang Daniel bersama temannya datang menghampiriku. Ia tersenyum sambil menunjukkan gigi kelincinya. Ia terlihat manis dengan senyuman kelincinya.

"Kita bertemu lagi. Sudah lama aku mencarimu."

"Ada perlu apa mencariku?" Tanyaku langsung.

"Kurasa, aku merindukanmu." Ujarnya sambil terkekeh. Aku memutar bola mataku lalu kembali pada aktivitasku.

"Kyuhee, kemari! Sepertinya aku menemukannya!" Silla terdengar histeris dari sisi kananku. Aku segera menghampirinya lalu melihat benda yang ditemukannya. Aku menatap benda itu dengan kecewa.

"Bukan yang ini. Aku tidak suka dengan bentuk lehernya." Ujarku tidak semangat.

"Sama saja. Ambil saja ini." Ujar Silla. Aku menggelengkan kepalaku lalu pergi.

"Kau sedang mencari apa?" Tanya Daniel. Aku mengaktifkan layar ponselku lalu menyodorkannya pada Daniel.

"Kurasa yang seperti ini belum dipasarkan di Korea. Aku baru menemukannya di LA saja." Ujar Daniel.

"Benarkah? Dari mana kau tau?"

"Aku baru kesini beberapa hari yang lalu dan kau lupa aku pernah tinggal di LA?" Aku menghela nafasku lemas. Padahal aku sangat ingin baju itu. Jika aku meminta itu pada ayah, harganya pasti sangat mahal. Aku tidak mau menyusahkannya.

"Bagaimana jika kau mencari yang sedikit mirip saja?" Tanya Daniel. Aku mengangguk padanya. Kurasa memilih yang sedikit mirip sudah cukup. Aku berjalan lagi mengitari toko tersebut dan hasilnya nihil. Aku sudah memilih beberapa t-shirt dan hoodie di tanganku. Tapi rasanya tidak cukup bila belum menemukan benda seperti itu.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang