28. More Trouble

207 27 0
                                    

Setelah melihat Sehun yang dengan gilanya membawa mobil menggunakan kecepatan tinggi, semuanya berkumpul. Mereka, terutama para pria bahkan Mingyu ikut serta mengerahkan masing-masing suruhan mereka untuk mencari Sehun. Tidak ada satupun dari mereka yang berada di sini yang mampu mengejarnya. Semua mengkhawatirkan pria Oh itu.

"Dimana, Sehun?" Silla muncul sambil berlari menghampiri kami. Keringatnya bercucuran. Kurasa ia sudah mencari Sehun sedari tadi. Suho ikut menyusul di belakangnya.

"Ia pergi begitu saja. Aku tidak bisa menahan dan mengejarnya, ia menggunakan kecepatan tinggi." Jawab Chanyeol. Silla terlihat shock dengan apa yang dikatakan oleh Chanyeol. Kai dan Mingyu mencoba menenangkan Silla dengan usaha mereka yang sedang memerintahkan masing-masing orang suruhan mereka mencari Sehun. Aku mendekati Silla.

"Tenanglah Silla, aku yakin Sehun akan baik-baik saja." Ujarku sambil mengusap punggungnya. Kuharap dengan begini ia akan tenang. Tapi justru sebaliknya, ia tidak tenang.

"Bagaimana aku bisa tenang, dengan bodohnya aku meninggalkannya yang jelas sangat membutuhkanku sekarang." Silla terlihat frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Sehun?" Silla mulai menangis. Suho yang berada di dekatnya saat itu mencoba menenangkannya. Suho memeluk Silla dan mengatakan semua akan baik baik saja.

Aku sangat bingung bila berada di situasi yang seperti ini. Aku tak bisa melihat sahabatku bersedih seperti itu tapi disisi lain aku sangat buruk dalam menenangkan orang. Aku tidak bisa menenangkannya, ia justru semakin cemas oleh perkataanku. Yang dapat kulakukan saat ini hanya diam dan mengelus punggungnya. Aku seperti orang yang tidak berguna.

"Kau tenggelam lagi oleh pikiranmu." Chanyeol membuyarkan lamunanku. Aku tersadar dan menatapnya dengan tatapan ling-lung. Ia melirikku sebentar lalu mengusap kepalaku pelan. Aku kembali bersandar pada kursi mobil.

"Tenang saja, semua akan baik-baik saja. Sehun akan kembali dalam keadaan selamat." Ujarnya. Entah kenapa aku tidak percaya dengan kalimat "akan baik-baik saja" dari semua orang. Padahal sebelumnya aku sudah mengatakan hal yang sama pada Silla. Sudah jelas hal ini tidak baik-baik saja. Sehun yang selalu kulihat tenang itu kini menghilang hingga sekarang, hanya karena seorang gadis ular seperti Irene. Aku mengepalkan salah satu tanganku. Ingin rasanya aku merobek wajah cantik milik gadis itu.

"Sayang? Kau kenapa?" Chanyeol kembali melirikku lalu menatap ke jalan kembali.

"Aku ingin sekali membunuh Irene itu." Ujarku setengah berbisik.

"Bukan, kau saja. Bahkan kami semua ingin melakukannya." Jawab Chanyeol. Aku menatap Chanyeol tak percaya.

"Benarkah? Kalau begitu ayo datangi dia! Tanganku sudah terasa gatal ingin menghancurkan wajah cantiknya." Ujarku pada Chanyeol. Chanyeol kembali terkekeh.

"Apa yang lucu?" Aku mengerutkan keningku pada Chanyeol. Pria itu menggeleng.

"Jika kau melakukan hal seperti itu, maka tidak ada bedanya kita dengannya. Ia pasti akan dapat balasannya sendiri." Chanyeol mulai terdengar seperti berceramah padaku. Aku mendecih lalu mengerucutkan mulutku. Chanyeol kembali terkekeh. Aku diam sambil menatap jalanan. Perutku terasa lapar. Yah, ini memang sudah saatnya jam makan malam.

"Chanyeol, aku lapar. Aku ingin tteokpoki dan eommuk." Ujarku pada Chanyeol.

"Baiklah, ayo kita beli." Chanyeol menurunkan kecepatan pada mobilnya sambil sekali-sekali menatap ke tepi jalan dimana biasanya pedagang kaki lima menjual makanan yang kuinginkan. Butuh sedikit waktu hingga Chanyeol menemukannya dan akhirnya menepikan mobilnya. Aku segera turun saat Chanyeol baru saja mematikan mesin mobilnya.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang