1. Dobi

1.3K 61 14
                                    

Aku menatap arloji yang ada di tanganku untuk kesekian kalinya. Aku menghela nafas kasar sambil menyandarkan kepalaku kebelakang.

Drttt drrtt

Aku meraih ponselku lalu menggeser icon berwarna hijau pada layarnya.

"Kak, apa kau sungguh akan menjemputku?" Ucapku kesal tanpa mengijinkan orang yang berada di seberang untuk berbicara.

"Maaf, Kyuhee. Sepertinya kali ini aku tidak bisa pulang bersamamu lagi." Aku menghela nafas lagi dengan kasar.

"Kak.. seharusnya kau membiarkan aku pulang dengan Silla. Menunggumu seperti ini akan membuat umurku berkurang 10 tahun. Dan sekarang kau malah seenaknya membatalkan janji." Orang yang berada di seberang itu terdiam. Seharusnya ia memberi tanggapan bukan diam. Diam hanya akan membuatku bertambah kesal.

"Apa kau tidak ingin mengatakan apapun lagi?" Tanyaku lagi memastikan.

"Maaf, Kyuhee. Lain kali aku benar-benar menuruti janjiku. Sekarang kau jangan pulang sendiri. Pulanglah dengan Chanyeol." Suaranya terdengar sangat merasa bersalah. Ugh, sial! Kenapa kekesalan ku langsung hilang begitu mudah? Bahkan aku merasa bersalah padanya.

"Hhh..yasudah. Aku akan pulang dengan Chanyeol." Jawabku menyerah.

"Baiklah. Hati-hati, segera mandi lalu makan setelah sampai dirumah. Jangan lupa menyikat gigi dan membasuh wajah sebelum tidur." Kenapa pria itu cerewet sekali!?

"Ya, ya baiklah, ibu." Ujarku terkekeh.

"Baiklah, sampai nanti adikku sayang." Mendengar kata-kata terakhir membuatku memutar mataku keatas. Menggelikan. Sampai kapan ia akan bersikap seperti sister complex.

Aku memperhatikan layar ponselku kembali. Mencari nama kontak bernama 'dobi' lalu menghubunginya. Terdengar nada sambung yang begitu panjang. Perasaanku mulai cemas. Sepertinya orang ini tidak akan menjawab panggilanku. Lalu bagaimana aku pulang???! Hari sudah mulai gelap, dan tidak ada satupun taksi yang terlihat. Kartu bisku juga tertinggal di rumah. Tamatlah riwayatku.

Aku terus mencoba menghubungi orang itu hingga akhirnya panggilanku di jawab.

"Eh, Kyuhee? Ada apa?" Tanyanya. Dari sana aku bisa mendengar banyak orang sedang berkumpul bersamanya, sepertinya orang itu sedang pergi minum dengan teman-temannya.

"Hmm, apa kau sibuk?" Tanyaku terlihat canggung. Hey, ada apa denganku? Kenapa aku mulai canggung padanya?

"......tidak" jawabnya membutuhkan sedikit jeda.

"Sungguh? Sepertinya kau sedang pergi minum dengan teman-temanmu." Jawabku lagi. Kenapa kau Kyuhee?!?! Langsung saja!! Liat sekitarmu sudah sepi dan gelap!!!

"Kau sekarang ada dimana?" Aku mengernyitkan keningku. Kenapa dia malah menanyakan keberadaanku? Ah, sudahlah yang penting dia tahu maksudku. Sepertinya kakak yang memberitahunya.

"Aku di halte." Jawabku singkat.

"Baiklah, tunggu aku disana. Jika ada orang aneh, tendang asetnya." Aku kembali memutar bola mataku. Saran yang benar-benar berguna, Park Chanyeol.

"Terserah, Park Chanyeol." Ucapku malas.

"Hey, mau sampai kapan kau akan memanggilku dengan nama? Panggil aku oppa , aku lebih tua darimu." Protesnya.

"Lupakan mimpi indahmu itu, Park Chanyeol." Aku sengaja menekankan pada namanya agar dia mengerti aku tidak nyaman memanggilnya dengan embel-embel seperti itu.

"Baiklah, sayang. Tunggu aku." Ia kembali terkekeh dan mengakhiri panggilan. Aku merinding untuk kedua kalinya. Sampai kapan ia terus bertingkah menggelikan padaku?

Hhh... tidak kakak, tidak dia. Semuanya sama. Dua orang yang menggelikan. Wajar saja mereka bisa dekat selama ini.

Tak butuh waktu yang lama, sebuah mobil SUV yang kukenal sudah muncul di hadapanku.

Tak butuh waktu yang lama, sebuah mobil SUV yang kukenal sudah muncul di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chanyeol keluar dari mobilnya dan menghampiriku.

"Menunggu lama, Tuan putri?" Tanyanya lagi. Aku menatapnya flat. Terserah, Park Chanyeol. Aku terlalu lelah untuk menanggapi sikap cheesy mu padaku.

"Ayo, pergi." Ucapku tidak mempedulikan Chanyeol. Pria itu hanya tersenyum dan ikut masuk ke dalam mobil.

***

"Hey, apa Minho tidak memberitahumu kapan ia pulang?" Aku mendecih kesal lalu menatap si dobi, Chanyeol. Ini sudah kesekian kalinya ia bertanya padaku.

"Aku sudah menjawabnya tadi." Jawabku tanpa memandangnya dan tetap fokus pada tayangan yang ada di hadapanku. Ia kembali diam. Akhirnya aku bisa menonton film kesukaanku dengan tenang.

"BUKANKAH ITU 'SUICIDE SQUAD'? WOW, AKU SANGAT SUKA MELIHAT HARLEY DI SANA!"

"YAA!!" Aku berteriak ke arahnya. Chanyeol membeku seketika. Ia keliatan kebingungan dengan reaksiku.

Aku meraih laptopku dan membawanya ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meraih laptopku dan membawanya ke kamar. Oh, aku juga membanting pintu dengan keras. Jangan salahkan aku! Salahkan si dobi sialan itu yang tiba-tiba berteriak heboh di sampingku.


***
YEAYYY!!!!
Ada cerita baru nih!
Eaaa, kali ini make cast Chanyeol si dobi unyu ea eaa
Lagi ngefeel buat cerita ama Chanyeol sih ya wkwk
Jangan lupa vommentnya uhuy
Salam hangat dari istri chanhun💕💕💕

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang