16. First Kiss

195 25 1
                                    

Aku menatap Chanyeol kembali. Pria itu masih menjepit kedua tiket pada bibirnya.

"Aku tak mau menyentuh tiket itu. Kau saja yang berikan pada nona-nona pejaga tiket." Aku merebut popcorn berwadah besar itu darinya dan pergi menuju ruang gelap dengan layar lebar itu. Chanyeol melepaskan jepitan tiket yang di mulutnya lalu menyusulku.

"Tadi, ada apa?" Tanya Chanyeol padaku saat sampai di tempat antrian.

"Kau tidak dengar? Ia menjatuhkan ponselku." Jawabku lalu menatapnya saat nona yang menjaga tiket menyodorkan tangannya. Pria itu langsung menyerahkan tiket kotor itu. Aku memandang jijik. Untungnya nona itu tidak mengetahui bahwa tiket itu sudah terkena air liur Chanyeol.

"Dia tersenyum padamu. Aku tidak suka melihatnya." Umpat Chanyeol padaku. Aku memutar bola mataku malas. Sampai di dalam ruangan itu, tak butuh lama aku dan Chanyeol menemukan tempat duduk kami.

"Aku haus. Minta cola itu." Chanyeol menyerahkan segelas minuman soda yang ada di tangannya. Aku menatap heran pada gelas tersebut.

"Kenapa sedotannya ada dua?" Chanyeol menunjukkan cengiran.

"Karena kita minum seperti ini." Chanyeol mengarahkan satu sedotan ke arahku lalu ke arahnya pada yang sedotan yang lain.

"Tidak jadi. Kau saja yang minum." Aku menyerahkan kembali soda itu pada Chanyeol. Pria itu menekukkan bibirnya.

"Tidak, untukmu saja. Aku tidak minum." Ujar Chanyeol kembali menyerahkan minuman itu padaku. Aku menatapnya heran. Apa benar pria ini sudah berkepala dua? Aku menggelengkan kepalaku tak percaya dan berfokus pada film yang sudah dimulai. Beberapa orang masih ada yang berjalan menuju tempat duduk masing-masing membuat bayangan-bayangan gelap pada layar di depan.

"Oh, nona yang tadi!" Sebuah suara muncul dari belakangku. Saat aku hendak menoleh asal suara itu sudah lebih dulu memajukan wajahnya di antara aku dan Chanyeol. Aku menjauhkan wajahku lalu menatap heran. Aku sedikit sulit mengenali siapa orang ini karena ruangan yang remang-remang.

"Ini, aku! Orang yang menabrakmu tadi, ingat?" Tanyanya semangat. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman kaku. Sementara Chanyeol? Pria itu terlihat tidak senang dengan orang asing ini. Ia meraih bahuku lalu mendekatkanku padanya.

"Berhenti membuat keributan, Kang Daniel! Kau mengganggu yang lain!" Ujar seseorang yang berada di sampingnya. Aku menatap asal suara itu dan membulatkan mataku saat yang kulihat itu Seulgi. Sama denganku Seulgi juga terkejut melihatku. Aku menunjukkan seulas senyuman lalu menunduk pada Seulgi. Gadis sipit itu mengangguk pelan padaku. Wow, Seulgi bersama pria lain! Apa ia sudah menyerah pada Chanyeol? Cepat sekali. Aku kembali fokus pada tayangan yang ada di depanku kembali.

Disaat semua seorang menjerit ketakuan saat melihat adegan mengejutkan dari si hantu, Aku justru tertawa. Chanyeol yang berada di sampingku menatapku keheranan. Aku tidak mengerti kenapa ia menunjukkan reaksi yang seperti itu. Padahal adegan itu lucu sekali disaat sang hantu muncul lalu menyerang sang pemeran utama. Aku meraih popcorn yang ada di antara aku dan Chanyeol lalu mengunyahnya. Aku melirik ke arah pria itu. Ia berhenti memakan makanan yang terbuat dari jagung ini sejak tadi. Aku menyerahkan minuman soda yang masih ada padaku.

"Ini, minum. Kau tidak minum sedari tadi. Aku yakin tenggorokanmu sangat kering sekarang." Chanyeol menatapku tak percaya.

"Bukankah kau tidak mau berbagi minuman denganku?" Tanyanya terlihat ragu.

"Minum saja. Lagi pula masih ada sedotan yang lain." Chanyeol akhirnya menerima minuman soda itu lalu meminumnya.

"Habiskan saja." Lanjutku lagi. Ia benar-benar menurutiku dengan menghabiskan seluruhnya. Aku tersenyum melihatnya yang terlihat seperti anak kecil yang tanpa sadar membuatku mengeluskan tanganku pada puncak kepalanya. Ia terkejut dengan tindakanku lalu tersenyum senang. Ia mendekat padaku lalu menyandarkan kepalanya pada kepalaku.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang