22. D-day

175 26 0
                                    

Berbagai macam makanan ringan berserakan di hadapanku. Aku menatap pada semua makanan itu lalu ke pelakunya. Silla duduk dengan menghela nafas. Ia terlihat lelah dan terbebani oleh pikiran.

"Sekarang apa lagi?" Tanyaku sambil bersandar malas. Silla menatapku lalu menghela nafas lagi. Aku meraih salah satu bungkusan keripik kentang lalu membukanya tanpa izin terlebih dahulu.

"Aku tidak mengerti dengan Suho. Padahal aku sudah menjelaskan semuanya. Detail. Tapi kenapa ia masih tak percaya padaku?" Silla mengusap wajahnya kasar. Aku menaikkan salah satu alisku.

"Kenapa?" Tanyaku lagi sambil meraih bubble drink coklat yang kubeli sebelum Silla datang.

"Entahlah. Ia bilang aku hanya mencari alasan." Aku menatap Silla lalu mengelus bahunya. Ada apa dengan Suho itu? Bersyukur Silla bisa menjelaskan semua padanya tanpa kesulitan tapi kenapa ia masih tak percaya? Dasar sampiseu!Sepertinya harus ada yang menengahi mereka jika tidak ingin semakin rumit.

"Bagaimana denganmu?" Celetuk Silla sambil menatapku serius.

"Apa?" Tanyaku sambil memainkan ponsel. Silla memutar matanya malas.

"Kau ingin mencoba menjelaskan lagi?" Aku mengalihkan tatapanku ke Silla lalu mengangkat bahuku tidak peduli. Benar, aku tidak peduli lagi. Terserah dengan apa yang terjadi. Cukup dengan hari itu aku bertingkah bodoh dihadapan mereka. Sial, mengingatnya membuat suasana hatiku kembali memburuk.

"Ayo, coba lagi." Aku membulatkan mataku pada Silla yang dengan gampangnya menyuruhku untuk mencoba lagi. Gadis itu tetap terlihat biasa saja.

"Kau gila? Tidak akan. Aku yakin kau sudah melihatnya kemarin. Aku sudah terlambat." Aku mendengus kesal ke arahnya.

"Kau belum terlambat. Ayo coba bicara dengannya lagi." Aku menatap Silla tajam. Belum terlambat apanya? Padahal sudah jelas ia juga melihatnya saat itu. Chanyeol.. Argh sudahlah.

"Kenapa kau yakin sekali? Memangnya kau tau dari mana?" Pertanyaanku sukses membuat Silla terdiam. Lihat, ia bahkan terdiam. Hh.. bagaimana bisa ia menyuruhku mencoba lagi? Memangnya menjelaskan sesuatu itu gampang? Tidak, bagiku. Aku sangat sulit dalam hal menjelaskan. Aku hanya bisa bertindak dari pada berbicara. Mudah bagi Silla mengatakan itu karena ia gampang untuk mengutarakan isi hatinya. Berbanding terbalik denganku.

"Aku ingin ke toilet." Ujarku sambil berdiri dari tempat duduk. Silla mengangguk padaku. Aku melangkahkan kakiku ke arah toilet tapi tidak kesana. Ke toilet hanya alasan bagiku untuk meredam kekesalan. Aku tak mau Silla yang sedang pusing karena Suho, menjadi sasaran kekesalanku. Gadis itu sensitif. Aku takut ia akan kembali marah padaku apalagi dengan ia dengan dalam masalah.

Berjalan tanpa arah membuatku tak sengaja melangkahkan kaki mendekati ruangan berkumpul 'geng tampan' yang selalu di ucapkan oleh Yoobi. Aku menghentikan langkahku berniat untuk kembali. Beberapa langkah menjauh dari tempat itu, aku mendengar suara tak asing. Aku membalik tubuhku. Sesuai dugaanku, itu Suho. Ia sedang bersama Baekhyun. Aku melangkahkan kakiku kembali menghampiri Suho dan Baekhyun. Kedua pria itu terdiam saat aku menghampiriku.

"Ikut aku." Ujarku pada Suho. Baik Suho maupun Baekhyun terlihat bingung dengan perkataanku. Aku menghela nafas kasar lalu menarik kerah baju Suho secara paksa membuat Suho terkejut lalu Baekhyun yang berusaha menahannya.

"Jangan mendekat, atau kau mati!" Ujarku pada Baekhyun sambil membuat gerakan mendatar pada jempol di leherku. Hal itu spontan membuat Baekhyun menghentikan langkahnya lalu membiarkanku menyeret Suho.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang