59. Almost

164 23 0
                                    

Nuansa gelap memenuhi ruang penghormatan terakhir tuan Oh, ayah Silla. Silla, Sehun serta ibunya terlihat sangat terpukul oleh kepergian dari sang kepala keluarga yang diluar dugaan ini. Terutama Silla, Ia hanya terpaku menatap foto milik ayahnya yang sudah di bingkai dengan bunga krisan. Aku mendekatinya lalu mengelus punggung untuk menyemangatinya walaupun kurasa itu tidak berpengaruh.

"Aku turut berduka cita, Silla." Ujarku pelan. Silla tak menggubris perkataanku. Ia tetap terpaku seolah tidak ada siapapun disekitarnya saat ini. Aku memilih untuk meninggalkannya lalu bergabung dimana Chanyeol dan yang lain.

"Kenapa kau tidak bersama Silla?" Tanya Chanyeol padaku. Aku mendesah panjang.

"Ia terlihat seperti tidak ingin di ganggu. Kurasa, Suho sudah cukup ada disampingnya." Ujarku lemah. Chanyeol mengusap kepalaku pelan. Tak lama kemudian, Yoobi hadir bersama Mingyu. Ia langsung menghampiri Silla dan memberikan penghormatan terakhir pada tuan Oh. Ia juga melakukan hal yang sama sepertiku. Sama denganku, ia juga tak digubris sama sekali oleh Silla. Yoobi terlihat menyerah lalu datang menghampiriku.

"Silla terlihat sangat.. terpukul." Ujar Yoobi. Aku mengangguk setuju padanya.

"Kudengar Minho akan melakukan penerbangan ke sini. Apa itu benar?" Tanya Kai.

"Benar, tetapi hanya kakak. Orang tuaku tidak ikut karena kondisi ayah yang tidak terlalu baik." Jelasku. Chanyeol tiba-tiba menarikku untuk duduk di tempat orang yang sudah melakukan penghormatan. Ia menyetarakan dirinya denganku.

"Kau duduk disini saja." Perintahnya. Aku hanya mengangguk menurutinya. Entah kenapa aku mulai merasa lemas. Aku takut jika terjadi hal yang sama menimpaku. Aku tidak siap. Aku tak siap bila kehilangan ayah. Cukup sudah aku kehilangan ibu.

Perhatianku tiba-tiba teralih oleh Suho dan seseorang seperti yang pernah kulihat. Bukankah itu teman masa kecil Silla? Minyun? Mihun? Apa yang mereka lakukan? Wajah mereka terlihat serius.

"Aku turut berduka cita, Silla." Ujar mereka yang sedang berkumpul di dekatku. Silla sudah kembali pada dirinya walaupun tidak seluruhnya. Ia hanya mengangguk merespon ucapan duka dari mereka semua. Ia terlihat sedang mencari seseorang.

"Jika kau mencari Suho, ia keluar dipanggil oleh temanmu. Siapa namanya? Mingyun? Mihun?" Tanyaku sambil menggaruk bagian belakang kepalaku.

"Minhyun, bodoh!" Ujar Yoobi padaku. Aku mendengus pada Yoobi. Sedangkan Silla, gadis itu segera pergi meninggalkan kami tanpa sepatah katapun. Kurasa, sedang terjadi sesuatu yang tidak baik seperti yang pernah terjadi di acara pertunangan Sehun.

"Kyuhee" Seseorang menepuk bahuku dari samping. Aku menatap orang itu dan sesaat kemudian menghambur kepadanya. Kakak sudah datang. Aku segera memeluknya dengan erat. Kakakku sudah datang. Aku sungguh merindukannya.

Kakak membalas pelukanku lalu mengucapkan ucapan duka kepada keluarga Silla. Ia juga memberikan penghormatan terakhir kepada Tuan Oh. Kami mengikuti prosesi pemakaman hingga selesai lalu kemudian aku tiba-tiba saja dibawa oleh Chanyeol entah kemana. Kakak memilih langsung pulang setelah kelelahan.

"Kita akan kemana?" Tanyaku.

"Bertemu ayahku." Aku menatap Chanyeol tak percaya.

"Untuk apa?!?" Chanyeol justru mengerutkan keningnya padaku.

"Tentu saja karena aku sudah menyelesaikan kesepakatan kalian. Aku sudah menunjukkan semua hasilnya, jadi ayah memintaku untuk membawamu."

"Astaga, aku tidak siap!" Chanyeol justru terkekeh melihatku yang berubah menjadi panik. Ah, bagaimana ini?! Kenapa aku gugup?!?

"Tenanglah. Kau sudah menepati kesepakatanmu dengan ayah. Ayah adalah orang yang fair." Ujarnya sambil mengelus kepalaku. Aku memberengutkan wajahku. Walaupun begitu tetapi tetap saja aku merasa gugup.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang