15. First date

213 27 0
                                    

Ponselku bergetar. Itu panggilan dari Chanyeol. Aku menggeser icon berwarna hijau lalu menempelkan ponselku ke telinga.

"Hm.."

"Sayang, kau dimana? Kenapa tidak datang menungguku?" Aku mengkerutkan keningku tak mengerti. Tidak datang? Aku sudah datang! Oh, itu pasti ulah Seulgi tak bilang padanya bahwa aku sudah datang untuk menunggunya. Berurusan dengan ular memang butuh kepintaran lebih. Aku ingin kembali menjawab pertanyaan Chanyeol tetapi suara langkah kaki yang tergesa-gesa muncul tak jauh ke arahku. Aku berdiri dan menatap ke arah sumber suara itu. Itu Chanyeol. Ia berjalan dengan ponsel tertempel di telingannya.

"Kyuhee... Kyuhee?" Ia menjauhkan ponsel dari telinganya dan menatap layarnya.

"Ya,aku disini!" Chanyeol menatap ke arahku bingung. Pria itu menatap ponselnya kembali lalu mengakhiri panggilan kemudian melangkahkan kaki lebar ke arahku.

"Kenapa tidak menungguku disana? Tidak aman bagimu sendirian disini." Aku diam. Aku tak ingin mengatakan apapun mengenai Kang Seulgi padanya. Aku bukan tipe yang suka mengadu. Biar Chanyeol sendiri yang mengetahuinya. Hhh... Jika aku tak melewati parkiran dan menemukan mobil Chanyeol pasti ia bisa memanfaatkan situasi ini.

"Aku lebih nyaman menunggu disini." Jawabku singkat. Chanyeol menghela nafas.

"Masuklah." Chanyeol membukakan pintu mobilnya lalu juga ikut masuk dari pintu yang berlawanan. Ia mulai menjalankan mobilnya dan disitulah kami berpapasan dengan Seulgi. Ekspresinya saat itu terlihat terkejut. Aku tersenyum padanya membuatnya terlihat jengkel akibat ulahku. Rencananya gagal!

Aku menyandarkan tubuhku pada kursi mobil. Entah kenapa hari ini terasa melelahkan padahal aku tidak melakukan banyak kegiatan yang menyusahkan.

"Kau baik-baik saja?" Chanyeol melirik sebentar ke arahku. Aku hanya meggangguk. Tak lama kemudian Chanyeol menghentikan mobil pada saat lampu merah menyala. Ia meraih tangan kiriku lalu menggenggamnya. Aku menatap ke arahnya.

"Apa ini?" Tanyaku pada Chanyeol menatap genggaman tangannya padaku. Chanyeol menatap lurus sambil bersandar.

"Hanya ingin melakukan ini." Ujarnya. Aku menggelengkan kepala sambil memutar bola mataku malas. Chanyeol mulai menjalankan mobilnya disaat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

"Apa kau masih ingat janjimu?" Aku menatap ke arah Chanyeol.

"Janji apa?"

"Minggu ini kita kencan." Ujarnya sambil tersenyum lalu melirikku.

"Tentu saja, memangnya kau pikir aku ini pikun?" Aku mengalihkan pandanganku lagi ke layar ponsel. Yoobi muncul di grup chat kami setelah hampir 2 minggu di Australia. Aku yakin ia sibuk menjelajahi Australia hingga lupa untuk menghubungiku dan Silla.

"Baguslah, kau ingin kemana?" Tanya Chanyeol.

"Terserah kau saja." Itu saja jawabanku lalu kembali fokus pada ponselku. Tanpa terasa mobil Chanyeol sudah sampai di basement. Kami keluar kemudian menaiki lift. Kini aku dan Chanyeol sudah berada di depan pintu apartemenku. Aku menekan tombol password pada interkom lalu masuk. Aku menoleh saat aku tak mendengar Chanyeol melangkah masuk.

"Kenapa tidak masuk?" Tanyaku. Chanyeol menggeleng dan tetap berdiri tepat di depan pintu. Aku mengerutkan keningku.

"Aku tidak menginap." Aku semakin mengerutkan keningku.

"Tumben sekali. Ada apa?" Aku melangkah keluar lagi lalu berdiri tepat di hadapan Chanyeol.

"Aku harus pulang. Ada acara makan malam bersama keluarga." Aku memicingkan mataku tak percaya dengan apa yang dikatakannya. Seorang Park Chanyeol yang tiba-tiba menolak untuk menginap itu merupakan hal aneh bagiku. Yah, dilihat sudah berapa lama pria itu selalu pulang dan tidur di apartemenku layaknya rumah sendiri.

Happy Delighted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang