Chapter 19 'Winter'

3.6K 297 25
                                    

Satu minggu telah berlalu. Dan selama satu minggu itu pula Sehun menghabiskan waktu berharganya bersama sang kekasih dan keluarga.

Kurun waktu satu minggu, kekasih cantiknya sudah berhasil mengambil hati anggota keluarganya. Terbukti dari perlakuan orang tuanya dan adiknya yang katanya sangat merindukan Sehun, tapi mereka justru mengabaikan dirinya karena ada si cantik.

Keluarganya begitu menyukai Luhan. Membuat Sehun tersenyum bahagia melihat kedekatan sang kekasih dengan anggota keluarga nya terutama, Ibunya.

Beberapa hari ini, ibunya terlihat sangat bahagia. Ibunya yang dulu kesepian karena dia dan ayahnya bekerja serta Jaehyun yang sekolah, sekarang sudah memiliki teman.

Wajah cantik ibunya semakin bersinar saat impiannya ingin memiliki anak perempuan di kabulkan Tuhan melalui kehadiran Luhan.

Tetapi, dibalik kebahagiaan dan kehangatan mereka, Sehun begitu khawatir dengan kondisi kesehatan Luhannya yang semakin hari semakin menurun.

Luhannya semakin pucat dan panasnya tidak kunjung turun, padahal ini sudah satu minggu. Apa lagi beberapa hari ini gadisnya sering mengalami mual dan berakhir memuntahkan segala makanan yang di konsumsinya. Membuat pipi yang pernah di katai Sehun gendut menjadi sangat tirus karena berat badan Luhannya yang menurun drastis.

Saat Sehun dan keluarganya ingin membawa Luhan ke rumah sakit, wanita itu justru mengatakan jika dia sudah terbiasa mengalami hal seperti ini mengingat sudah dari dulu dia mempunyai masalah dengan lambungnya.

Hal itu pula lah yang membuat Sehun enggan beranjak meninggalkan kekasihnya. Apa lagi, hari ini Sehun sudah harus memulai hari pertama syutingnya. Berharap jika syuting akan berjalan dengan cepat agar dia bisa merawat kekasihnya.

"Hun-ah..ini sudah hampir jam sembilan" Luhan melirik jamnya "Pergilah, aku tidak apa-apa. Selesaikan syutingnya dengan cepat jika kau benar-benar mengkhawatirkan ku" Luhan membujuk Sehun yang sedang berbaring nyaman di sofa kamarnya.

Kekasihnya memang pandai membujuknya, tapi kali ini rasanya Sehun benar-benar enggan meninggalkan Luhan.

"Baiklah-baiklah.." Sehun bangkit "Tapi kau harus janji untuk selalu menghubungi ku dan minum obat ya?"

"Heem.. Aku janji" Luhan mendengus malas pasalnya sudah hampir satu minggu ini dia selalu minun obat namun tak kunjung sembuh.

"Aku serius Luhan-ie.."

"Iya-iya... Aku janji, aku akan menghubungi mu dan minum obat" Luhan mendorong tubuh Sehun agar segera keluar dari kamar dan segera pergi syuting.

Setelah memberikan kecupan di kening dan bibir Luhan, akhirnya Sehun pergi ke lokasi syuting dengan wajah Lesu. Dia benar-benar mengkhawatirkan kekasihnya.

"Luhan-ie.. "

"Astagaaaa!!" Luhan mengelus dadanya kaget akibat wajah jaejoong yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Dari mana datangnya wanita ini?.

Jaejoong hanya memberikan cengirannya Pada Luhan yang berjengit kaget akibat ulahnya, tidak merasa bersalah sama sekali. Sepertinya sifat jahil pada diri Sehun, dia dapatkan dari ibunya.

"Ada apa eomma?"

"Apa Sehun sudah pergi?" Tanya jaejoong dengan kepala menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan anak tampannya.

"Ne eomma.. Baru saja"

"Luhan-ie, apa kepala mu masih pusing?" Ujarnya sambil meraba dahi Luhan. Sudah tidak panas. "Dan apa kau masih merasa mual sayang?"

Million Reasons [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang