Chapter 2 'Party'

7.2K 526 8
                                    

"Baek-ie, kau sudah siap?", Tanya si gadis rusa pada sahabatnya yang hari ini berulang tahun yang ke dua puluh lima, sahabatnya yang saat ini sedang sibuk dengan tube-tube make up kecantikannya.

"Kau bisa lihat sendiri Nona Choi..", Jawab si gadis berulang tahun tanpa menghentikan kegiatannya yang sedang menyapukan blush on di pipi tirusnya yang cantik.

Luhan mendengus dan melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Ini sudah jam 18:30, sedangkan pesta Baekhyun akan di mulai tiga puluh menit lagi.

Anak tunggal Tuan Choi itu sudah terlihat sangat cantik dengan gaun backless nya yang berwarna merah maroon, rambut coklat madunya hanya ia gelung sederhana tidak serumit milik Baekhyun yang ia buat kepang dengan begitu cantik.

Sedangkan Baekhyun, sahabatnya itu masih belum selesai dan masih sibuk dengan urusannya. Entah apa yang kurang, tapi setahu Luhan, sahabat cerewetnya itu sudah berputar-putar di depan kaca kesayangannya sejak dua jam yang lalu.

'Ini hari spesialku'

Begitu kata Baekhyun setiap kali Luhan bertanya kenapa dia tidak selesai-selesai juga mengurus penampilannya yang menurut Luhan biasa-biasa saja. Sedangkan Luhan, dia hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk mempercantik dirinya sendiri yang memang dasarnya sudah sangat cantik berkat warisan kecantikan dari sang ibu. Ibunya yang sudah berusia setengah abad namun tetap cantik jelita tidak termakan usia.

Lagi pula, Luhan bukanlah wanita yang suka berdandan seperti Baekhyun, jadi hanya sedikit sapuan make up natural di wajahnya dia sudah merasa puas dengan penampilannya. Di tambah lagi Luhan adalah orang yang memiliki kepercayaan diri setinggi langit; menurut Baekhyun. Jadi tanpa make-up sekalipun dia akan pede saja dan dengan bangga mengatakan jika dirinya adalah wanita paling cantik sejagat raya. Pede sekali kan?!.

"Luhaen, berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu..!!", Baekhyun mendengus kesal, mata sipit berlapis eyeliner itu melirik pada sang sahabat rusanya itu yang sedari tadi menatapnya dengan mata memicing tajam, "Seharusnya kau membantu mengecek apakah semuanya sudah siap atau ada yang kurang, atau kau juga bisa memastikan bagaimana para tamu-,"

"Ya.. ya.. ya .., kau pikir aku tidak membantumu? Byun Baekhyun kau pikir siapa yang menyediakan hotel ini? Siapa yang menyiapkan katering dan antek-antek lainnya jika bukan aku Byun Baekhyun? Siapa hah?", Potong Luhan sebal karena itu memang benar adanya. Bisa di bilang Luhan ikut andil dalam semua persiapan pesta ulang tahun Baekhyun. Dari mulai kue, gaun yang di pakai Baekhyun yang merupakan hasil kelihaian tangannya sendiri, makanan, minuman, bahkan hotel yang akan menjadi tempat perhelatan 'akbar' Baekhyun malam ini adalah milik Luhan, dan apa-apaan dengan kalimat Baekhyun tadi 'sebaiknya kau membantu'. Heol, bukankah Luhan sudah membantu semuanya?.

"Oke terima kasih, aku anggap itu adalah hadiah ulang tahun untukku darimu..", ujar Baekhyun sambil memasang heels lima belas sentinya dan memberikan cengiran kekanakannya pada sang sahabat yang sedang berwajah masam.

"Yasudah ayo kita ball room, Kue mu sudah menunggu..", Dan setelahnya kedua gadis cantik berbeda profesi itu mulai keluar dari kamar hotel untuk menuju ballroom yang sudah terlihat sesak di penuhi tamu undangan Baekhyun.

.

.

.

.

.

Suasana di acara spesial Baekhyun saat ini sudah sangat ramai, tentu saja ramai karena pemilik acara ini benar benar menjadikan pesta ulang tahun ke dua puluh limanya ini menjadi pesta ulang tahun termegah setelah pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun dulu. Baekhyun bilang mungkin ini akan menjadi pestanya yang terakhir kalinya sebagai gadis lajang, karena dia berharap jika tahun depan dia sudah tidak lagi merayakan ulang tahunnya dengan status single seperti sekarang. Luhan jadi ingin tertawa ketika mengingat perdebatan mereka tadi pagi tentang kenapa Baekhyun harus membuat pesta semeriah ini.

Million Reasons [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang