[45] : Flashback (2)

1.5K 106 0
                                    


I am back 😀

.
.
.
April, 2005

"Eh eh eh, tunggu mas!" Reflek aku menghentikan gerakan mas Bram di gagang pintu kamar kost Bhe. Perasaanku sedikit tidak nyaman, padahal ini bukan pertama kalinya aku masuk ke ruang pribadi pacarku itu.

"Udah gak papa, keburu mati nanti!" Mas Bram menatapku sekilas sebelum membuka pintu dengan super pelan, memberi cahaya pada ruang gelap itu.

Dengan hati-hati aku mengikuti langkah mas Bram yang telah mencapai pinggiran tempat tidur. Aku sengaja membiarkan pintu terbuka sedikit, lalu menjajari mas Bram yang bergeming menatap gundukan tertutup selimut diatas sana yang tak bergerak sedikit pun.

"Bhe, bangun! Udah tengah hari...," mas Bram menepuk-nepuk badan tertutup selimut itu, namun masih tak ada respon sama sekali. "Bhe, bangun woy! Ada pacar loe nih!"

Aku tak berhenti menggigit bibirku, karena merasa cemas. Sesekali menatap cahaya redup diantara kami.

Plak. Mas Bram mengayunkan tangannya hingga mendarat ke tubuh bagian bawah Bhe hingga menimbulkan suara yang lumayan keras.

Berhasil. Secara perlahan selimut muLai tersingkap. Dan menampakkan sosok yang tak siap membuka matanya.
"Apaan sih mas Bram, gua masih ngantuk!"

Mas Bram hanya menggerakkan dagu mengarah padaku. Maka dengan sigap aku memulai semuanya...

"Happy b'day to you, happy b'day to you, happy b'day, happy b'day, happy b'day to you!"

Bhe yang terperanjak segara bangun. Dengan wajah bantalnya ia berusaha duduk hingga menyingkap kain yang menyelimuti tubuhnya tadi. Ia mulai tertawa cengengesan.

"Idih ketawa, cepatan tiup mas, mau abis itu loh lilinnya!" Omelku karena sejak tadi ketar-ketir dengan lilin yang sudah mengecil.

Bhe meniup lalu mengatupkan kedua tangannya, berdoa. Ketika itulah aku membuat pilihan yang salah. Mataku sempat tak berkedip saat bersirobok dengan area bawah Bhe yang tak tertutup selimut.

Aaahhhhhhhhhhhh

Aku menjatuhkan kue yang sejak tadi kupegang, dan segera berlari keluar, hingga suara pintu berdebam tertutup.

Bhe sialan.

*

"Ehmm hmm... Tak, kamu ma-rah?" Tanya Bhe yang sudah di belakangku entah sejak kapan.

Aku yang sedang menyandarkan diri di pagar balkon hanya meliriknya sekilas lalu kembali menatap hujan yang baru saja datang.

"Kamu udah ngotori mata aku tau ndak!" Tukasku dengan masih sedikit sebal.

"Akukan gak tau kalo kamu mau datang. Setiap hari aku tidur juga gitu!"

Membayangkan dia tanpa celana itu... iyuhhh!

Apalagi gaya pacaran kami, hanya sebatas pelukan, pegangan tangan dan cium pipi. Tidak ada yang aneh-aneh.

"Ya udah deh maafin aku." Bhe kembali bersuara ketika aku tak mereponnya. Dirangkulnya pundakku dan kami sama-sama menatap gerimis diluar. "Makasih ya, today is beautiful day!"

"Gombal!" Seruku sambil cemberut, tapi tak ayal merasa senang juga. Hanya saja mau senyum kan gengsi.

"Dikomentarin positif di bilang gombal, nanti kalo aku diem aja dibilang gak peka. Iihhh, pacarnya siapa sih?"

Last Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang