Bagian Delapan

3.5K 508 18
                                    

"A great relationship is about two things: first, appreciating the similarities, and second, respecting the differences."

-----


Setelah berpamitan dengan Epin dan Andra, juga yang lainnya, Ella akhirnya mengekor Bella dan Miko, yang dari tadi agak sedikit ke pinggir, tidak ikut berbaur. Semuanya sudah berangkat dengan kendaraan masing-masing, waktu akhirnya Miko mulai bergerak ke mobil yang terparkir agak di samping cake shop Anas. Dia berjalan sendirian di depan, sementara Ella merapatkan diri ke Bella, agak di belakang.

"Sumpah, gue bisa pulang sendiri, Bel,"

"Lo ga mau ngeliat Mas Miko being cute lagi?" kata Bella menggoda, dan Epin tersenyum malu-malu, sambil mendorong bahu Bella dengan bahunya.

"Sialan lo!"

"Hahaha, lo berdua lucu banget deh, beneran kayak anak SMA," kata Bella. Ella malah jadi cemberut.

"Lo pikir gue daritadi gak merhatiin gimana lo curi-curi pandang ke dia? Atau dia yang sok-sok gak peduli tapi kerjaannya ngeliatin lo mulu kayak matanya mau copot?" kata Bella, sementara Ella tidak bisa menahan pipinya untuk tidak memerah.

Did he really checking on her the whole time?

"Nanti gue bakal turun duluan, jadi, lo duduk di depan aja ya, biar gak repot pindah-pindah duduk pas gue udah turun. Jangan jadiin mas gue supir lho!"

Mereka memang sudah sampai di sebelah mobil Miko, dan Miko berjalan ke arah kursi pengemudi. Jelas Miko bisa mendengar suara mereka, karena Bella sudah tidak lagi berbisik-bisik.

Sambil berjalan dari sisi yang berbeda dengan Miko, Ella lagi-lagi menoleh ke arah Bella.

"Gausah deh Bel kayaknya,"

"Apaan sih? Lo kenapa jadi cupu banget sama Mas Miko?"

Ella menggigit bibirnya, tapi dalam hati, membenarkan kata-kata Bella barusan. Dia juga sebenarnya merasa bingung, kenapa dia jadi seperti takut begini? Padahal tadi siang, dia merasa sangat senang bisa mengerjai Miko.

Tapi, di dalam mobil? Bersebelahan?

"Everything will be fine, tenang aja. Ada juga Mas Miko kali yang nervous mesti sebelahan sama lo. Lagian, lo berdua tuh mesti disadarin kalo saling suka! Gue yang greget sendiri," kata Bella, sambil mendecak kesal, dan juga gemas. Ella mau tidak mau, jadi tersenyum.

"Fine fine, kita ikutin rencana lo," kata Ella akhirnya.

"Gitu dooong! Kan gue udah bilang, I have plan, so you shall chill,"

Dan mereka berdua sama-sama membuka pintu mobil. 

= MAUKA MAKAI =

Miko tidak masalah Ella duduk di depan, sepanjang masih ada Bella bersama mereka. Bella dan Ella terus-menerus mengobrol, bahkan seperti tidak menganggap ada Miko di sebelah mereka. Tapi kemudian, ketika Bella turun, Miko mulai merasa sedikit nervous.

"Nah, ini kosan gue. Deket kan dari kantor? Kalo lo lagi malas pulang ke Salemba, nanti kapan-kapan nginepnya disini aja. Ya kecuali Mas Miko mau nganterin lo pulang tiap hari,"

"Apaan sih!" kata Ella, dengan jendela yang terbuka, sementara Bella sudah turun, walau masih berdiri di luar.

"Ya udah, ati-ati ya. Mas Miko, Kak Ella dianter ke Salemba ya, jangan dibawa ke kosan!"

"Bella apaan sih!" Ella lagi-lagi mengelak.

"Iya Bel. Udah, kamu masuk sana. Kita jalan dulu ya," kata Miko, sementara Bella melambaikan tangannya berdadah-dadah ria dengan Ella. Mobil mulai bergerak, dan Ella menaikkan jendela.

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang