Bagian Dua Puluh

3.4K 445 14
                                    

"Only opposite poles of magnets attract each other, and this is how our relationship will last forever"

- Anujit Ganguly

Miko bahkan tidak tahu apa yang merasuki dirinya.

Pertama, dia jadi cukup berani dalam bertindak. Kedua, dia bisa menggoda Ella seperti saat mereka makan malam kemarin, dan bahkan barusan dia bahkan berani mengutarakan keinginannya.

Ya well fine, gak secara langsung memang. Tapi, seperti tadi pun, sebenarnya sudah kemajuan yang amat sangat pesat untuk ukuran Miko. Menggodai Ella saja sudah terlalu hebat untuk ukuran Miko, apalagi segala ngomong soal 'pacar' kayak tadi!

Bener-bener kayak bukan Miko.

Terdengar ketukan di pintu, membuat Miko sadar dari lamunannya.

Yefta.

"Ngelamun mulu buset dah!" kata Yefta sambil membuka pintu.

"Apaan dah!"

"Samperin. Ajak dinner. Dilamunin doang ga bakal jadian."

"Udah kemaren."

"Apa? Jadian?" tanya Yefta sambil duduk.

"Dinner." Kata Miko, sambil menarik entah dokumen apa saja di atas mejanya.

Yang ternyata memang harus ditanda tangan. Selembar surat kuasa untuk pengurusan perpanjangan domisili. Kuasa dari Miko untuk Ella. Plus ada notes nya segala ternyata.

"Nanti sore aku ambil. Aku mau ke kelurahan nganter berkas jam 3. Ella."

"Kirain gue udah maju sampe ke jadian."

"Diem deh Yef!" kata Miko, sambil menandatangani surat kuasa di atas materai, lalu kembali memasukkannya ke clear holder bertuliskan "to be signed-Miko" di bagian kanan atas. Dia melihat clear holder seperti ini juga tadi, ketika di ruangan Ella. Mungkin memang ada dua yang seperti ini, dan sepertinya Ella meletakkan ini di ruangannya saat dia pergi makan siang tadi.

"Ngapain kesini?" tanya Miko kemudian, sementara Yefta masih tertawa, meledek Miko.

"Besok ke 100 Durians langsung ketemu disana apa dari kantor?"

Miko bahkan hampir lupa bahwa besok hari Rabu, dan besok dia harus ke 100 Durians. Untung dia ingat dia sudah mengajak Ella ikut besok. Dan, mungkin bisa sekalian mengantarkan surat kuasa yang sudah ditandatangani itu ke ruangan Ella, sambil mengingatkan soal ini.

"Jam 10 sih harusnya disana. Lo mau langsung? Ke kantor dulu juga boleh sih, bebas aja." Kata Miko. Jam kantor memang jam 9 pagi sampai 6 sore, meskipun para karyawan diperbolehkan datang sampai jam 11 siang, asal tetap minimal 9 jam berada di kantor.

"Gue langsung aja lah. Di Space kan?" kata Yefta.

Space adalah salah satu co-working space yang sudah buka 4 cabang di Jakarta. Dan, karena 100 Durians juga biggest investor disana, pasti disediakan satu ruangan untuk para investor itu kalau sedang berkunjung ke Jakarta. Sejauh ini, Miko dan Yefta sudah dua kali kesana, dan dua-duanya sebelum tahu bahwa Eve adalah sang regional director yang baru. Biasanya mereka bertemu country director, pria berumur 39 tahun bernama Iman, yang tidak pernah mau dipanggil 'bapak' oleh Miko, Yefta, atau bahkan siapapun dari startup company, dan lebih suka dipanggil Bang Iman.

"Iya sih harusnya. Bentar." Kata Miko, memastikan kembali sambil menarik mac book nya mendekat. Dia membuka tab email dan mengecek email dari Eve Senin pagi.

"Iya di Space, jam 10 bener. Yaudah lo nunggu di coffee shop yang bawah aja kalo gak." Kata Miko kemudian.

"Iya lah, disitu aja setengah 10 ketemunya. Lo ngantor dulu?" tanya Yefta.

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang