Bagian Dua Puluh Tujuh

3K 391 11
                                    

"Have you ever been in love? Horrible isn't it? It makes you so vulnerable. It opens your chest and it opens up your heart and it means that someone can get inside you and mess you up."

-Neil Gaiman

-----

Miko gatau kenapa, tapi dia kesal.

Dia kesal waktu kemarin Ella bilang kalau Miko itu 'cuma' bosnya di kantor, ga lebih. Dia kesel Ella bahkan gak mengiyakan waktu ditanya apa itu seragam pasangan bridesmaids apa bukan.

APA SUSAHNYA COBA BILANG IYA?

Dan kesalnya Miko itu, tetep kebawa sampai besoknya. Sampai mereka mau balik ke Jakarta. Dan akhirnya pulang berdua karena mama memilih tinggal lebih lama di Bandung, soalnya papa Ella pergi juga selama seminggu.

"Minggu depan kalian kesini lagi, jemput mama. Mama juga kan mau reuni sama mamanya Ella, Mas."

"Mama nih ngerepotin orang, tau."

"Enak aja, emang mama kayak kamu? Bikin repot orangtua?"

"Kapan aku bikin repot orangtua? Udah hidup sendiri dari kuliah."

"Iya. Justru itu. Dari kuliah sendiri terus. Sampe sekarang masih juga sendiri. Umur udah 30 bentar lagi, ini buat jadiin Ella aja lama banget."

"Apa sih Ma?"

"Mama yang harusnya bilang gitu, Mas. Apa sih Mas susahnya nyenengin mama sekali-sekali?"

Gimana Miko gak makin kesel, coba?

Tapi pas sarapan, mama bilang dia mau tinggal. Ella tadi sempet tanya gimana buat pakaian dan lain-lain, dan ternyata mama emang udah ngerencanain, karena udah whatsapp-an sama mama Ella dari sebelumnya, dan udah tau papa Ella emang bakal pergi untuk seminggu. Pantesan kemaren bawaannya banyak!

Paling ntar justru papa yang bingung pas pulang dan mama gak di rumah. Tapi Miko kelewat kesel buat nanya soal itu.

Jadi lah, sekarang, sekitar jam dua lewat, waktu mereka sudah selesai makan siang dan mau siap-siap balik ke Jakarta – biar gak kesorean dan keburu kejebak macet di jalan – Miko sama Mama masih sempet-sempetnya adu argumen soal ini. Dan mama bikin keselnya Miko jadi bertambah soal itu.

Dipikir nikah gampang?

"Terserah mama aja deh." Kata Miko, akhirnya berjalan dari ruang makan rumah Ella, menuju garasi. Ella nya sendiri lagi ngebawain barangnya dari kamar.

Ella sudah memasukkan semua barang bawaannya, sudah berdiri di sebelah mobil, sedang ngobrol dengan mamanya, sementara Miko berjalan mendekat. Mama juga ada di belakangnya. Barang-barang Miko – yang emang cuma satu tas ransel – udah masuk mobil dari tadi.

"Baik-baik ya, ati-ati di jalan. Nanti kalau Mikonya ngantuk, gantian nyetirnya lho La. Kamu jangan malah bobo."

"Iya baweeeeel." Kata Ella, sambil menyalim tangan mamanya, sebelum menoleh ke arah mama.

"Duluan ya Tante." Kata Ella, memeluk mama, lalu menuju mobil dan membuka pintu. Miko juga pamitan ke mama, ke tante, dan kemudian berjalan ke arah kursi pengemudi.

Dan mereka diam-diaman selama beberapa saat. Musik terdengar dari playlist Miko, tapi Ella juga tidak bersuara. Pulang dari Teh Pipit kemarin juga diam saja, tapi karena Miko masih kesal kemarin, dia tidak terlalu peduli juga.

Cuma, kali ini perjalanan jauh lebih lama – gak cuma 20 menitan kayak dari rumah Teh Pipit ke rumah Ella kemarin. Dan, baru sejam kurang, mereka sudah ikut kena macet.

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang