Bagian Tujuh Belas

3.6K 483 31
                                    

"The greatest thing in life is finding someone who knows all your mistakes and differences, and still finds you absolutely amazing."

---


"Papa sama mama gimana kabarnya La?"

Tante Nana duduk di depan, di sebelah Miko, tapi dia terus menerus menoleh ke belakang. Ella duduk di belakang Miko, padahal tadi dia sudah masuk dari pintu sederetan Tante Nana. Tapi, Bella memaksanya bergeser, dan tidak mau masuk dari pintu di sisi yang lain.

"Baik kok Tante."

"Kamu udah berapa lama balik ke Jakarta?"

"Hampir dua bulan sih, eh apa malah udah dua bulan ya? Lupa hehe."

"Trus udah ke Bandung?"

"Eeeng, belum sih."

"Ya begitu mah gabisa bilang papa sama mama kabarnya baik dong, Ella."

Dan Ella cuma bisa nyengir. Dia memang belum ketemu papa dan mama sama sekali, karena sejak balik ke Jakarta, dia benar-benar belum sempat ke Bandung. Setelah acara bridesmaid Epin, Ella juga bertemu beberapa temannya di kantor lama, dan kemudian interview disini, dan tentu saja mulai bekerja. Sebelum mulai bekerja, dia sibuk catch up dengan teman-teman dari lawfirm-nya dulu, dan tentu saja, mengurusi apartemen.

Mama sih sudah terus-terusan menyuruh Ella ke Bandung ketika weekend, tapi entah kenapa, Ella belum berencana sama sekali. Mereka masih sekedar video call, sampai mama bilang, dia merasa Ella masih di Amrik dan belum balik ke Indo karena toh cuma lewat video call setiap hari. Ella tertawa saja.

Mama bukannya tidak berencana ke Jakarta, tapi Ella tidak memberikan alamat apartemennya sampai sekarang. Karena dia tahu, mama bisa tiba-tiba 'sidak' ke apartemen kalau sudah tahu alamatnya.

"Ya kan video call Tante." Kata Ella mencoba beralasan.

"Tetep ga boleh gitu dong La. Kalau udah kembali ke tanah air, ya ketemu orang tua dulu."

"Iya Tante." Kata Ella, masih dengan cengiran di wajahnya.

"Kamu tuh sama kayak Miko, kadang suka durhaka sama orang tua."

Ella lagi-lagi cuma bisa nyengir, sementara Bella memasang senyum menyebalkan di wajahnya. Ella sampai mendelik ke arahnya, ketika Bella menggumamkan 'cieee' tanpa suara.

"Aku gak durhaka, Ma."

"Gak durhaka gimana! Mamanya berkunjung kok diusir."

"Astaga udah dibilang aku gak ngusir. Tapi kan itu kantor Ma, gabisa seenaknya begitu kan?"

"Iya Mas iya, Mas mulu yang bener, Mama mah salah terus."

Miko berdecak kesal, sementara Ella menahan senyum.

"Kita mau kemana Mas?"

"Lah, makan kan katanya?"

"Yang mau makan Mas apa mama?"

"Tadi katanya mama mau makan?"

"Lah ini kita kemana? Mas gak nanya mama mau makan dimana? Kok main bawa aja? Kalau mama ga suka, gimana?"

Sekali lagi Miko berdecak kesal, sambil menggaruk kepalanya. Mulai emosi sepertinya.

Dan terlihat menggemaskan.

ASTAGANAGA ELLA!

"Yaudah, Mama mau makan apa? Mau makan dimana?"

"Ella mau makan apa?"

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang