Bagian Enam Belas

3.3K 477 5
                                    

"We always will have some differences, but still we could be happy and peaceful if we learn to love each other"

---

Entah kenapa Ella tidak bisa mempercayainya. Entah bagaimana lagi Miko harus menjelaskan bahwa dia dan Eve tidak ada apa-apa.

Miko terpaksa harus keras kepala, dan mengacuhkan klakson dari mobil yang ada tepat di belakangnya, sambil menunggu supaya Ella mau naik. Dan dia memang akhirnya naik.

Meskipun, bahkan sampai Miko mengantarkannya ke apartemen, wanita itu diam saja. Tetap menjaga mulutnya tertutup, meskipun, sekali, dia akhirnya membalas Miko, ketika Miko bertanya apakah dia cemburu.

Dan, Miko justru merasa jawabannya adalah iya.

Miko akan jujur, ada sekelumit perasaan senang mengetahui Ella cemburu. She's jealous! It's something. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi Miko senang kalau Ella jelas.

Dia berarti punya perasaan ke Miko, iya kan?

That's how the game works, right?

Tapi, masalahanya, crancky Ella is not good either. Dan Miko sudah sampai kehabisan akal harus bagaimana.

Diajak ngomong, gagal – bahkan sampai mau turun segala. Dibujuk-bujuk, gak berhasil. Dianterin sampe apartemen, ga ada makasihnya juga. Diem terus gak bersuara. Bahkan sampai pesan lewat whatsapp ketika Miko mengabarkan dia sudah sampai di kosan setelah mengantar Ella, pun tidak mendapat tanggapan.

Sampai kemudian, hari ini, kepala Miko yang sudah pusing, dibuat makin pusing.

Awalnya. Karena akhirnya, malah jadi tidak memusingkan.

= MAUKA MAKAI =

Hari Senin sudah cukup penuh dan memusingkan, tanpa perlu ditambah drama mama datang ke kantor. Jam 10 pagi. Dari Bogor.

"Mama kenapa gak ngomong sih mau ke kantor?"

"Ya kan mau kasih surprise, Mas. Kamu nih, mamanya datang bukannya disambut, malah begini?" tanya Mama, yang ada di ruang meeting kecil.

Ruang tempat dulu Miko menginterview Ella.

"Ya kan aku mesti kerja, Ma. Hari Senin, pula. Mama sama siapa?"

"Papa. Tapi papa kan ada kegiatan, jadi Mama minta di-drop aja di kantor Mas Miko. Udah berubah banget, ya?" kata Mama. Tahun lalu, ketika akhirnya Miko memilih tempat ini sebagai kantornya, Mama memang berkunjung sekitar sebulan kemudian. Karyawannya – selain para Chief of dan Komisaris – masih Sam, dan Endah. Miko masih turun tangan mengerjakan sendiri tugas IT-nya. Dia bahkan belum meng-hire Bella saat itu.

Setelah kunjungan pertama itu, mama memang baru kali ini kesini lagi. Sejak pindah ke Bogor, dia juga memang malas ke kota. Penuh sesak, katanya.

"Iya, udah lumayan. Aku juga suka gak percaya kita bisa begini padahal baru setahun," kata Miko, dengan nada sungguh-sungguh.

"Makan sama Mama lah, Mas." Kata Mama lagi. Mama memang masih memanggil Miko dengan 'Mas' sementara kakaknya dengan 'Mbak'. Papa memanggil mereka dengan nama masing-masing.

"Aku kan ada kerjaan, Ma." Kata Miko. Sebenarnya, bukannya dia tidak suka mama berkunjung kesini. Masalahnya, karena sudah bertemu dan pitching dengan 100 Durians Sabtu kemarin – dan juga Eve –, tadi pagi Miko mendapat email term sheet dari 100 Durians, dan juga beberapa hal lain soal next investment. Tidak hanya 100 Durians, 100 Startups juga akan ikut investasi, padahal Miko tidak melakukan pitching kesana – meskipun memang, pendiri dan pemiliknya masih orang-orang yang sama.

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang