" A great relationship is when an imperfect couple learns to enjoy their difference"
---
Sebenarnya Ella tidak mau melakukan hal yang bodoh-bodoh amat. Tapi, ini termasuk bodoh.Oke, paling tidak, itu menurut Ella.
Dia akan, paling tidak untuk sementara saja, menikmati waktu berdua bersama Miko, and will not hold back anything. Like, literally anything.
And, surprisingly, it's good. Everything seems to go very well.
Well, until they finished ordering food.
Baiklah, sebelumnya, Ella memang benar datang sendiri, dan tidak mau dijemput Miko. Pria itu benar-benar terus menelpon Ella dan menawarkan diri menjemput dulu, padahal Ella sudah bilang tidak. Sampai Ella haru memberi ultimatum kalau Miko menelpon sekali lagi, atau menjemput tiba-tiba ke apartemen, Ella tidak akan pergi.
Baru Ella bisa make-up an dengan tenang.
Masalahnya, Ella juga tidak ingin terlihat over excited dan berdandan penuh. Dia ingin menunjukkan bahwa ini hanya sekedar makan malam, jadi dia cukup berdandan natural, and effortless.
Pun begitu, ketika dia sampai ke restoran yang diinfokan Miko ketika dia sampai – sebuah restoran italia di Grand Indonesia – Miko terlihat cukup terpana.
Jadi, setelah Ella datang dan pelayan juga memberikan menu, Miko masih memandanginya.
"Kamu gak mau mesen makanan?"
Miko sedikit terkejut, dan kemudian menoleh ke arah menu di atas meja.
"Kamu udah tau mau makan apa emang?"
"Udah. Kamu?"
Ella jelas-jelas menggunakan kata tanya dan bernada bertanya, tapi, entah bagaimana, Miko menangkap berbeda.
"Kamu mau makan aku, La?"
Wajah Ella langsung memerah sejadi-jadinya. Mereka duduk berhadapan, jadi Ella sulit mencubit atau memukul Miko. Jadilah, dia hanya menendang kaki Miko dari bawah meja.
"Mikoooo!"
"Aw! Aduh, kok aku ditendang?"
"Aku nanya balik!" kata Ella sambil melotot, dan wajah yang masih panas. Miko hanya memandangnya sambil menaikkan alis, lalu kemudian, dia malah tertawa.
"Ooooh!"
Enak banget, ngomong cuma oh doang!
"Ya gapapa juga sih kalau mau makan aku La – ADUH! Kok aku ditendang lagi sih?"
Miko sambil menunduk memegang kakinya yang ditendang Ella.
"Katanya gak mau berantem?"
"Ya abis ngeselin!"
"Mukanya merah banget ih!"
"Miko, ah!"
"Pasti udah mikir jorok ya La? Aw! AW! AW! Ampun! Iya iya, gak lagi, iya, aduh!"
Ella masih menendang Miko sesekali, sementara pria itu sudah benar-benar menunduk memegangi kakinya sendiri. Tidak berhasil juga, dia akhirnya memegang kaki Ella.
Dan Ella langsung berhenti.
SHIT! Tangan Miko di kulitnya langsung, dan pembicaraan bodoh barusan, membuat bulu-bulu di tubuh Ella naik.
Ngeselin banget emang nih cowok satu!
Miko masih memegangi kaki Ella, sementara dia mendongak sedikit ke arah Ella. Dan sengaja menaikkan satu alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mauka & Makai
RomantizmMauka & Makai (adv.): Hawaiian language, have meaning for the context of direction. Mauka means "on the mountain side of the road" and Makai means "towards the ocean". - Seperti judulnya yang memiliki arti sangat bertolak belakang, Marcella dan Mik...