"Love looks not with the eyes, but with the mind,
And therefore is winged Cupid painted blind."- William Shakespeare
-----
Ya karena omongan Miko itu, Ella jadi ngerasa aneh sepanjang malam.
Mereka akhirnya masih sempat ke apartemen Ella, dan sampai sekitar jam 9. Semacet itu. Tapi, sebenernya itu juga karena mereka pake mampir dua kali buat makan. Sekali setelah edisi Miko maksa nganter itu – dan mereka mencari rest area terdekat – dan sekali lagi, setelah sudah keluar dari tol dan Ella kebelet pipis. Jadilah mampir ke mall dan Miko memutuskan mereka sekalian makan aja – padahal itu jam 8 kurang, dan sebelumnya mereka makan jam setengah 5.
Ella sih gak makan, cuma beli snack dan minum, sementara Miko akhirnya membeli nasi goreng. Abis itu, Miko nanya jam berapa Ella harus nyampe café, dan Ella bilang jam 11. Miko bilang mereka masih sempet ke apartemen, trus Miko anterin – dan nemenin – ke café Anas.
"Beneran gausah sih. Kamu mending pulang, pasti capek nyetir berjam-jam." Kata Ella, sebelum menarik minum dan menyesapnya.
"Gak kok, biasa aja."
"Tapi besok Senin, Ko. Kerja."
"Ya emang kerja. Aku ga bilang aku ga bakal kerja."
See? Nyebelin kan?
"Yaudah, terserah kamu aja." Kata Ella akhirnya, malas mendebat. Dia kemudian mengambil ponselnya yang barusan berdenting. Whatsapp dari Epin.
"Ya kalau boleh, aku numpang tidur sejam di apartemen kamu."
WAIT, WHAT?
Ella sengaja tidak langsung mengangkat kepalanya, karena dia sedang menunduk untuk mengecek ponselnya.
"Ya nyambi nunggu kamu mandi sama siap-siap. Lumayan lah tidur sejam, di sofa juga gapapa."
Kemarin, ternyata tante Nana yang tidur di kamar tamu, dan Miko di sofabed yang ada di ruang tamu, di depan TV. Mama gak bilang sih, dan Ella juga taunya pagi pas dia mau ngambil minum, dan kaget liat Miko tidur di depan TV yang masih menyala. Ella emang kadang kebangun subuh buat ngambil minum atau ke toilet. Gak selalu sih, tapi cukup sering.
"Ya kalo gak, di mobil juga ga masalah."
Ella langsung mengangkat wajahnya.
"Apaan sih? Ya gapapa, kamu juga kan perlu mandi."
"Kenapa? Aku bau ya?"
Miko agak panik, dan bahkan meletakkan sendok dan garpu yang dia pegang, lalu menarik-narik kaosnya untuk memastikan.
"Enggak, ih bukan gitu. Ya maksud aku kan terakhir mandi tadi pagi. Ya bebersih lah, kamu ganti baju atau apa gitu. Masih punya baju ganti kan?"
"Oooh. Masih kok, masih." Kata Miko, dan sekarang kembali melanjutkan makan.
= MAUKA MAKAI =
Akhirnya bisa masuk ke apartemen Ella.
Oooh, gini toh isinya?
"Maafin ya ini berantakan banget. Ya abis kemaren pas kamu jemput, aku juga buru-buru. Kamar aku lebih parah sih." Kata Ella, ketika dia membuka pintu.
Miko membawa ranselnya ke atas, untuk pakaian ganti karena dia akan numpang mandi juga. Ella sendiri sudah membawa travel bag nya, sementara kotak berisi oleh-oleh makanan dari mamanya, juga ditenteng Miko.
"Mau kamu yang mandi duluan, apa aku?" tanya Miko, ketika Ella sedang mengunci pintu. Miko sendiri menemukan dirinya berjalan masuk ke area yang sepertinya ruang tamu, dengan sofa untuk berdua dan TV di depannya. Agak ke pojok ada dapur mini, dan di sebelahnya ada 2 stool dengan meja lipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mauka & Makai
RomanceMauka & Makai (adv.): Hawaiian language, have meaning for the context of direction. Mauka means "on the mountain side of the road" and Makai means "towards the ocean". - Seperti judulnya yang memiliki arti sangat bertolak belakang, Marcella dan Mik...