Bagian Sebelas

3.6K 513 27
                                    

"In spite their differences, the had one important thing in common; They were crazy about each other"

-----


Tampaknya semua orang menyadari perubahan mood Miko, karena, ketika meeting hari ini - iya, siapa sih yang meeting di hari Jumat? - Miko memimpinnya dengan sangat santai, dan juga tentu saja, dipenuhi aura bahagia.

Sam - senior Miko di kampusnya dulu, dua tahun di atasnya namun bersikeras tidak ingin dipanggil Bang - head graphic digital saja, sampai menyadari.

"Seger banget Mik kayaknya?" tanya Sam, sebelum Miko memulai rapat. Sebenarnya juga ini bukan rapat besar, hanya Miko, Sam, Pak Ari yang head IT, dan tentu saja Yefta. Dan rapatnya membahas peluncuran game baru, termasuk promosi dan segala macamnya.

"Wiiih, baru cair nih?" tanya Pak Ari.

"Investment jadi nih?" Sam kembali menimpali.

"Efek makan siang sama Ella itu,"

Yefta, yang memang baru masuk, langsung membuat Miko menoleh ke arahnya.

"Oooh, yang legal baru udah punya Miko?"

Kepala Miko kembali menoleh ke Sam.

"Sialan lo berdua!" katanya, dan kembali duduk. Padahal tadi dia sudah berdiri dan bersiap memimpin rapat. Sekarang, dia malah sibuk mengutak-atik laptopnya. Ralat. Sok sibuk.

"Ya gapapa Mik. Gue mah ikut seneng kalo temen gue seneng, ya kan Sam?"

"Ya iya lah! Apalagi itu mendorong kinerja bos, dan pertumbuhan perusahaan pastinya. Siapa yang gak seneng, ya kan Pak?"

"Bener. Saya malah seneng kalau cinta bisa bikin makin semangat kerja," Pak Ari ikut-ikutan menambahi. Miko merasa semua orang di ruang meeting sedang meledeknya.

Cinta?

"Udah udah! Meeting nih!" katanya, sementara yang lain tertawa melihat Miko yang terlihat salah tingkah.

"Yuk yuk, meeting yuk," kata Yefta akhirnya, di sela-sela tawanya.

= MAUKA MAKAI =

Ella sedang melepaskan kunciran rambutnya, karena sudah tidak lagi panas, dan AC ruangan memang terlalu dingin untuk satu orang; ketika teman ruangannya masuk. Dan Bella sudah duduk selama lima menit penuh, sampai kemudian, dia bersuara.

"Gimana nge-date-nya?"

Ella bahkan sampai menjatuhkan dokumen yang tadinya mau dimasukkan ke map, dan sekarang semuanya berceceran di lantai.

"Buseeeeet, ditanya begitu doang langsung ngelempar berkas," kata Bella sambil tertawa.

"Kampret!" kata Ella, dan menunduk memungut kertas-kertas yang sudah selesai di-print.

"Gue gak nge-date, Bel. Gue makan siang doang sama dia,"

"Ya oke, makan siang doangnya gimana?"

"Yaudah gitu, makan siang,"

"Dimana?"

"Bakso Pak Kumis, trus ke mekdi,"

"Lo berdua gak makan seminggu apa gimana?"

Ella tidak menjawab. Dia sudah memasukkan berkas ke plastik bening untuk kemudian dimasukkan ke dalam bantex.

"Ya terus udah ciuman?"

"Lo gila ya Bel?!"

"Ya pegangan tangan deh,"

Mauka & MakaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang