part 6

2K 153 11
                                    


Tiffany berencana pergi ke sekolah Ella untuk melunasi denda untuk menyelesaikan masalah. Saat mendapat waktu luang, Tiffany langsung mendekati Nick dan berkata, “Chef, boleh aku minta izin? Aku mau pergi ke sekolah Ella. Aku akan segera kembali ketika urusannya selesai.”

Nick hanya menangguk, “Baiklah. Hati-hati.”

Tiffany memberikan seulas senyum. “Terima kasih, chef.”

**

Setibanya di sekolah Ella, dia melangkah ke ruang guru. Matanya juga menangkap sosok Ella yang berdiri di belakang Ibu gurunya.

“Oh! Ibu Tiffany sudah datang? Ayo, silahkan duduk dulu.” Ibu guru yang melihat Tiffany masuk kedalam ruangan pun mempersilahkannya untuk duduk.

Tiffany memberi salam pada Ibu wali kelas Ella . Melihat sosok kakaknya, Ella berpindah mendekati Tiffany. Tepat di seberang tempat duduknya, seorang wanita duduk dengan menyilangkan kaki melirik Tiffany dari ujung kaki sampai ke atas.
Ibu wali kelas Ella turut duduk di tengah dengan meja panjang yang memisahkan Tiffany dengan wanita itu. “Jadi Ibu Fio, ini Ibu Tiffany, kakak dari Ella.” Dia menatap mereka berdua secara bergantian. “Dan ini Ibu Fio, Ibu dari Cherry-teman Ella.”

“Jadi kamu kakak dari anak ini?” Matanya melirik dengan tajam. “Kalau kamu bisa menyekolahkan anak ini ke sekolah bagus, harusnya dia juga bisa memiliki attitude yang bagus. Tapi melihat dia yang mencelakai anak saya dan bahkan memecahkan barang milik anak saya membuat saya jadi prihatin. Lebih baik kamu tidak perlu menyia-nyiakan uangmu karena tempat ini tidak cocok untuknya.”

Tiffany menggeram, dia berusaha menjaga nadanya agar tidak meninggi. Di sebelahnya, mata Ella sudah berair. Meski dia tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan wanita di depannya, tapi dia tahu bahwa dirinya induk dari masalah ini.

“Mencelakai? Sepertinya Ibu keliru karena Ella tidak pernah mencelakai siapapun. Benar kan, Bu?” Dia menoleh menatap Ibu Wali untuk meminta pernyataannya.

Tapi bukannya menjadi saksi yang mengungkapkan kebenaran, Ibu Wali malah menjawab, “Saat saya tiba di tempat kejadian, yang saya lihat hanya Ella yang sudah memecahkan barang milik Cheri.”

Tiffany menarik napasnya dalam karena dia tahu percuma meminta penjelasan Ibu wali. Ketika zaman berubah, bukan murid lagi yang takut pada guru tapi gurulah yang takut pada murid. “Memang benar kalau Ella memecahkan barang milik anak Ibu. Tapi dia melakukan hal itu karena anak Ibu menghina Ibu kami. Salahkah seorang anak membela Ibunya? Bukankah Ibu yang harusnya mengajar atitude kepada anak Ibu? Saya yakin seseorang yang berkelas tidak akan mengumbar sesuatu yang belum diketahui faktanya.”

Terdengar suara tawa sarkatis dari Fio yang kini menatap tajam dua kali lipat dari sebelumnya. “Kamu nyuruh saya buat ajarin anak saya?! Dasar wanita tak tahu malu! Tau apa kamu soal anak saya!”

Dia memang tidak tahu apa-apa soal anak itu dan dia yakin setiap Ibu pasti mengajarkan hal yang berbeda kepada anaknya. Tapi, dia tidak ingin memperpanjang masalah dengan membantah ucapan Fio. Dia mengambil sebuah amplop dari dalam tasnya dan ditaruhnya di meja. “Ini adalah biaya ganti rugi termos yang sudah Ella pecahkan.”

Sebelah alis Fio terangkat dan dia mengambil amplop itu dengan lalu melihat isinya. Ujung bibirnya terangkat, “Ini masih belum cukup untuk membayar ganti ruginya tapi yasudalah, aku masih memiliki belas kasihan pada orang yang tidak mampu.” Dia beranjak dari sofa dan melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.

“Kakak ... ,” lirih Ella melihat wajah Tiffany yang lesu.

“Ayo kita pulang, Ella.” Tiffany menarik Ella bangkit dan berpamitan dengan Ibu Wali.

Chasing RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang