Udah satu bulan ya saya gak update? :")
Readersnya pelit vote sih..
Padahal cuma butuh waktu sedetik loh buat tekan bintang di sudut bawah kiri...Seminggu berlalu sejak pertemuannya dengan Helen. Benang kusut di otaknya belum terselesaikan. Dia tidak tahu jalan apa yang akan dia pilih ke depan. Apa yang akan dia lakukan sekarang?
Matanya menatap kosong jalanan dari balik kaca mobil. Dia bahkan tidak sadar kalau Nick memanggilnya sampai sebuah sentuhan di pipinya membuat dia akhirnya menoleh.
"Sudah sampai."
Sebelum memasuki rumahnya sendiri, dia pergi ke rumah sebelah untuk menjemput Ella. Semenjak kepergian Yuni, Ella diasuh oleh tetangga yang sudah mereka kenal baik.
"Kak Nick?!" seru Ella tidak menyangka begitu melihat Nick sejak terakhir Tiffany memutuskan hubungan mereka. Gadis kecil itu langsung berlari melompat dalam pelukan Nick.
Sudut-sudut bibir Tiffany terangkat otomatis melihat mereka berdua. Dia bahagia melihat Ella sudah bisa tersenyum. Dia juga bahagia masih bisa melihat dua orang yang dicintainya bersama. Di saat yang bersamaan, hal yang paling dia takutkan kembali menghantui pikirannya. Bagaimana jika salah satu dari mereka meninggalkannya?
"Tiffany?"
Lamunannya terbuyarkan. Dia tersenyum tipis pada mereka, "Maaf, ayo kita masuk."
Nick ikut makan malam bersama mereka dan setelah selesai makan, Ella berujar, "Kakak, Ella pengen makan cupcake."
Tiffany pura-pura cuek. "Gak mau nih."
Seketika itu bibir Ella tercebik ke bawah. Tapi dia tidak menyerah dan membujuk Tiffany dengan menggerak-gerakan tangan Tiffany. "Ka kak ... Ella mau makan cup cake...."
"Suruh kak Nick aja."
Sontak Ella turun dari kursi dan berlari ke arah Nick. "Kak Nick ... buatin cupcake kasih Ella dong."
Nick tanpa berpikir sebentar lalu menjawab, "Tapi ada syaratnya."
"Hm? Syaratnya apa?"
Dia tersenyum jenaka lalu berbisik di telinga Ella. Tiffany yang memandang mereka ikut menyunggingkan senyum. Tak lama, Ella bersorak dan Nick menyuruhnya diam tak ingin diketahui oleh Tiffany.
Akhirnya dapur Tiffany disabotase sementara oleh Nick. Sembari menunggu Nick siap, Ella duduk di ruang tamu mengerjakan tugas sekolahnya. Sedangkan Tiffany bertengger di meja sambil mengamati pria itu mengaduk adonan.
Sebuah cream terasa dingin menyentuh pipi Tiffany. Dia terlambat menyadari perbuatan Nick dan memekik pelan. "Nick!"
"Jangan melamun, sudah tiga kali aku melihatmu melamun. Aku gak mau kalau jiwamu diambil seseorang yang tak terlihat."
Wajah cemberut Tiffany berubah menjadi tertawaan. Setelah tawanya reda, dia berucap pelan. "Kamu tahu? Aku kepikiran sesuatu hari ini." Meski Nick fokus dengan adonannya, telinganya senantiasa mendengar ucapan Tiffany. "Kehidupanku tidak semanis dessert yang kubuat."
Nick berhenti melakukan tugasnya dan menghadap Tiffany. "Tapi hidupmu dipenuhi oleh orang-orang manis seperti aku dan Ella."
Lagi-lagi Tiffany tertawa. "Manis banget ya ucapan kamu."
"Pasti dong kalau untuk perempuan manis seperti kamu."
Pandangan mereka bersirobok dan keduanya tak ingin melepas pandangan mereka. Sampai suara Ella akhirnya memutuskan kontak mata mereka.
"Kak Nick, cupcakenya udah siap blom?"
**
"Nick?" panggil Tiffany pelan karena takut membangunkan Ella yang baru saja terlelap setelah dibacakan dongeng oleh Nick. Perlahan Nick turun dan berjalan keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Rainbow
Tiểu Thuyết Chung[ Ganti judul dari "She's not My Baby" ] Tiffany, The Caregiver. Tujuannya adalah dapat membantu orang sebanyak mungkin. Kelemahannya adalah keegoisan. Ketika dia terlalu mencintai seseorang, akankah dia memilih untuk egois atau melepaskan orang yan...