20 - Kesedihan Alysa

5.6K 304 5
                                    

      Wanita itu diam duduk di depan teras rumahnya. Menatap kedepan, dimana disana ia bisa melihat anak-anak para tetangganya yang tengah bermain kejar-kejaran. Tangan kanan Alysa terangkat, menyatukan sikutnya dengan meja bundar disebelahnya. Ia menopangkan kepala sambil terus menatap kebahagiaan para bocah-bocah itu.

Melihat suasana seperti itu, membuatnya teringat ingin memiliki momongan. Sampai saat ini ia masih ingin memiliki anak. Bagaimanapun juga Alysa seorang perempuan, dimana dia ingin sekali menjadi Ibu. Menjaga, merawat penuh Kasih sayang pada buah hatinya.

     Ternyata berhubungan intim dengan Retno hanya satu kali saja, tidak membuatnya hamil. Susah payah ia melakukan ide itu, sampai-sampai mengira bahwa dirinya sudah gila. Tapi yang ia dapat hanyalah asap saja.

Sudah 10 bulan lebih ia menjalin hubungan suami-istri dengan Retno. Diluaran usia pernikahan 10 Bulan, perut istrinya pasti sudah pada besar-besar. Tapi Alysa? Sampai saat ini perutnya masih rata-rata saja. Bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda hamil, semacam muntah-muntah atau sekedar ngidam pengin apa gitu.

“Kamu jadi nebeng ke rumahnya Risma?”

suara Retno terdengar membuat Alysa terlonjak. Ia menghilangkan semua khayalannya lantas menoleh. Ada Retno disana, sudah mengenakan pakaian kerja dengan sangat rapi. Apalagi rambutnya, sudah mengkilap macam panci baru saja. Alysa jadi geli sendiri melihat penampilan Retno yang selalu itu-itu saja. Kepala Alysa mengangguk menjawab pertanyaan Retno.

“Gue ambil hape dulu.” katanya seraya beranjak masuk ke dalam rumah.

       Mobil Retno berhenti di depan gerbang besi rumah Risma. Alysa bersiap-siap keluar, ia menolehkan kepalanya sejenak pada Retno, “Awas, jangan lupa! Jemput gue jam makan siang! Telat semenit, gue cincang!” ancamnya berlebihan lantas keluar dari mobil tanpa sepatah kata manis.

Lama hidup bersama wanita angkuh macam Alysa, membuat Retno menjadi lelaki yang lebih sabar. Setelah melihat Alysa masuk ke dalam rumah sahabat wanita itu, Retno melajukan mobilnya menuju kantor. Ia sudah terlambat setengah jam dan itu gara-gara Alysa.

      Kaki Alysa memasuki rumah Risma tanpa permisi, itu sudah biasa. Tiba di ruang tengah, ia tidak menemukan siapa-siapa. Padahal tadi sebelum ia berangkat, katanya Nunung sudah sampai lebih dulu. Tapi kemana mereka sekarang?

“Risma....” serunya, terus melangkah menjelajahi rumah Risma yang besarnya tidak usah ditanya lagi. Maklum lah, rumahnya dirut mah nggak kira-kira bagusnya. Bak istana.
“Gue dikamar Krisna...”

Terdengar teriakan Risma. Alysa segera menaiki anak tangga menuju kamar anaknya Risma. Tiba disana ia menemukan Nunung dan Risam tengah bercanda ria bersama Krisna diatas lantai.

Alysa ikut bergabung, ia duduk melingkar bersama Nunung dan Risma sedangkan Krisna di tengah. Tidak sengaja matanya melirik perut Risma, sudah besar. Dalam hati Alysa meringis. Usia kandungan Risma pasti sudah mencapai 8 Bulan, ia tahu itu karena dari awal menghitung.

“Lama amat lo! Sampe minuman gue udah habis!” ketus Nunung.

“Ya lagian elo! Ngapain coba nyuruh kumpul jam 6? Segala pake buru-buru!” balas Alysa tidak kalah ketus. Ia kesal pada Nunung. Wanita itu menyuruhnya ke rumah Risma pada pukul 6. Di tanya mau apa, Nunung sama sekali tidak menjawab.

“Gue tuh mau ngumumin pengumuman penting banget!” Nunung berseru kegiranga, setelah tadi wajahnya cemberut.

“Apa banget deh lo, Nung!” balas Risma.

“Apaan sih?” itu suara Alysa.

“Yaelah... Wajah kalian kayaknya nggak enak banget. Nggak mau denger pengumumannya nih? Padahal penting loh!”

Marriage Absurd (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang