22 - Terpesona

5.5K 274 0
                                    

Hal yang paling menakutkan di dunia ini bagi Retno Dewantoro adalah hantu. Dia takut semua jenis hantu, entah itu kuntilanak, wewe gombel atau wewe gembel semua tanpa terkecuali. Namun malam ini dia harus menerima kenyataan karena Alysa memintanya menemani nonton film horor di DVD. Dan dengan pasrah Retno hanya mampu mengangguk. Karena membantah pun sepertinya tidak akan membuatnya lolos dari ajakan nonton film horor. Tahu sendiri Alysa itu seperti apa. Wanita pemaksa walau itu pada suami sendiri.

Berkali-kali Retno mengatur napasnya, sambil menunggu Alysa selesai memasukkan kaset. Dia berusaha setenang mungkin, agar Alysa tidak mengetahui bahwa ia takut pada yang berbau mistis.

Tiba-tiba saja sesuati dibawah sana ingin mengeluarkan sebuah cairan. Retno menatap Alysa yang masih sibuk dengan DVD. Dia beranjak dari duduknya untuk ke kamar mandi. Namun langkahnya terhenti ketika Alysa menegurnya.

"Mau kemana lo?"

"Kamar mandi, sebentar." jawab Retno lantas kembali melanjutkan langkahnya.

"Eh, ini udah mulai! Ntar aja pipisnya..." tanpa berperikemanusiaan, Alysa menarik lengan Retno dan mendudukkan lelaki itu di sofa. "Bilang aja lo takut!" katanya. Ia lantas ikut duduk di sebelah Retno

Kepala Retno menggeleng, "Nggak. Aku cuma mau pi-,"

"Udah ntar aja! Ini cuma satu setengah jam kok!" serga Alysa.

Retno menghembuskan napas berat, menahan kesal. Punya istri tidak berperikemanusiaan itu ternyata sangat menyiksa. Ingin rasanya ia sesekali membantah omongan Alysa. Namun belum ada nyali sebesar itu. Berani-beraninya Retno, dia hanya mampu menyumpah serapahi Alysa dan itupun di dalam hati.

Ketika suara film sudah di mulai, kedua kepala itu menoleh bersamaan pada layar televisi. Dan hal pertama yang keduanya lihat adalah mahluk bernama kuntilanak nampak di layar sana tengah memelototkan matanya dan dengan wajah berlumur darah.

Retno menahan napas ketika melihat itu. Sedangkan Alysa sudah menjerit histeris dan kepalanya beringsut pada lengan Retno. Retno menghembuskan napasnya setelah sosok hantu di layar televisi tidak nampak lagi. Kepalanya melirik lengan kanan yang kini sudah dijadikan tempat persembunyian kepala Alysa. Dalam hati Retno memaki tingkah Alysa.

Selanjutnya, selama film berlangsung, Retno justru tidak merasa ketakutan. Dia hanya sesekali memalingkan pandangan kearah lain jika matanya sudah tidak kuat lagi menatap sosok hanti mengerikan dan menjijikan itu. Dan yang paling heboh selama film berlangsung adalah Alysa. Setiap hantu muncul, dia akan langsung beringsut ke lengeng Retno, bahkan memeluk leher Retno. Padahal yang sering muncul hanyalah hantu tuyul, yang jika dilihat itu imut-imut.

Paha Retno bergetar, akibat menahan pipis terlalu lama. Dia melirik Alysa yang masih setia menutupi kepala di lengannya. Sudah satu jam lebih ia menahan pipis. Dan kini sudah tidak ada lagi yang namanya sabar. Air di dalamnya sudah ingin keluar. Dengan sedikit keberanian Retno mendorong kepala Alysa sambil berusaha berdiri.

"Iiih...Retno jangan bergerak-gerak... Gue takut...!" Alysa makin mengeratkan pelukan pada lengannya.

"Aku mau pipis dulu, Lysa. Ini udah nggak tahan."

"Ck! Tapi kan gue takut... Udah ntar aja sih!"

"Kalau takut yaudah jangan di tonton. Aku matiin ya, filmnya?"

"Jangan! Ini seru filmnya. Lagian, setengah jam lagi kok..."

Memejamkan mata, Retno menghembuskan napas. Lantas dia menarik paksa lengannya dari pelukan tangan Alysa. Dia melangkah pergi tanpa mempedulikan panggilan Alysa.

Setelah memberhentikan sejenak jalan filmnya, Alysa berlari mengejar Retno. "Retno... Gue ikut!" ia kembali memeluk lengan Retno dan menyembunyikan wajahnya disana, memejamkan mata sambil berjalan menuju kamar mandi.

Marriage Absurd (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang