Cintet#23

995 68 7
                                    

Radhika masih terpuruk dalam tangisnya masih dalam posisi berlutut dan menundukkan kepalanya
Nampak luka lebam di pipi kiri radhika akibat tamparan yang arya lakukan malam itu
Sebuah mobil jazz berwarna putih menghampirinya berhenti tepat di belakang radhika
"Ya ampun radhika" sapa seorang wanita yang baru turun dari mobil dan memayungi tubuh radhika dan dirinya
Ia membantu radhika berdiri dan membopong radhika masuk ke dalam mobil
Kini mereka sudah berada di dalam mobil, wanita itu menatap radhika dengan tatapan iba
"Lo ngapain telfon gw subuh2 gini? kenapa juga lo main hujan2an kaya gini, gila ini udah hampir subuh rad" oceh wanita itu
Yang ternyata wanita itu adalah sivanya sahabat dekat radhika
Radhika menghubunginya saat ia baru keluar dari rumah arya
Radhika tak menghiraukan pertanyaan sivanya
ia masih terpuruk dalam pikiranya dan pandangan kosong kedepan
"Radhika lo gak dengerin gw" sivanya mencoba meraih kedua pipi radhika untuk menghadapnya
"Ya ampunnn ini lagi, siapa yang udah nampar lo hahh" tanya sivanya memperhatikan luka lebam di pipi kanan radhika
"Gw boleh nginep di apartmen lo, gw akan ceritain semuanya van" jawab radhika dengan suara serak
Sivanya mengangguk dan melajukan mobilnya
Setengah jam kini mereka sudah sampai di sebuah kamar apartmen milik sivanya
Nampak radhika sedang menghisap sebatang rokok milik sivanya
"Anjing si arya jadi dia nggak mau ngakuin anak yang lo kandung sekarang" ucap sivanya
Radhika menggeleng lemah
"Trus slingkuhan lo gimana?" Tanya sivanya lagi
"Mana dia mau, setelah dia tau kalo anak yang gw kandung ini ternyata bukan anak dia" jawab radhika sembari menghisap rokoknya
"Ya ampun rad, udah lama gw gak denger kabar dari lo dan sekalinya dapet kabar malah kaya gini" ucap sivanya mengelengkan kepalanya
"Lo juga pake acara selingkuh2 segala, kurang apa coba arya selama ini" lanjut nya lagi
"Gw jg gak ngerti van, perasaan gw ke sakti tumbuh gitu aja semakin lama gw malah semakin ingin miliki dia" jawab radhika lirih
"Terus klo kaya gini gimana coba" tanya sivanya
Radhika diam tak menjawab
"Ini apaan sih lo, semenjak kapan lo ngerokok" sivanya berusaha merebut rokok di tangan radhika
Dengan sigap radhika mencegah tangan sivanya
"Lo tu lagi hamil rad, ini tu bahaya buat janin lo" lanjut nya lagi
Radhika nampak memikirkan seauatu
"BAHAYA! Iya bahaya" radhika nampak menyungingkan senyum di bibirnya
"Lo punya yang lebih bahaya lagi gak van? Minuman yang ber alkohol misalnya, obat obatan atau sejenisnya lah" ucap radhika menatap serius sivanya yang menganga mendengar ucapan radhika
"Woee anjing lo" ucap sivanya menonyor wajah radhika
"Lo kira gw temen macem apaan yang ngebiarin temen sendiri mau ngebunuh anak nya, otak lo dimana sihhh" lanjut nya menunjuk kepela radhika dengan gemas
Radhika menundukkan kepalanya
"Gw gak pengen anak ini van, gw mau balik aja ke orang tua gw" jawab radhika lirih
Sivanya meraih tubuh radhika ke dalam pelukanya
Ia usap dengan lembut kepala radhika

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang