Cinter#85

954 111 40
                                    

***pagi

"Saya masih gak tau apa maksut kamu menyuruh ayah saya datang kemari radhika" tanya sakti memecah keheningan antara ia dan radhika yang kini sedang menunggu kedatangan mr.arora papa sakti
"Kapan kamu akan membawa dhika pergi?" Tanya radhika dingin kepada sakti
"Maksut kamu?" Tanya sakti menyerngitkan keningnya menatap tajam radhika
"Saya akan menyerahkan dhika kepada kalian tapi saya mohon tolong sayangi dia sepenuh hati kalian" pinta radhika dengan mata berkaca2
"Rad tanpa kamu minta saya pun akan menyayangi dhika sepenuh hati saya, tapi saya tidak mungkin memisahkan kamu dan dhika, rasanya saya tidak berhak sedikitpun atas dhika, jadi saya mohon kamu tidak perlu melakukan itu hanya untuk membahagiaa kan papa saya" jawab sakti tegas
Radhika diam menundukkan kepalanya
Perlahan sakti menghampiri radhika yang terduduk manis di kursi ruang tamu tersebut
"Radhika bukanya saya tidak mau merawat dhika tapi saya sangat tau jika dhika sangat membutuhkan kamu, demi tuhan saya ingin merawat dhika tapi saya tidak boleh egois" lanjut sakti dengan menatap sendu ke arah radhika yang mulai menitihkan air mata
"Atau kalau kamu mau ikutlah bersama kami kita bisa membesarkan dhika bersama nanti akan saya carikan rumah untuk mu dan dhika di jakarta" pinta sakti penuh harap
"Maaf sakti tapi rasanya aku tidak bisa pergi meninggalkan arjun" balas radhika seketika sakti membuang pandangnya kesal ke arah lain
Sakti bangkit dari duduknya yang semula berlutut di depan radhika
"Bunda dhika sudah siap" ucap dhika yang sudah nampak rapih dengan kemeja putih dan celana warna birunya
Seketika sakti menyerngitkan keningnya menatap radhika
"Kenapa bunda belom juga ganti baju, katanya kita akan ikut ayah" ucap dhika polos
"Dhika" panggil seseorang paruh baya dari arah pintu
Seketika pandangan mreka tertuju pada sosok laki2 yang kini berdiri di ambang pintu
"Papa" gumam sakti lirih
Iya mr.arora lah sosok laki2 paruh baya yang kini sedang berdiri di ambang pintu tesebut
Sakti dan radhika seketika berdiri saat mr.arora berjalan mendekati mreka namun
Tujuan langkah mr.arora tertuju pada dhika yang tersenyum kepadanya
"Opa datang kesini juga?" Tanya dhika girang
"Iya dong, karna opa sudah sangat rindu dengan cucu opa yang paling tampan ini" jawab mr.arora mencubit gemas pipi dhika
Radhika dan sakti hanya melihat kedua kakek dan cucu yang sedang bercanda di hadapan mreka
tanpa radhika sadari tersungging senyuman di wajah cantiknya
Sesaat mr.arora pun menghampiri radhika yang terus memandangnya
"Terimakasih kamu sudah memberiku kesempatan untuk membesarkan dhika, kamu jangan khawatir radhika!
anakmu dhika tidak akan pernah kehilangan kasih sayang bahkan dia akan mendapatkan kasih sayang yang amat banyak terutama dariku" ucap mr.arora serius menatap radhika
Sedang radhika hanya bisa mengangguk tanpa bisa mengeluarkan suaranya
"Ayo dhika ambil semua pakaian kamu di dalam kamar nak" ucap radhika mencoba mengalihkan pembicaraan
"Tapi bunda, kenapa bunda tidak cepat2 mengganti pakaianmu?" Tanya dhika polos
"Dhika kamu pergi duluan bersama opa dan ayah nanti bunda akan menyusul mu nak" jawab radhika lembut
"TIDAK, aku ingin bersama2 dengan bunda saja" balas dhika cemberut
"DHIKA KAMU JANGAN PERNAH NGELAWAN APA KATA BUNDA" bentak radhika
"Tidak bunda, dhika hanya ingin pergi jika berasamamu" ucap dhika dengan tangis lirih yang ia tahan
"CEPAT AMBIL TAS MU SEKARANG" bentak radhika lagi
dengan berat langkah dhika pun melangkahkan kakinya
Selang beberapa menit ia pun kembali dengan ransel di bahunya
"Bunda dhika mohon jangan suruh dhika untuk meninggalkan bunda sendiri" ucap dhika lirih namun dengan air mata yang deras mengalir di pipi mungilnya
"SAKTI BAWA DHIKA KELUAR DARI SINI" ucap radhika kesal
"Tapi rad,,,,"
"CEPATTT SAKTI" bentak radhika lagi
"Ayo cucu opa yang tampan kita pergi nak" ucap mr.arora menarik lembut tangan dhika
Namun tiba2 tangan dhika menghempaskan tangan nya dengan kasar dan berlari jongkok memeluk kaki radhika
"Bunda dhika gak mau, dhika di sini saja sama bunda" ucap dhika dalam isak tangis
"KAMU JANGAN CENGENG DHIKA KAMU HARUS PERGI SRKARANG" jawab radhika membentak dan berusaha melepaskan pelukan dhika pada kakinya
"Tidak bunda dhika tidak mau, dhika mohon bunda dhika janji dhika akan jadi anak yang selalu menurut apa kata2 bunda tapi dhika mohon ijinkan dhika disini bersamamu" ucapan dan tangisan dhika pun mampu membuat air mata sakti keluar menyaksikan adegan yang kini ada di hadapanya
"PERGIIIII DAN JANGAN MEMBANTAH DHIKA" ucap radhika kesal lalu mendorong kencang tubuh dhika hingga jatuh tersungkur
"BUNDAAAAAA" teriak dhika saat radhika berlali keluar rumah
"BUNDAAAA JANGAN TINGGALIN DHIKA BUNDAA" teriak dhika ingin mengejar radhika namun di halangi oleh mr.arora
"Sudah2 mungkin bunda dhika sudah tidak mau mengurus dhika lagi" ucap mr.arora mengusap air mata dhika dengan lembut
"Cukup pah jangan cuci otak dhika dengan kata2 papa" bentak sakti kesal
"Kamu liat sendirikan apa yang sudah di lakukan radhika tadi?" Bentak mr.arora balik
Sakti pun tidak bisa berkata apa2 karna memang benar apa yang di ucapkan oleh ayahnya itu
"Ayo dhika kita berangkat sekarang ya" ucap mr.arora lembut
"Tapi opa bagaimana dengan bunda dhika" jawab dhika dengan suata seraknya
"Dhika dengar sendirikan apa kata bunda tadi, kalo dhika di suruh pergi dari rumah ini karna dia tidak mau jika terus2an di susahkan oleh dhika" balas mr.arora lagi
Sakti yang sudah muak mendengar kata2 papanya pun memilih pergi duluan
"Tapi apa nanti dhika masih bisa ketemu dengan bunda lagi?" Tanya dhika menghapus sisa2 air mata di pipinya
"Tentu" jawab mr.arora tersemyum manis
Dhika pun menganggukkan kepalanya sebelum melangkahakan kakinya keluar rumah
Beberapa kali ia mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari sosok radhika
Namun nihil tak ia lihat wajah bundanya untuk yang terakhir
"Aku sayang bunda" ucap dhika lirih sebelum ia benar2 pergi melangkah pasti keluar dari halaman rumah ya dengan di gandeng oleh mr.arora

(Part tersedih yang saya ketik nih😭)

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang