Cinter#73

848 106 18
                                    

Minggu pagi
Dhika nampak jenuh sedari tadi hanya berada di dalam rumah
"Bunda dhika mau main sepedah ya" ucap dhika yang sedang memperhatikan radhika melipat2 baju di dalam kamar
"Jangan dhika nanti kecapean lagi" jawab radhika lembut
"Ya kalo capek istirahat bunda, pasti bunda takut kalo dhika capek trus sakit lagi iya kan" ucap dhika memanyunkan bibirnya
Radhika hanya tersenyum melihat anaknya yang terlihat memasang wajah musam
"Ya udah boleh tapi jangan jauh2 dan jangan terlalu cape , mengerti?" Dengan cepat dhika mengganggukkan kepalanya di barengi senyum manis di wajahnya
"Makasih bunda cupph" balas dhika mencium kilat pipi radhika lalu bergegas lari keluar rumah
Saat dhika sedang asik dengan sepedahnya
"AYAHHHH" panggil dhika kepada sakti yang baru pulang
"Hey kok ayah baru liat dhika main sepedah hari ini" jawab sakti menghampiri dhika
"Iya soalnya bunda gak bolehin dhika sering2 main sepedah yah" ucap dhika cemberut
"Loh kenapa?" Tanya sakti duduk jongkok di depan dhika yang menaiki sepedah nya
"Dulu pas pertama2 dhika punya sepedah baru dhika main sepedah dari pagi sampe sore, pas malam nya tiba2 nafas dhika sesek yah trus dhika di bawa ke pukesmas dan semenjak itu bunda ngelarang dhika sering2 main sepedah lagi" jawab dhika cemberut
"Dhika tau gak dhika sakit apa?" Tanya sakti pelan
"Kata dokter di pukesmas dhika cuma alergi sama sesuatu aja yah tapi gak tau pas dokter ngomong sama bunda, bunda kelihatan sedih gitu padahal kan dhika cuma alergi" ucap dhika polos
Sakti mengangguk mengerti
"Trus bunda dhika sekarang di mana?" Tanya sakti menoleh ke sekeliling nya namun tak melihat sosok radhika
"Ada di dalam kamar tadi sih masih lipat2 kain yah" jawab dhika
"Kalo tante neha?" Tanya sakti lagi
"Tadi lagi guntingin kuku di ruang tamu yah" jawab dhika lagi
"Ya udah dhika ayah masuk ke dalam ya, dhika main aja di sini tapi jangan jauh2 ya" ucap sakti mengacak2 rambut dhika lalu bangkit berdiri dan bergegas masuk ke dalam rumah
"SAYANG, kamu udah pulang?" Tanya neha girang lalu bergegas lari menghampiri sakti
"Iya semua urusan pabrik udah selesai dan saya juga udah bilang sama pak kades besok kita pulang ke indonesia" balas sakti menyunggingkan senyum untuk neha
"Asikkk" ucap neha girang dan memeluk sakti
Saat mreka sedang berpelukan
"BUNDAAAA" teriak dhika dari arah luar
Seketika sakti melepaskan pelukanya terkejut dengan teriakan dhika
Radhika yang berada di dalam kamar pun langsung keluar mendengar teriakan dhika
"Dhika?" Ucap sakti lirih menatap radhika yang masih berdiri terpaku di depan pintu kamarnya
Dan akhirnya sakti lebih dulu berlari keluar dan di ikuti dengan radhika dan neha
"Astaga dhika" ucap sakti terkejut melihat tubuh dhika yang tersungkur dengan banyak darah di bagian kepalanya ia juga melihat ceceran darah di batu besar di dekat kepala dhika

Minggu pagiDhika nampak jenuh sedari tadi hanya berada di dalam rumah"Bunda dhika mau main sepedah ya" ucap dhika yang sedang memperhatikan radhika melipat2 baju di dalam kamar"Jangan dhika nanti kecapean lagi" jawab radhika lembut"Ya kalo capek i...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DHIKAAAA" teriak radhika saat melihat anak nya terkulai lemah dengan begitu banyak darah di kepalanya
Dengan sigap sakti menggendong tubuh mungil dhika kepelukanya
Sakti berlari cepat membawa tubuh mungil dhika di dalam gendongan nya
Terlihat radhika dan neha mengikuti langkah sakti di belakang
Sepanjang jalan radhika tak henti2 nya menangis dan memanggil2 nama dhika
Neha pun membantu menenangkan radhika tapi sia2 radhika malah semakin teriasak dalam tangisnya

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang