Cinter#79

1K 115 36
                                    

"Sekarang kita masuk yuk" ucap radhika melepaskan pelukannya dari tubuh mungil dhika
"Tapi ayah pasti kembali kan bunda" tanya dhika dengan mata berbinar penuh harap
Radhika hanya mengangguk sembari menyunggingkan senyum
Mreka masuk kedalam rumah
Saat mreka baru beberapa langkah menjauh dari pintu
Tokk tokk tokkk
"Siapa itu bunda? Apa ayah kembali lagi" ucap dhika dengan senyum harapnya
Radhika hanya menggeleng kan kepalanya tanda tidak tau
Buru2 dhika berlari ke arah pintu
Krekkk
"AYAH pulang lag,,,gi" ucap dhika yang awalnya keras namun melambat pelan karna bukan sakti yang ia lihat berdiri di depan pintu
"Halo cucu opa yang manis"
sapa laki2 paruh baya yang di dampingi seorang wanita muda di samping nya
Seketika radhika yang melihatnya dari kejauhan berlari menghampiri mreka
"ANDA? UNTUK APA ANDA DATANG KEMARI, SAKTI SUDAH PERGI SEKARANG KALIAN LEBIH BAIK PERGI DARI SINI" bentak radhika kepada dua orang itu
Laki2 itu masuk kedalam dan mendekati dhika yang berada di samping radhika
"Tujuanku datang kemari bukan untuk mencari sakti, aku hanya ingin bertemu dengan cucuku, ANAK KANDUNG SAKTI" ucap laki2 paruh baya yang ternyata ia adalah ayah kandung sakti Mr.Arora dan wanita muda yang di samping nya itu adalah neha menantunya istri sah sakti
Plesback

"Papa jangan selalu menyalahkan aku karna sampe sekarang aku belum bisa memberimu cucu, aku dan sakti sudah berusaha pah" ucap neha dalam tangis
"Papa tidak mau tau! Yang jelas kesalahan ada di diri kamu neha karna kamulah yang mengandung bukan sakti" jawab mr.arora
"Mungkin saja tuhan memang belum memberiku anak pah bukan berarti aku tidak bisa hamil" ucap neha lagi
"Papa tidak mau tau jika dalam setahun ini kamu belum juga bisa memberikan penerus saya, saya akan menyuruh sakti menyeraikan kamu" jawab mr.arora tegas lalu hendak pergi meninggalkan neha
"PAPA SUDAH MEMPUNYAI CUCU KANDUNG" teriak neha lantang
Seketika menghentikan langkah mertuanya dan menatap nya kembali
"Apa maksut kamu" tanya mr.arora
"Neha akan memberi tahu papa yang sebenarnya asalkan papa janji tidak akan menyuruh sakti menceraiakan saya" ucap neha
"Apa yang kamu rahasiakan neha"
Tanya mr.arora menatap tajam
"Tapi papa janji dulu tidak akan menyuruh sakti menceraikan neha" ucap neha lagi
"BAIKlAH" ucap mr.arora lantang
------------ finish

"Nak sakti mau pulang sekarang?" Tanya pak kades yang sudah menunggunya di depan kantor kepala desa
"Iya pak karna memang semua urusan saya sudah selesai di sini dan ini semua atas bantuan bapak" ucap sakti sopan
"Baiklah mobilnya ada di garasi kantor ini mari saya antar" ucap pak kades lalu berjalan di ikuti sakti di belakang nya
"Loh dimana kunci mobil saya kok gak ada di dalam tas ini" ucap sakti membuka2 tas pinggang mini miliknya
"Ada apa nak sakti" tanya pak kades
"Kunci mobil saya hilang pak" jawab sakti masih mencari2 di tas pinggang miliknya
"Coba di ingat2 lagi siapa tau lupa" jawab pak kades
"Oh iya, mungkin terjatuh waktu dhika membukanya tadi di dalam kamar saat kami sedang beres2 pakaian saya" ucap sakti seraya berfikir
"Pak bisa saya titip sebentar saya harus pulang ke rumah radhika untuk mengambil kuncinya" ucap sakti dan di balas anggukan cepat dari pak kades

"Tidak dhika anak ku dan bukan anak sakti" jawab radhika meraih tubuh dhika yang sedari tadi hanya mematung mendengar kan ucapan radhika dan mr.arora
"Radhika aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang sudah kulakukan terhadapmu dulu" ucap mr.arora pasti
"MENEBUS DENGAN APA? APA ANDA AKAN MENYURUH SAKTI UNTUK MENIKAHI SAYA DAN MENCERAIKAN DIA BEGITU?" Ucap radhika lantang seraya menunjuk neha yang berada di samping mr.arora
"Aku akan menebus dengan cara lain, aku akan menyekolahkan dhika sampai tinggi dan menjadi orang sukses dan aku juga akan memberimu uang yang cukup banyak radhika" ucap mr.arora dengan senyumanya
"SAYA TIDAK MENJUAL ANAK SAYA" bentak radhika dengan mata yang berkaca2
"6tahun? 6tahun saya membesarkan dhika sendirian, saya menahan sakit sendirian saat melahirkan dhika! Saya rela tidak di anggap anak demi mempertahankan dhika! Dan saya rela di hina sebagai wanita murahan karna memiliki anak tanpa suami, anda bisa bayangkan itu jika anda memiliki hati nurani tuan" ucap radhika lirih namun dengan suara sinis nya
"Tapi rasanya tidak bisa, KARNA ANDA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI HATI NURANI" bentak radhika di iringi tangis nya
"Radhika memang waktu itu aku khilaf,  aku hanya menuruti egoku saja apalagi aku tidak tau jika kamu sedang memgandung anak sakti" ucap mr.arora dengan wajah menyesalnya
"Radhika saya salah sudah menyuruh kamu meninggalkan sakti pada saat itu, saya menyesal saya benar2 menyesal radhika, dan saya hanya ingin menebus kesalahan saya dengan cara injinkan saya merawat dan membesarkan dhika anak sakti"ucap mr.arora dengan mata yang mulai berkaca2
"APA? anda ingin merawat dhika? Apa saya tidak salah dengar tuan!
Oh,, apa karna neha tidak bisa memberikan anda penerus kelurga anda sehingga anda ingin merebut dhika dari saya?" Ucap radhika menahan amarahnya
"Tidak radhika, saya hanya ingin menebus kesalahan saya dengan cara merawat dhika itu saja" jawab mr.arora
"TIDAK! SAMPAI KAPANPUN SAYA TIDAK AKAN MENYERAHKAN DHIKA KEPADA ANDA" ucap radhika lantang
"Baiklah radhika, aku sudah meminta nya dengan cara baik2 Ternyata kamu ingin aku melakukan nya dengan cara kasar!" Ucap mr.arora menatap tajam ke arah radhika
"Tunggu surat panggilan dari pengadilan radhika" ucap mr,arora lirih namun terdengar tajam itu
PRANGGGGG
Tiba2 terdengar suara pecahan fash bunga dari luar rumah radhika
"Aarrgghhhh" teriak seseorang dari luar
Buru2 semua keluar untuk melihat siapa yang memiliki bunyi suara itu
"SAKTI??" Ucap neha tetkejut saat melihat keadaan sakti yang menahan sakit di kepalanya
Dengan kedua tangan sakti yang memegang kuat kepalanya menahan sakit
"Pah,,pa! Aa,,aku sa,,ngat ke,,cewa dengan,,mu" ucap sakti terbata2 menahan sakit di kepalanya
"Sakti maaf kan papa nak, papa hanya ingin kamu bahagia nak" ucap mr,arora cemas
"TAPI PAPA TAU KALAU KEBAHAGIAAN SAKTI ADALAH RADHIKA KAN?" bentak sakti
Terlihat ia nampak sempoyongan menahan tubuhnya
Saat itu pula neha hendak memegang tubuh sakti namun
"JANGAN SENTUH SAYA" bentak nya lagi kepada neha
Sedang radhika hanya diam dengan air mata yang terus mengalir di pipi mulusnya
"AYAH" teriak dhika seketika memeluk kedua kaki sakti
Brukkkkk
Sakti menjatuhkan kakinya dan berlutut di hadapan dhika
"Maaf kan ayah dhika, maafkan ayah sayang" ucap sakti berkali2 menciumi wajah dhika dan memeluknya erat
Namun pelukan sakti di rasakan dhika sedikit demi sedikit mengendur dan
Brukkkkk
Tubuh sakti terkulai lemah tak sadarkan diri di lantai
"SAKTI" teriak semuanya bersamaan

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang