Cinter#48

932 80 11
                                    

Sudah hampir satu jam radhika berlari namun tak ada tanda2 adanya penghuni di sekitar hutan ini
Hujan mulai turun membasahi tubuh radhika
"Ya tuhan aku harus kemana" ucap radhika panik karna hujan yang semakin deras
Dari tempat ia berdiri nampak sorotan cahaya di atas bukit yang lumayan jauh darinya
"Sepertinya itu jalan" ucap radhika lalu bergegas menaiki bukit yang lumayan tinggi
Setengah jam kini ia telah berada di sebuah jalan yang amat sepi
"Kenapa gak ada satupun kendaraan yang lewat" ucap radhika dengan suara yang bergetas
"Dinginnn" ucap radhika lirih
Dengan keadaan baju yang basah dan setengah sobek di bagian dadanya memang lah tidak tepat untuk tempat seperti ini
Radhika melanjutkan jalanya menyusuri tepi jalan itu namun sejauh ini benar2 tidak ada satupun kendaraan yang lewat
"Itu ituu ada cahaya lampu" ucap radhika girang memperhatikan sebuah motor yang mulai mengarah mendekatinya
Terlihat sebuah motor yang di kendarai satu laki2 dan satu prempuan namun dengan kedua ank mreka yang sudah besar
Chitttt
Motor itu berhenti tepat di depan radhika yang berdiri di tengah jalan
"Hehh mau mati kamu" ucap laki2 itu
"Maaf pak, tapi saya butuh tumpangan pak saya tersesat" ucap radhika memohon di depan mreka
"Tapi bagaimana mungkin kami memberimu tumpangan sedang kami saja sudah memenuhi isi motor ini" ucap wanita itu
"Baiklah, kalo begitu saya pinjam saja sebentar hp anda untuk menghubungi teman saya" ucap radhika mendekati wanita yang berada di belakang laki2 itu
Lalu wanita itu mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas
"Yahhh maaf nona hp saya lowbet" jelas wanita itu menunjuk kan ponsel miliknya
"Begini saja, di depan sana jalan yang saya lewati tadi ada sebuah wartel tidak jauh dari sini anda bisa pergi kesana untuk menelpon teman anda" jawab laki2nya
"Tapi saya tidak mempunyai uang logam sama sekali"ucap radhika
Laki2 itu nampak merogoh saku celananya dan mengelurkan beberapa uang logam di tangannya
"Ini ada beberapa uang logam saya, cepat pergilah sebelum kau kedinginan berlama lama di sini" ucap laki2 itu
"Kalo saya boleh tau ini di mana ya" tanya radhika
"Ini di bogor nona" jawab wanita itu
"APA? BOGOR?" Raut wajah radhika berubah tak percaya
"Maaf nona saya tidak bisa berlama2 di sini karna hujan semakin lebat belom lagi ke adaan anak saya yang sedang sakit" ucap wanita itu lagi
"Baiklah aku bisa ke wartel itu sendiri, sekali lagi terimakasih" ucap radhika lalu berlari berlawanan arah dengan pengendara motor itu
"Sebenarnya saya tidak tega melihatny sendirian di tempat seperti ini tapi keadaan anak kita memang sedang sakit parah bang" ucap wanita itu menatap kepergian radhika
"Kau lihat keadaan kaos yang ia kenakan tadi" ucap wanita itu
Laki2 itu menganggukan kepalanya
"Sepertinya ia sedang dalam masalah besar" lanjut wanita itu
"Iya, ya sudahlah semoga tidak terjadi apa2 denganya" jawab laki2 itu
"Ayo kita harus cepat bawa anak kita ke rumah sakit" lanjut laki2 itu lagi dan bergegas melajukan sepeda motornya
Radhika nampak berlari menyusuri jalan di tengah derasnya air hujan yang jatuh  dengan sekuat tenaga yang ia miliki
"Itu dia wartelnya" ucap radhika dalam larinya
Di dalam mobil sakti nampak kacau dengan keadaan rambut yang sangat berantakan
"Ya tuhan saya harus cari radhika kemana lagi" ucap sakti mengedarkan pandangan kesana kemari mencari sosok radhika
Tiba2
Bibbb bibbbbb
Ponsel sakti berbunyi di dalam saku baju kemejanya
Buru2 ia ambil ponselnya dan melihat panggilan dari siapa
"No siapa ini, sepertinya no dari wartel" ucap sakti menyerngitkan keningnya
Bukkk
Ia lemparkan ponsel itu ke jok penumpang di sampingnya
Karna ia tak tertarik untuk menerima panggilan dari nomor yang tidak ia kenal

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang