Cinter#27

1K 77 10
                                    

"RADHIKAAAAAA" teriak sakti saat ia di seret paksa oleh 3 security itu
"Ada apa ini" tiba2 seorang wanita menghentikan langkah scurity dan sakti
"Sakti?"ucap wanita saat melihat wajah sakti
"Smo?" Sakti pun tak kalah terkejut saat melihat wanita yang kini ada di hadapanya
Ia smo adalah ritika anak dari rekan bisnis mr.arora ayah sakti percaya atau tidak apartmen ini adalah milik ayah ritika
"Maaf buk, bpk ini membuat kekacauan di loby apartmen dan langsung menyelonong masuk ke atas dan membuat kegaduhan kembali" ucap security itu kepada pimpinan mreka
Ya ritika lah yang mengurus apartmen ini
"Bukan, bukan seperti itu ritika saya sedang berusaha menyelamatkan hidup ssorang di kamar 212, dia sudah dua hari ini tidak ada kabar sama sekali" ucap sakti yang masih dalam genggaman 3 security itu
"Teman nya juga sudah menelpon salah satu security penjaga sini, tapi tidak ada satupun yang berusaha untuk mencari tau" lanjut sakti lagi
"BENAR ITU?" Tanya smo pada ke 3 security itu
"Saya pikir itu hal biasa buk, karna bisa saja pemilik kamar 212 sedang pergi tanpa sepengetahuan kita semua" bela salah satu security itu
"Lepaskan dia" ucap smo kepada security agar melepaskan sakti
"Saya mohon ritika bantu saya untuk masuk ke kamar itu" mohon sakti saat sudah terlepas dari ceaurity itu
"Ayoo tunggu apa lagi" mreka pun bergegas menuju kamar milik sivanya
"RADHIKA,, RADHIKA" teriak sakti saat sudah berada di depan pintu kamar sivanya
"Radhika saya mohon buka rad" ucap sakti lagi tapi kali ini dengan suara lirih dan mata berkaca kaca
Sedangkan ritika dan 3 security itu hanya memandang sakti dengan rasa iba
"Ritika apa ada kunci serep untuk setiap kamar, termasuk kamar ini" ucap sakti yang hanya di jawab gelengan kepala oleh ritika
Sakti nampak patah harapan menempelkan punggungnya ke pintu dan
Brukkkkk
Dia terjatuh di lantai dengan air mata yang sudah tak bisa ia tahan lagi
"Maaf buk, apa tidak sebaiknya kita coba masuk melalui pintu cendela saja" ucap salah satu security
"Caranya?" Tanya ritika
"Kita masuk saja melalui kamar ini" tunjuk security pada kamar sebelah
Nampak ritika sedang memikirkan seauatu lalu ia memandang sakti yang duduk tersungkur di bawah
Ritika berjalan menuju kamar yang berada di sebelah kiri kamar sivanya
Tokkk tokkk tokkkk
"Permisi" ucap ritika lembut
Jelang beberapa menit seorang wanita membuka pintu
"Iya" jawab wanita itu
"Saya pemilik apartmen ini, saya meminta ijin kepada anda untuk masuk ke kamar sebelah melalui balkon di kamar ini" ucap ritika
"Hah, ada masalah apa" tanya wanita itu
"Maaf ini benar2 sangat darurat, boleh kami masuk" ucap ritika yang di balas anggukan oleh wanita itu
Saktipun menyunggingkan senyum bergegas lari masuk kedalam kamar kamar itu
"Ini terlalu berbahaya sakti" ucap ritika saat melihat keadaan dari balkon
Terlihat jarak balkon dan balkon kamar milik sivanya tapi untuk menuju balkon kamar sivanya hanya ada pondasi lebar satu kaki yang menghubungkan balkon kamar yg menempel di dinding (pikir ajalah)
Sakti melihat kebawah di lihat nya dari lt 17tempatnya berdiri dan terlihat bberapa mobil di area parkir bawah
Hufsssss
Sakti membuang nafas panjang dan perlahan menaiki pondasi dengan menempelkan pantatnya kedinding
"Sakti kamu yakin" ucap ritika dengan wajah paniknya
Sakti hanya menganggukkan kepala dan memulai aksinya
Nampak ritika berkomat kamit dari mulutnya mengucap doa untuk sakti
Brucckkkk
Kini sakti sudah mendaratkan kakinya di balkon kamar sivanya
Hufffff ritika nampak menarik nafas leganya setelah benar2 tegang menyaksikan adegan maut di depan matanya
Sakti berusaha membuka jendela kamar dan
PRANGGGG
Sikunya ia bunakan untuk memecah cendela kaca itu
"Argg shitt" umpat sakti saat sebuah kaca menancap pada siku tangan nya
Ia berusaha membersihkan sisa2 kaca dan mencoba masuk kedalam
Saat sakti sudah berada di dalam kamar
Tidak ada sosok radhika dalam pandangannya
Ia mendengar suara keran yang menyemprot dari dalam kamar mandy
Bergegas ia berlari menuju kamar mandy
"RADHIKA" gumamnya lirih saat melihat tubuh radhika terbaring lemah di sudut kamr mandy
Bruckkk
Tubuh sakti pun terjatuh tepat di depan radhika
Air matanya mengalir begitu deras saat melihat tubuh radhika terbaring lemah
Saat ia hendak mengangkat tubuh radhika
"DARAH" gumam sakti saat menyadari celana jins radhika penuh dengan darah yang terus mengalir
"Emmmm" radhika menggumam
Ia mencoba melepaskan tangan sakti yang hendak menyentuhnya
"Kita kerumah sakit sekarang" ucap sakti lagi menyentuh tubuh radhika
"Eengggakk" jawab radhika lirih dengan suara serak nya
Sakti menatap radhika dengan tatapn sendu
"Maafin aku rad, aku malah ninggalin kamu di saat kamu membutuhkan seseorang" ucap sakti namun tak ada jawaban dari radhika
Saat sakti menyadari radhika sudah tak sadarkan diri dengan sigap dia membopong tubuh radhika

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang