Cinter#67

932 93 12
                                    

"Ini minumnya silahkan diminum mumpung masih hangat" ucap radhika menaruh teh di atas meja
"SAKTI" ucap shikar tiba2
Radhika menyerngitkan keningnya menatap ke arah shikar
"Mungkin dia belom selesai mandy tuan" jawab radhika
"Bukan, bukan itu maksut saya dhika mirip sekali dengan sakti iya sangat mirip" ucap shikar
CLEGUKKKK
Rasanya payah sekali untuk radhika menelan ludahnya saat mendengar kata2 shikar barusan
"Owh mungkin karna beberapa hari sakti di sini jadi mreka sedikit mirip hehee" ucap shikar cengengesan
Sedang radhika masih berdiri terpaku menunjukkan senyum ragu2nya
"SHIKAR?" Ucap seorang laki2 yang baru keluar dari dalam kamar
"Oh hay sakti" ucap shikar berdiri dari dudukny
Mrekapun saling berpelukan di depan radhika yang masih berdiri menyaksikan ke akraban mreka
"Ayah dia siapa kenapa kalian begitu akrab" Tanya dhika yang kini menghampiri sakti
"AYAH??" Tanya shikar terkejut
"Nanti saya jelaskan" jawab sakti
"Aku tinggal sebentar ya" pamit radhika yang hendak pergi dari ruang tamu
"Mau kemana radhika? Di sini saja kita ngobrol bersama" pinta shikar yang di setujui dengan anggukan sakti
"Aku harus memandikan dhika sebentar karna hari sudah sore" jawab radhika dengan senyumnya
"Baiklah kalo begitu tapi nanti gabung dengan kami disini ya" pinta shikar lagi radhika hanya membalasnya dengan anggukan saja
"Ayo dhika mandy dulu" ajak radhika
Dhikapun mengikuti langkah radhika
Saat radhika sudah tidak nampak lagi dari pandangan mreka
"Kamu hutang penjelasan padaku sakti" ucap shikar tiba2
"Tentang apa?" Tanya sakti menyerngitkan dahinya
"Panggilan anak itu padamu" jawab shikar
"Baiklah2, jadi begini awal saya bertemu dengan dhika juga saya bingung karna dia langsung memanggil saya dengan sebutan ayah, awalnya saya keberatan tapi setelah saya tau kalo dhika sangat merindukan sosok seorang ayah saya jadi kasihan jadi saya mengijinkan dhika memanggil saya ayah" ucap sakti
"Trus bagaimana bisa dia mirip sekali denganmu?" Tanya shikar
"Ahh? Benarkah saya sendiri tidak menyadari akan hal itu" jawab sakti
"Tadi saat aku mendengar anak itu memanggilmu ayah pikiranku jadi kamana2 dan saya pikir kalo kamu selingkuh dan punya simpanan selama ini" ucap shikar menahan tawa dan akhirnya
Hahahahah
Mrekapun tertawa atas pikiran shikar yang menurut sakti konyol
"Bagaiman kabar keluargaku shikar? Aku tidak bisa menghubungi mreka karna di sini tidak ada sinyal sama sekali" ucap sakti
"Mreka baik semua" jawab shikar
"Istriku?" Tanya sakti lagi
"Dia juga baik, dia amat sangat merindukanmu katanya" jawab shikar menyunggingkan senyum
"Aku juga sangat merindukanya, baru beberapa hari di sini tapi rinduku sudah menggebu2 untuknya dan untung saja ada dhika yang bisa mengobati rasa rinduku" ucap sakti
"Dhika atau ibunya?" Tanya shikar mengedipkan sebelah matanya menggoda
"Kau ini" umpat sakti melempar buku milik dhika yang tergeletak di atas meja
Hahahahaha
Lagi2 tawa mreka menggema di dalam ruang tamu itu
Sesaat shikar nampak merogoh sesuatu di dalam tas ransel yang ia bawa sedari tadi
"Sakti lihat lah ini" ucap shikar menunjukkan dua botol minuman keras di atas meja
"Shikar kau gila, bagaiman jika radhika tau" ucap sakti clingak clinguk memperhatikan sekitar
"Tenang lah kawan radhika pasti tau jika kita sangat membutuhkan ini apalagi di desa seperti ini pasti kita tidak akan bisa mendapatkan nya disini, anggap saja ini obat" jawab shikar santai lalu menuangkan minuman itu ke dalam gelas

"Ini minumnya silahkan diminum mumpung masih hangat" ucap radhika menaruh teh di atas meja"SAKTI" ucap shikar tiba2Radhika menyerngitkan keningnya menatap ke arah shikar"Mungkin dia belom selesai mandy tuan" jawab radhika"Bukan, bukan itu maksut s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau gila shikar" ucap sakti yang memperhatikan shikar dengan minuman itu
"Come on sakti, sekali ini saja" jawab shikar memberikan minuman itu kepada sakti
Saktipun tak bisa menolak nya
Clegukk cleguk
Sekali teguk minuman dalam gelas itu habis seketika
"Sudah shikar cukup" tolak sakti saat shikar memberikan botol yang masih penuh dengan isinya kepada sakti
"Come on sakti" ucap shikar lagi
Setengah jam sudah radhika keluar dengan keadaan yang fress karna baru selesai mandy
Betapa terkejutnnya ia saat melihat sakti yang terbaring di atas kursi bambu panjang di ruang tamu sendirian
Dengan cepat radhika menghampiri sakti yang terus mengoceh tak jelas
"Sakti kamu kenapa?" Tanya radhika panik lalu ia memutarkan pandanganya ke sekitar ruang tamu dan dilihatnya dua buah botol minuman yang tergeletak di bawah meja
Hufffsss
Radhika menghembuskan nafas sejenak sebelum ia membantu sakti masuk kedalam kamar dhika
"Bunda aku mengantuk"ucap dhika tiba2 yang kini berdiri di ambang pintu kamar
"Sudah selesai belajarnya?" Tanya radhika yang sedang kesulitan merebahkan tubuh besar sakti
"Sudah" jawab dhika malas
"ayah kenapa bunda?" Tanya dhika yang kini sudah berdiri di depan ranjang
"Dhika malam ini tidur sama bunda aja ya" ucap radhika setelah berhasil merebahkan tubuh sakti
"Baiklah, aku duluan bunda aku ngantuk sekali" jawab dhika lalu bergegas keluar dari kamar
Radhika terus menatap wajah teduh sakti yang sedang terbaring namun dengan mulut yang terus mengoceh tak jelas
Radhika mengambil selimut yang ada di samping sakti dan menyelimuti tubuh sakti saat radhika hendak beranjak dari ranjang tiba2 tangan kekar memegang pergelangan tangan radhika
Radhika pun mengurungkan niatnya dan kembali duduk di samping sakti
Ia belai dengan lembut wajah sakti yang nampak menatapnya dengan mata sayu
"Rad,,dhi,,kha" gumam sakti lirih namun masih dapat di dengar oleh radhika
Tangan sakti mengelus tangan radhika dengan lembut perlahan naik ke lengan radhika hingga sudah berada di bahu radhika
Dengan pelan ia tarik bahu radhika hingga membuat radhika membungkukkan punggungnya
Kini wajah mreka semakin dekat bahkan hidung mreka sudah saling bertautan
Cuphh
Sakti dengan cepat mengangkat kepalanya sedikit dan mencium kilat bibir merah radhika
"Ciuman itu, ciuman yang sangat aku rindukan selama ini" batin radhika dalam hati tanpa ia sadari airmatanya mengalir keluar dan menetes membasahi pipi sakti
Dengan lembut sakti mengusap wajah radhika dan menghapus air mata di pipi radhika
Perlahan usapan tangan sakti di pipi radhika berpindah ke bibir tipis radhika
Nampak sakti menelan ludahnya beberapa kali
Cupphh
Lagi2 sakti mencium bibir merah radhika sesaat mreka berpagutan
Sakti dengan hawa nafsu yang sudah menggebu terlihat dari usapan2 nya di punggung radhika
Sedang radhika rasa kerinduanlah yang ia pancarkan dari kedua matanya
Tiba2 radhika menghentiakan ciuman mreka saat sadar akan kelebihan tangan sakti yang hendak melakukan lebih
Sesaat radhika menatap sakti yang menatapnya dengan tatapan memelas
Radhika membuang pandangannya dan bergegas lari keluar kamar
"Radhika" panggil sakti dengan suara lirih

Cinta terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang