BAGIAN EMPAT
Esna -
Bite My Lower Lip• • •
Tepat pukul 19.00, Rangga baru tiba di rumah. Ia segera memarkir motornya di garasi yang ada di belakang rumah.
"Assalamualaikum," ucap Rangga sembari meletakkan sepatunya di rak.
"Waalaikumsalam." Bi Inaーasisten rumah tangga Ranggaーmenyambut kedatangan anak majikannya itu dengan apron yang masih melekat di bajunya.
"Randy mana, Bi?" tanya Rangga. Randy adalah kakak kedua Rangga. Kakak pertamanya bernama Ratna, sekarang sudah berkeluarga dan hidup menetap di Surabaya.
"Den Randy baru aja pergi. Katanya, mau pergi ke acara temennya. Oh, iya, tadi Nyonya nelpon, ada meeting mendadak di Semarang. Jadi, harus berangkat lagi. Nyonya juga nyariin Den Rangga. Tapi, sayanya jawab Den Rangga lagi nggak di rumah," ujar Bi Ina panjang lebar.
"Mama pergi lagi?" tanya Rangga dengan nada bicara yang meninggi, menunjukkan bahwa ia sedang kesal.
"Iya, Den. Ngomong-ngomong, saya udah masakin makan malam buat Den Rangga."
"Bibi taruh aja di meja makan. Nanti, saya turun. Saya mau ke kamar dulu." Rangga berlalu dari hadapan Bi Ina.
• • •
Rangga membuka pintu kamarnya lalu menutupnya kembali. Kamar tidur Ranggaーdengan dinding berwarna putih yang didominasi dengan poster band favorit Rangga yaitu Blink-182, Greenday, Linkin Park, dan Paramoreーtelah menjadi tempat Rangga untuk menyendiri setelah kepergian Papa.
Rangga duduk di tepi tempat tidur. Ia memijat dahinya. Ia terdiam untuk beberapa saat. Kemudian, ia tersadar bahwa ia belum melaksanakan shalat isya.
Dengan segera, ia bangkit dari tempat tidur dan mengambil wudhu.
Setelah shalat, Rangga berbaring di tempat tidur.
Beginilah kehidupan Ranggaーsejak kelas IXーsetelah Papa tiada. Yang ia lakukan hanyalah menyendiri di kamar dan memikirkan tentang mengapa takdir tidak berpihak baik kepadanya?
Setelah Papanya pergi meninggalkannya, Mama juga kedua saudaranya karena serangan jantung, kehidupan keluarganya tidak lagi utuh, tidak lagi bahagia. Mama yang kini mengambil alih perusahaan yang Papa sudah pimpin selama lima belas tahun, mempunyai jam terbang yang banyak. Dalam seminggu, Mama hampir lima kali berkunjung ke satu kota ke kota lain hanya untuk melakukan perjalanan bisnis. Semua itu Mama lakukan karena perannya kini sebagai Ibu dan juga tulang punggung keluarga.
Randy, kakak kedua Rangga itu dulu taat dan tidak mengenal yang namanya dunia malam. Tetapi, semenjak Papa pergi, Randy adalah orang pertama yang begitu frustrasi dan tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan melanjutkan hidup tanpa seorang Papa di usianya yang saat itu masih 18 tahun. Karena rasa frustrasinya itulah, teman-temannya mengajaknya untuk masuk ke dunia yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Alkohol dan rokok sudah jadi kebiasaan Randy dan ia selalu pulang larut malam dengan bau alkohol.
Mama, Ratna, Rangga dan Bi Ina hanya bisa berharap agar Randy tidak mencoba-coba untuk melakukan yang lebih buruk lagi dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
Teen Fiction#46 in Teen Fiction (23 November 2018) #74 in Teen Fiction (22 November 2018) #792 in Teen Fiction (14 September 2018) #832 in Teen Fiction (13 September 2018) #943 in Teen Fiction (23 April 2018) Kita tidak akan pernah tahu kepada siapa kita akan j...