BAGIAN LIMA
eleventwelfth feat. Asteriska -
Your Head As My Favorite Bookstore•••
Airina sedang menandai tanggal di kalender. Ia menghitung berapa lama lagi Fiora dan Rangga harus latihan agar penampilan mereka memuaskan saat lomba pentas seni musik nanti.
Airina melipat tangan kirinya. Sementara, tangan kanannya memegang pulpen dan kini ditempelkan ke pipinya. Pandangannya lurus ke kalender dimana tanggal 2 April sudah ia lingkari sejak tadi.
"Dav," panggil Airina. Pandangannya masih tetap pada kalender.
"Hm?" gumam Davin yang kini sedang merapikan kertas yang berisi partitur lagu yang telah digunakan oleh anak paduan suara kemarin sore.
Airina berbalik dan berjalan ke arah Davin. "Kok gue ngerasa ada chemistry di antara Rangga sama Fiora, ya."
"Chemistry apaan, sih?" tanya Davin sembari memasukkan kertas-kertas itu ke dalam laci. Lalu, ia menatap Airina. "Mereka cocok? Gitu maksud lo?"
"Iya, bener banget. Lo juga mikir kayak gitu nggak, sih? Gue ngerasa mereka dulu ada hubungan khusus," ucap Airina.
"Lho? Bukannya lo yang pernah bilang ke gue kalau Rangga belum pernah pacaran?"
"Ya, iya. Tapi 'kan bisa aja setelah gue ngomong itu, mereka berdua pacaran," ujar Airina yang terus mempertahankan argumennya.
"Nggak mungkin, lah! Kalau mereka pernah pacaran, pasti mereka nggak bakalan ngomong pas latihan kemarin. Bukannya lo liat juga 'kan, pas si Rangga nukar minumannya sama si Fiora?" ujar Davin. "Ada-ada aja lo."
"Tapi, pas gue bilang ke Rangga kalau gue bakalan nunjuk Fiora buat jadi temen duetnya, dia nolak!"
"Udah, ah! Nggak usah perpanjangin masalah ini. Ini 'kan urusan Rangga sama Fiora. Tanggung jawab kita untuk mereka berdua itu cuman ngurusin mereka sampai hari H tiba. Setelah hari itu, biarin aja mereka yang jalanin hari-hari mereka berdua," ujar Davin panjang lebar.
Tiba-tiba, pintu ruang musik terbuka. Menampakkan wajah adik sepupunya Airina, Rangga.
Ia berjalan dengan lesu ke arah Airina dan Davin berada. Sembari berjalan, ia menyambar green teaーyang diketahui itu adalah milik Airinaーyang berada di atas meja.
"Eh! Eh! Green tea gue!" ucap Airina mencoba mengambil minumannya yang kini sedang diminum oleh Rangga.
Tapi, percuma saja. Rangga berhasil meneguknya sampai habis. Sementara, Airina hanya menatap kesal adik sepupunya itu.
"Emang lo nggak dikasih uang jajan sampe harus ngambil minuman yang belum gue minum sedikitpun? Jahat banget, sih, lo sama sepupu sendiri!" gerutu Airina. "Lo harus ganti!"
"Iya, iya, gue bakalan ganti." ucap Rangga sambil melempar plastik minuman itu ke dalam tempat sampah kecil di sudut ruangan.
"Kebetulan lo ada di sini, ntar sore latihan sama Fiora di auditorium," ucap Davin
Rangga menoleh ke arah Davin sembari mengernyitkan keningnya. "Lho? Gue 'kan sebentar ada pertandingan basket!"
"Gue, Davin, Ira, sama Fathan juga ada kegiatan buat ngelatih anak padus di sekolah lain. Tapi, bukan berarti lo sama Fiora nggak latihan," ujar Airina membenarkan.
"Yah, gak bisa gitu, dong! Kalau pelatih nggak ada, yaudah nggak usah latihan!" gerutu Rangga.
"Gue nggak mau tau! Pokoknya, lo sama Fiora harus tetap datang latihan sebentar sore! Ini lomba yang bisa ngebantu sekolah kita agar dikenal sama sekolah lain dan juga siswa-siswa sama guru-guru disini juga bakalan tetap mandang ekskul musik ini dengan positif karena berhasil untuk ikut lomba dengan baik!" ujar Airina dengan nada meninggi. "Pokoknya, lo harus datang! Dav, ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
Teen Fiction#46 in Teen Fiction (23 November 2018) #74 in Teen Fiction (22 November 2018) #792 in Teen Fiction (14 September 2018) #832 in Teen Fiction (13 September 2018) #943 in Teen Fiction (23 April 2018) Kita tidak akan pernah tahu kepada siapa kita akan j...