BAB 33

3.2K 133 2
                                    

BAGIAN TIGAPULUH TIGA

Wendy feat. Seulgi -
Don't Push Me

• • •

Hari ini hari Sabtu. Dimana kegiatan belajar mengajar diliburkan dan hanya fokus pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Fiora, Giann dan Lidya sudah tiba di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masing-masing. Namun, sebelum itu--tepatnya jam 9 pagi tadi--Giann dan Lidya sudah datang menghambur di kamar Fiora seperti biasa.

Giann ikut ekskul karate jadi sekarang dia sudah mengenakan seragamnya dengan sabuk putih yang melingkar di pinggangnya, menandakan bahwa Giann masih pemula. Lidya mengikuti ekskul palang merah remaja dan Fiora kembali aktif lagi di ekskul musik setelah beberapa minggu ia tidak mengikuti latihan pasca kemenangannya beberapa waktu lalu.

Mereka berpisah di koridor. Giann berjalan menuju halaman belakang, Lidya berjalan ke UKS dan Fiora berjalan menuju ruang musik. Selama ia melangkah di koridor, matanya terus tertuju pada kekasihnya itu yang sedang bermain basket di lapangan basket. Wajahnya bersimbah keringat karena terlalu semangat bermain. Ingin rasanya Fiora masuk ke tengah lapangan dan membawakan handuk kecil serta air mineral untuk Rangga seperti yang di film-film itu. Tapi, Fiora tahu situasi--disana banyak orang dan ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Selain itu, ia juga masih sedikit marah pada Rangga karena kejadian tempo hari. Ia ingin menenangkan dirinya dulu sembari memperbaiki hubungannya yang sempat renggang gara-gara orang ketiga.

"Yey, penyanyi kita udah dateng, nih!" Airina begitu antusias menyambut Fiora di depan pintu ruang musik. Perlahan, raut wajah Airina juga berganti jadi muram ketika melihat Fiora yang tanpa ekspresi padahal Airina sudah menyambutnya dengan begitu meriah. "Lo kenapa, Ra? Muka kusut gitu kayak nggak disetrika aja."

Fiora tersenyum yang terkesan dipaksakan. Ia menggeleng pelan, "Nggak apa-apa, Kak."

Fathan yang berada tidak jauh dari Fiora tahu mengapa teman dekatnya itu tidak begitu semangat seperti biasanya. Ya, mereka cuma teman dekat, tidak lebih.

"Kak Rin, bentar aku sama Fiora mau izin pulang cepet soalnya mau ke sanggar lukis!" celetuk Ira yang sedang melatih adik-adik paduan suaranya.

Airina manggut-manggut. "Ya, silakan. Tapi, latihan dulu di sini."

"Iya, kakak." Ira dan Fiora membeo lalu mereka berdua terkekeh. Mood Fiora kembali lagi.

"Nah gitu dong. Senyum!" ucap Airina seraya menarik sudut bibir Fiora agar adik kelasnya itu mau tersenyum.

"Kak Airina apaan sih narik-narik bibir aku," gerutu Fiora.

"Biar lo itu senyum!" ucap Airina. "Tuh Rangga lagi di lapangan, jangan cemberut ntar dianya khawatir!"

Fiora hanya tersenyum sekilas. Tidak menjawab perkataan Airina. Ia benar-benar ingin menenangkan diri dan kenapa orang-orang di sekitarnya selalu saja menggagalkan rencananya dengan cara membahas Rangga.

Fathan yang mengerti dengan keadaan langsung menarik tangan Fiora. "Ayo kita latihan dengan Kak Tasha sama Kak Davin."

Fiora hanya ikut dengan ajakan Fathan. Mereka berdua kini telah bergabung dengan Risya, Sheeren, juga yang lainnya. Tasha memimpin latihan dan adik-adiknya itu mengikuti dengan baik. Meskipun Fiora sedikit tidak fokus.

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang