BAB 32

3.6K 129 1
                                    

BAGIAN TIGAPULUH DUA

Shawn Mendes -
Like This

• • •

Pukul lima sore dan Evelyn masih berada di lapangan basket. Biasanya ia berada di sini saat jam pelajaran berakhir karena menunggu Rangga selesai bimbingan olimpiade. Namun, sekarang tidak lagi. Bukan hanya tidak lagi menunggu Rangga, ia juga tidak lagi berbicara dengan Rangga. Seolah semuanya berakhir begitu saja dan mengabaikan seseorang yang berada di dalam satu ruangan yang sama denganmu itu benar-benar sulit.

Saat jam istirahat tadi, Evelyn hanya bisa menatap Rangga dari lantai 2 saat lelaki itu sedang memantulkan bola dan mencoba memasukkannya ke dalam ring.

Rangga pernah mengatakan kepadanya bahwa cara Rangga menenangkan dirinya adalah dengan cara bermain basket saat lapangan basket sedang sepi. Jadi, Evelyn ingin mengikuti cara Rangga itu karena pikirannya sedang berkecamuk dan memang butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

Belum lagi saat jam pulang tadi, ia melihat Rangga menggandeng tangan Fiora dan berlarian bersama sampai-sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian. Evelyn tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, mengikuti kata Rangga untuk menghapus perasaannya atau mengikuti kata hatinya yang menginginkan perasaan itu tetap ada? Semuanya benar-benar rumit bagi Evelyn.

"Kenapa juga, sih, gue harus jatuh cinta sama lo yang udah punya pacar? Kalau gue bisa nolak dari awal, gue nggak mau jatuh cinta sama lo. Tapi, hati gue lebih kuat dari apapun!!!" Evelyn melempar bola basket tanpa arah. Ia benar-benar frustrasi. Kemudian ia berjongkok di tengah lapangan dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya.

"Rangga, ya?"

Evelyn langsung terlonjak kaget ketika mendapati Fathan kini sudah berdiri di belakangnya.

"Lo kenapa masih di sini?" tanya Evelyn heran salah tingkah karena tertangkap basah habis berteriak seperti tadi.

"Gue baru aja pengen pulang, cuma suara lo berhasil narik gue kesini," ucap Fathan santai. "Buruan pulang, udah hampir malem. Rangga nggak bakalan datang hampirin lo."

Evelyn seolah tertampar dengan ucapan Fathan. Evelyn ingin menepis perkataan itu jauh-jauh dari pikirannya namun apa yang dikatakan Fathan benar, Rangga tidak akan datang kepadanya karena lelaki itu telah mengakui bahwa ia sangat menyayangi Fiora.

Sesaat kemudian ia tersadar, bagaimana bisa lelaki ini tahu bahwa Rangga-lah yang dimaksud olehnya?

"Lo tau ... gue suka ... sama Rangga?"

Fathan mengangguk. "Rangga yang cerita dan gue lihat semuanya."

Evelyn melebarkan matanya. Kalau Fathan lihat, bagaimana dengan Fiora?

"Fiora juga lihat." Ada perasaan senang dan cemas saat Evelyn tahu bahwa Fiora juga turut menyaksikan. "Lo jadi alasan kenapa Fiora jaga jarak dari Rangga. Lo sadar nggak, sih? Lo hampir aja buat hubungan mereka retak."

Itu yang gue mau, Fathan ...

"Kalau gue jadi perusak di antara mereka berdua, apa yang terjadi? Rangga bakalan datang ke gue kan?" Evelyn tersenyum getir seolah ia sudah kehilangan akal. Fathan bahkan agak terkejut dengan pertanyaan Evelyn yang lebih terdengar seperti pernyataan.

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang