BAB 42

3K 135 4
                                    

BAGIAN EMPATPULUH DUA

Shawn Mendes -
Bring It Back

• • •

Setelah pelajaran olahraga berakhir, Fiora, Giann, dan Lidya segera meninggalkan lapangan dan berjalan ke ruangan loker khusus perempuan.

"Capek gue. Udah nge-shoot baik-baik, malah dikasih nilai jelek!" gerutu Giann yang tidak terima mendapat nilai terendah dalam permainan bola basket kali ini. Padahal, Giann lebih mahir daripada Fiora. "Apa harus gue jadi anak basket juga kayak Rangga supaya gue dapet nilai bagus terus?"

Rencananya, Fiora ingin menenangkan dirinya sejenak dari kejadian di lapangan basket tadi---saat Rangga mengajarinya bermain basket, saat tubuh mereka berdua berdekatan, namun perasaan mereka berdua tidak lagi seperti itu---, tetapi Giann malah menyebut nama Rangga lagi.

Memang, dunia Fiora tidak akan bisa terlepas dari lelaki itu.

"Masih jaman ya meng-anak-emas-kan seseorang hanya karena dia lebih unggul dari yang lain, padahal kita juga bisa kayak mereka. Tapi, caranya beda," ujar Giann seraya membanting pintu lokernya.

"Udahlah, yang penting lo dapet nilai," ucap Lidya yang kelihatannya mulai risih dengan ocehan Giann.

Fiora memilih untuk diam. Ia mengambil baju seragamnya lagi dari dalam loker. Kemudian, matanya tak sengaja melirik ke arah selembar foto yang ia tempel di dalam pintu lokernya.

Foto itu ... menampilkan dirinya dan Rangga. Rangga merangkul bahu Fiora dan Fiora memegang piala juara atas kemenangannya di pentas seni beberapa bulan yang lalu. Keduanya tersenyum bahagia, seakan-akan tidak ada kesedihan yang menunggu mereka berdua hari esok nanti. Seakan-akan hubungan mereka berdua tidak akan berakhir.

"Fiora."

Fiora segera menutup pintu lokernya dan menoleh ke arah sumber suara. Fiora sedikit terkejut ketika Evelyn berdiri tidak jauh darinya.

"Ngapain lo?!" tanya Giann yang kelihatannya siap menerkam Evelyn. Sudah sejak dulu, ia menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya kepada Evelyn karena telah merebut kebahagiaan Fiora.

Evelyn tersenyum miring dan berusaha untuk tetap kelihatan santai, meskipun Fiora, Giann, dan Lidya sudah tidak tahan melihat keberadaan perempuan itu di hadapan mereka.

"Gue cuma pengen ngungkapin rasa prihatin gue sama Fiora karena dia udah putus dari Rangga," ucap Evelyn dengan tawa kecilnya.

Fiora mengepalkan tangannya. Ia ingin menampar Evelyn, tetapi apa yang dikatakan Evelyn itu benar. Jadi, ia memilih untuk diam dan membiarkan bulir air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Jangan sembarang ngomong lo!" desis Lidya seraya menunjuk Evelyn. "Lo taunya cuma ngerusak hubungan orang! Pergi lo sana jauh-jauh!"

"Kalau lo mau rebut Rangga dari Fiora, mendingan lo mundur aja deh. Mereka berdua itu saling menyayangi!" ucap Giann.

Fiora menggeleng di dalam tangisnya. "She's right, Gi, Lid."

Giann dan Lidya kompak menoleh ke arah Fiora.

"Jadi, lo beneran putus, Ra?" tanya Lidya dengan nada pelan.

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang