Bagian 6

102 20 0
                                    

Ken's memori(4)

I did not come and go as I pleased but I went away for my own reasons.
-------------------------------------------------------------

Rasanya aku akan hidup lebih baik sekarang,aku sudah punya teman walaupun dia itu sedikit aneh,untungnya dia juga apa yang aku sukai seperti,game.

sejujurnya aku sempat berpikir aku tak akan punya teman seumur hidupku.karena mereka hanya menganggapku sebagai kesialan tak berujung.

aku juga manusia,aku punya hati dan bisa sakit,tidakkah kalian berpikir? jika semua orang menganggapku hanyalah kesialan,untuk apa Tuhan menciptakanku?

untuk apa Tuhan menciptakan otak jika tidak digunakan? untuk apa Tuhan menciptakan hati jika hanya untuk dipatahkan? memang benar ini takdir,apa yang bisa kau lakukan hanya menjalaninya,percuma kau berkeluh kesah karena takdir tak akan berbelok ataupub berubah.

tetapi yang ada hidupmu akan terasa lebih susah.

Tidak usah menilai hidup orang karena kau merasa kau adalah orang paling tersiksa didunia ini,karena hal yang paling menyiksa sebenarnya adalah api neraka.

bersyukurlah kalian karena masih diberi kesempatan untuk hidup,karena pada saat itu jutaan sperma berlomba lomba hanya untuk menembus dinding ovum dan akhirnya merasakan kehidupan. maka bersyukurlah.

-00-

Hari kedua di Indonesia-

Kringgggg...

"hwahhhhhhh..." Ken menguap lebar,merentangkan tubuhnya,menggeliat lalu kembali tidur tidur walupun jam weker itu teruas berteriak dan memekakan telinga.

Ken menutup telingnanya dengan bantal,tetapi bunyi jan weker itu lebih nyaring dari jeritan tikus.

"Ken?bangunlah,kau harus sekolah hari ini,ini hari pertamamu sekolah" Hito mencoba membangunkan Ken.

"15 menit lagi ayah..." Ken menunjukkan sepuluh jarinya,itu sepuluh Ken bukan lima belas.

Hito melihat jam tanganya,sepertinya dia akan terlambat bekerja sehingga harus buru buru dan mengurus pekerjaanya.

"Cepatlah Ken,ayah akan bekerja,ayah sudah terlambat." Ken mengacungkan jempolnya tanda setuju,kepalanya masih tertutup bantal.

Hito mengguncangkan badan Ken dan Ken langsung berbalik,tetapi langsung menutup matanya lagi,parah.

Hito yang terburu buru hanya mencium kening Ken dan berlalu.

"sarapanya sudah ayah siapkan Ken" Ken menunjukkan jempolnya lagi,dengan mata tertutup. Hito memang sengaja tidak memperkejakan pembantu ataupun apalah itu,karena ia ingin mendidik Ken hidup mandiri.

ia tidak tahu apakah memperbaiki atau malah memperburuk kehidupan Ken.

-00-

Ken mendengar samar samar orang berbicara membuka matanya,perlahan lahan ia melihat orang yang dia kenal.Fiona,tetapi berbicara sendirian.Lagi lagi anak ini membuat Ken bertanya tanya.

"KEN BANGUN!!!" Fiona berteriak,melompat dan menduduki tubuh Ken seolah oleh Ken adalah Kuda,Fiona menguncang guncangkan badan Ken agar ia segera bangun,

"Ken,bangun!bangun!bangun! banguuuunn!" Suara toa cempreng Fiona serasa merusak gendang telinga Ken.

"iyaa Fionaaa,turunlah aku tidak bisa bernafass,," Ken memberontak, Fiona turun dari tempat tidur Ken dan berkacak pinggang

"Mandi dan ayo bersiap sekolah!"

"Siap boss..." Ken bangun dengan langkah gontai,sampai sampi tidak sadar kepalanya terantuk dinding. buk! Ken mengusap keningnya,dia takut jika nanti otaknya keluar atupun kepalanya cidera,seperti game yang sering ia mainkan.Headshoot!

I CAN'T ✔ [ COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang