Hariku adalah perjuangan
Bahkan impianku terasa menyakitkan
Jika itu kamu, bagaimana itu akan terjadi?
Jika hari-hari yang menyusahkan ini
Menjadi milikmu?***
Mungkin sekarang Rose berpikir bahwa ia sedang mimpi, ekspektasi nya adalah mungkin sekarang Jungkook sedang menghabiskan hari nya dengan Lisa. Menumbuhkan tawa bahagia berdua, saling berpegangan, bertatap mata dalam dan berbagai hal romantis lain nya. Dan semua ekspektasi yang ia bayangkan membuat kepala nya terasa lebih berat dan pening lagi.
Tubuh nya menggigil, sungguh ia tak menyukai situasi seperti ini. Situasi dimana ia hanya bisa terbaring lemah, dengan hati yang masih separuh tersusun. Ia sakit fisik juga sakit batin, mungkin memang ini yang dinamakan karma. Rose berpikir mungkin saja Lisa tak beda jauh dengan dirinya sekarang, terbaring lemah sakit. Rose yakin itu, bagaimana tidak ketika semalam Jungkook meninggalkan janji nya pada Lisa untuk menemuinya.
Sekarang ia pun mengalami hal yang sama, mungkin Tuhan ingin menunjukan pada Rose. Karena ada nya dirinya ia merugikan orang lain, menyakiti orang lain. Dan mungkin ini hanyalah sebuah karma kecil, karena Rose tak bisa bayangkan bagaimana karma sebenarnya terjadi itu seperti apa.
Semalaman Rose berpikir dengan kepala pening, haruskah ia akhiri semua ini secepatnya sebelum semua jauh lebih dalam lagi? Namun bayangan sekelebat momen indah nya bersama Jungkook entah kenapa membuat pikiran nya tentang semua itu entah begitu saja. Mengapa? Mengapa logika dan hati nya tak bisa diajak bekerja sama?
Hatinya mengatakan ia harus mempertahankan Jungkook, karena ia mencintai nya. Dan juga bukan salah nya juga kalau ia jatuh cinta pada Jungkook , karena cinta tak bisa memilih. Namun logika nya berkata, bahwa semua keegoisan nya ini menghancurkan banyak hubungan yang amat berarti dan tak seharusnya hancur sia-sia.
Baiklah, ia harus kembali pada kenyataan. Sekarang yang ia pikirkan hanya hadapi dulu apa yang terjadi sekarang, selanjut nya dapat dipikirkan nanti. Maka saat mendengar Jungkook memanggil nama nya, dan dapat Rose tangkap dengan jelas nada khawatir dalam nada bicara nya ia menyahut Lirih.
Jungkook menghampiri nya dengan raut muka yang jelas sangat khawatir. Lalu dengan frontal ia menyentuh setiap sudut wajah Rose, lalu menggenggam tangan nya erat.
" Badan kamu panas, udah dari semalem sakitnya? Kok gak bilang? " Tanya Jungkook bertubi-tubi.
Rose menyahut dengan suara serak yang hampir tak terdengar, " Kemaren emang aku agak gak enak badan. Aku kira cuma kecapekan, eh taunya jadi sakit kaya gini " Kata Rose.
" Lisa gimana? " Tanya Rose kemudian.
Jungkook masih menatapnya khawatir, seolah tak mendengar hal lain selain apa yang ia ingin dengar. Laki-laki itu masih diam sambil menatap Rose dalam.
" Jungkook? " Panggil Rose
Jungkook tersadar dari lamunanya menoleh dan melemparkan senyum hangat pada Rose, " Dia juga agak demam, makanya ini aku beli bubur sekalian beliin kamu. Eh ternyata kamu juga sakit " Jawab Jungkook ragu.
Ya sudah jelas ia tahu, pasti setelah ini Rose akan memaksanya untuk buru-buru pulang dan tidak membiarkan Lisa menunggu lama. Terkadang Jungkook merasa menjadi bajingan brengsek yang pengecut saat melihat dan merasakan kedekatan yang ada antara Rose dan Lisa. Mereka bukan hanya seperti sahabat tapi sudah seperti bulan dan bintang yang tak bisa dipisahkan.
Atau lebih tepatnya tak bisa hidup sendiri tanpa salah satu nya. Bulan tak akan bersinar seindah saat bersama bintang. Begitupun sang bintang kerlipnya tak akan semenakjubkan saat bersama bulan. Semua ini benar-benar menjadi suatu titik berat dalam hidup nya.
Walau jujur Rose sudah menduga hal ini semalam tapi tetap saja ucapan Jungkook benar-benar membuat nya khawatir.
" Trus maksud kamu Lisa sekarang sendirian " Tanya Rose dengan sangsi.
Jungkook tersenyum ragu, " I..ya "
Rose memukul lengan Jungkook, " Trus kamu ngapain masih disini. Sana buruan, kasian Lisa nunggu. Inget! Dia juga lagi sakit Jungkook.. " Ucap Rose sambil mendorong bahu Jungkook.
Jungkook melayangkan tatapan protes secara jelas, " Kamu juga sakit Rose, kamu juga harus mikir diri kamu sendiri "
" Justru karna aku mikir, disini aku punya banyak pelayan yang bisa jaga aku. Sedangkan Lisa?! Dia sendirian! Dan dia pacar kamu, harusnya kamu jagain dia! " Rose meninggikan suara nya.
Kepalanya pening, namun dada nya entah kenapa bergemuruh. Rasa cemas serta khawatir nya pada Lisa seolah tak dapat ia bendung. Ia benar-benar tak bisa mengendalikan emosi nya sendiri.
" Kamu juga pacar aku! Lupa? " Kata Jungkook akhirnya, membuat Rose terdiam di tempat saat itu juga.
Ingin rasanya ia menyangkal, ingin rasanya Rose lari dari kenyataan. Bahwa ia juga pacar Jungkook, yang merupakan pacar dari Lisa sahabat nya.
Tatapan Rose yang tadinya diliputi amarah kini mulai meredup, ia menundukkan kepala menghalau air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata nya.
" Kamu pulang aja.., aku mau istirahat " kata Rose Lirih. Ia berbalik kembali ke posisi tidur nya sebelumnya, mengangkat selimut nya sampai sebatas dada lalu memejamkan matanya. Dari sudut mata yang tak bisa dilihat Jungkook, disana mengalir setitik air mata.
Jungkook hanya bisa pasrah, ia juga tak akan mampu mengimbangi kemarahan Rose. Saat ini Rose sedang sakit, ia tak ingin membuat Rose tambah sakit dengan mengajak nya berdebat.
Lalu ia bangkit, menyisihkan bubur yang tadi ia bawa di sisi nakas tempat tidur Rose. Jungkook menoleh ke arah Rose sebentar, dan melihat kalau gadis itu memaksakan memejamkan mata nya.
Jungkook mendekati Rose perlahan, mengusap puncak kepala nya lembut lalu membelai pipinya.
" Kamu cepet sembuh ya, jangan sakit kaya gini. Aku gak suka, kalo kamu sakit aku juga sakit Rose.. " Bisik nya Lirih, selanjutnya ia akhiri dengan mengecup kening Rose cukup lama.
Rose tak memberikan reaksi apapun, hanya tetap menutup matanya. Jungkook tahu Rose tidak tidur, gadis itu hanya menghindari bersitatap mata dengan nya. Dan Jungkook memahami itu, jadi ia segera berbalik lalu pergi dan menutup pintu kamar Rose perlahan.
Setelah mendengar langkah kaki menuruni tangga yang kian samar, dengan pasti Rose membuka mata nya. Ia mengusap kening tempat dimana tadi Jungkook mencium nya dengan lembut.
" Kamu mungkin ngerasa tersakiti Jungkook. Tapi aku juga merasakan sakit yang sama, bahkan lebih.. " Rose memberikan jeda sesaat, mengusap air mata yang membanjiri pipi nya.
Ia menatap kosong langit-langit dikamar nya, " Aku pengen kamu selalu ada disamping aku.., tapi aku gak pantes jadi prioritas kamu. Nyatanya aku cuma figuran dicerita cinta antara kamu dan Lisa.. "
***
Gajel ya ceritanya? Wkwk😂
Next tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE SONG ✔
Fiksi PenggemarTentang Rose yang berada diantara Jungkook dan Lisa. Dan Jaehyun yang tak pernah menyerah memperjuangkan Rose. [SELESAI] A/n : beberapa chapter dalam perbaikan