Episode 6

10.7K 471 2
                                    

Kami menuju lokasi yg di tunjuk Tiara. Tangga demi tangga kami lalui, akhirnya kami sampai di arena tersebut. Tiara terlalu bersemangat, entah apa yg di laluinya dia tergelincir.

Melihatnya akan terjatuh, refleks aku memeluknya. Kami diam di posisi itu selama 5 menit, tidak ada suara dan tidak bergerak sama sekali.

Sampai akhirnya ada seorang yg berusaha lewat di posisi sempit itu dan menyenggolku. Aku dan Tiara melepaskan pelukan itu.

Kami mencari tempat yg cocok untuk berfoto.

"Fotoin yaa, pake hpku" katanya sambil memberikan hpnya.

Aku menerimanya, tapi memasukkan hpnya ke kantong ku.

"Masa kesempatan foto bidadari disia-siain?" pikirku.

"Kok di masukin?" katanya sambil memanyunkan bibirnya.
"Pas banget nih" aku memfotonya dalam keadaan bibirnya yg masih manyun.
"Ihh aku belum siap!" katanya sambil merebut hpku.
"Ya makanya buruan" kataku sambil mengangkat hpku ke atas, agar dia tidak bisa mengambil.

Maklum, tinggi ku 175cm, tingginya hanya 168cm.

"Mana bisa ngerebut" batinku sambil tertawa kecil.

Setelah dia puas berfoto-foto, dia mengajakku untuk berfoto.

"Kamu nggak foto?" tanyanya sambil mendekat.

Aku adalah orang yg tidak suka jika di foto. Setiap kali berlibur atau main bersama keluarga atau teman, aku yg selalu menjadi photographer. Sepertinya dia menyadari itu, langsung menarik tanganku dan mengambil hpku.

"Smileee" katanya.

Entah sudah berapa foto kami ambil berdua. Awalnya aku hanya tersenyum biasa, lama-lama kami membuat foto-foto yg konyol.

Setelah puas berfoto dan bermain di arena ini. Kami memutuskan untuk pulang.

"Makan dulu, yuk" kataku sambil menyalakan mobil.
"Di deket sini ada nasi goreng yg pedes banget loh" katanya.
"Kemana arahnya?" kataku sambil membayar uang parkir.
"Mana aku tau, hpku kan kamu bawa" katanya.

Aku lupa jika hpnya masih ku bawa. Aku mengambil hpnya di kantongku dan memberikan kepadanya. Dia tau jika aku sangat suka nasi goreng.

Setelah sampai, dia langsung memesan kepada abang nasi goreng. Aku mencari tempat duduk yg enak, dia pun menghampiriku.

"Pinjem hpnya dong" katanya.

Aku membuka hpku, ku carikan foto yg tadi dan ku berikan kepadanya. Dia melihat foto-foto itu sambil tersenyum.

"Ada apaan senyum-senyum sendiri?" kataku sambil pindah tempat duduk di sampingnya.
"Kamu lucu" katanya sambil menunjukkan foto.

Di foto itu aku sedang membuat wajah konyol begitupun dia. Aku mengambil hpku dari dia dan melihat foto-foto yg lain.

"Aku suka yg ini" kataku sambil memberikan hpku kepadanya.

Di foto itu Tiara setengah memelukku dan bersandar di pundakku. Saat dia melihat foto itu, pipinya memerah. Aku suka sekali saat melihat pipinya memerah.

Nasi goreng kamipun sudah diantar. Kami segera melahapnya. Ku lihat dia seperti kepedasan, minumnya pun habis.

"Pedes banget?" kataku sambil memberikan minumku.

Dia hanya mengangguk dan meminum habis minumanku. Aku langsung memesan minuman lagi, itu pun setengahnya dia yg minum.

Setelah makanan kami habis, jam juga menunjukkan pukul 18.00 kami memutuskan untuk pulang.

Diperjalanan pulang, lagi-lagi dia tertidur. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, aku memundurkan posisi kurisnya dan memberikan jaketku kepadanya.

Kami pun sampai di apartemen, ku lihat dia masih tertidur. Aku menggondongnya menuju apartemennya.

Aku membaringkan dia di kasurnya, saat aku akan meninggalkannya dia menarik tanganku. Aku pun memutuskan untuk tidur di sofa samping kasurnya.

.
.
.
.
.

"Selamat pagi, Rei" katanya sambil membangunkanku.

Aku pun mengerjap-ngerjapkan mataku. Melihat sekeliling, masih di kamar Tiara.

"Bangun, kamu kan kerja" katanya mengingatkanku bahwa ini hari Senin.
"Iya ini udah bangun kok" kataku.
"Mandi disini aja gih, aku udah ambilin baju kerja kamu, udah aku masakin juga"

Aku segera masuk ke kamar mandinya dan membersihkan diri. Setelah selesai mandi dan berpakaian aku menuju dapur.

"Perut kamu gimana? Gapapa kan kemarin makan pedes?" tanyaku sambil mendekat ke arahnya yg sedang memasak telur.
"Gapapa kok, udah dikeluarin tadi pagi" jawabnya sambil tertawa dan mengangkat telur.

Kami pun sarapan bersama.

"Aku nanti pulang dari kantor mau ke tempat mama. Kamu ikut?" kataku sambil meneguk susu coklat yg di buatkannya.
"Kayaknya enggak Rei, aku ada pemotretan" katanya sambil meminum susu vanilanya.

Tiara adalah seorang model, dia sering pemotretan akhir-akhir ini.

Aku pun menyudahi aktivitas sarapanku dan bergegas menuju kantor.

.
.
.
.
.

Ketika aku sampai di rumah, aku melihat seorang laki-laki tak ku kenal sedang menyirami tanaman depan rumahku.

Ku parkirkan mobilku dan ku hampiri laki-laki itu.

"Siapa ya?" tanyaku sambil membuka kaca mata hitamku.
"Halo, Reina. Aku Rizal" katanya sambil tetap menyiram tanaman.
"Kalian sudah berkenalan?" suara mamaku jauh dari kami.

Dia pun menyudahi aktivitas menyiramnya dan menuju mamaku, begitupun aku.

"Ini anak temen mama, Rei" kata mama saat aku dan Rizal sudah dekat dengannya.

"Lagi-lagi" batinku.

Setelah cukup lama kami berbincang-bincang. Aku berniat untuk pulang, karena besok ada banyak kerjaan di kantor.

"Mah, Rei pulang dulu yaa" pamitku.
"Anterin Rizal sekalian yaa" kata mamaku.

Aku dan Rizal pun menuju mobilku.

"Gue aja yg nyetir. Lo kan udah ngantuk" katanya sambil mengambil kunci di tanganku.

Aku memang sangat lelah hari ini, ku putuskan untuk duduk di bangku penumpang. Setelah memberikan arah-arah kerumahku, aku tertidur..

Ketika aku bangun, kami berhenti di sebuah parkiran gedung. Tapi bukan parkiran apartemenku.

"Dimana ini?" pikirku.

Bersambung

Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.

Terima kasih telah membaca.

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang