Ku cari dia ke seluruh ruangan. Mataku berhenti ketika melihatnya bercermin, ku lihat bayangannya di cermin. Matanya bengkak, seperti habis menangis. Ku dekatinya.
"Kamu kenapa?" tanyaku sambil memegang bahunya.
*Flashback On*
Tiara Pov
Aku sama sekali tidak bisa tidur, aku terus memikirkan Rei dan wanita itu.
"Siapa dia? Kenapa saat Rei melihat wanita itu sorot matanya berbeda? Seperti ada sesuatu di sana" kataku kesal.
"Aaarrrggghhh" teriakku. "Ngapain juga sih mikirin Rei? Inget! Dia itu cewek!" Teriakku kembali setalah beberapa saat sambil mengacak-acak rambutku.
Kurebahkan badanku ke posisi manapun, sama sekali tak bisa tidur.
"Oke, Ra kalau kamu penasaran intip aja!" kataku kepada diriku sendiri sambil bangun dari tempat tidur, lalu menuju apartemen Rei.
"Ga boleh, ga boleh! Ini privacy dia. Aku ga boleh ikut campur" kataku ketika sudah di depan apartemen Rei dan ingin kembali ke apartemenku.
"Raaa! Lo pengen tau ga sih sebenernyaa?!" Teriakku langsung ku tutup mulutku dengan tangan, takut kedengeran oleh Rei dan wanita itu.
Aku memasukkan password apartemen Rei, dan membuka pintunya. Kututup kembali pintu itu, karena malaikat dan setan yg ada di telingaku sedang berdebat.
"Dosa Ra ngintip orang"
"Ra, dari pada kepo liat aja bentar"
"Dia cuma tetangga kok, urusan pribadi ini, ga boleh ikut-ikutan"
"Wah Ra, dia kan udah jagain kamu, nyelametin kamu, bahagiain kamu, nemenin kamu, jadi bagian dari hidup kamu, masa liat doang ikut campur urusan orang sih?"
Setelah perdebadan itu selesai, ku pikir aku tau siapa pemenangnya. Ku masukkan password apartemen Rei dan ku buka kembali pintunya. Aku mengendap-endap masuk ke apartemen Rei.
Kulihat sekeliling tidak ada Rei dan wanita itu, ketika sampai di depan kamar Rei aku mendengar suara aneh. Ku dekatkan telingaku ke pintu kamarnya.
"Mmmmhhhh Rei, aaaahhhh mmmmhhhh, yaa di sana Rei, teruuusss aaahhhh" suara dari dalam kamar Rei yg membuatku menarik telingaku kembali dan berlari menuju apartemenku.
"Suara apa itu?" tanyaku sambil menutup pintu apartemenku.
Jantung berdetak sangat kencang dan rasanya sangat sakit, padahal aku tidak punya riwayat sakit jantung.
"Ini kenapa?" batinku sambil memegang dadaku sebelah kiri.
Tak terasa air mataku pun menetes, membasahi pipiku. Semakin lama, air mata itu semakin deras, seperti hujan di luar saat ini.
"Apa gara-gara suara tadi? Tapi apa hubungannya denganku? Aku hanya tetangganya, yg kebetulan Papa memintanya untuk menjagaku, hanya menjagaku" pikirku kesal sambil tetap menangis.
"Paapaaaaa, kenapa minta orang kaya dia jagain aku sih?!!" Teriakku tak jelas di sela-sela tangisanku sambil menunjuk foto Papaku yg terpasang di dinding.
*Flashback Off*
Back to Reina
Aku tak kuasa melihat Tiara seperti ini. Ku balikkan badannya menghadapku.
"Kamu kenapa?" kuulangi pertanyaanku yg belum di jawabnya tadi.
Dia hanya diam, sambil memandang ke arah mataku. Kulihat air matanya menggenang di pelupuk matanya, mungkin dia menahan air matanya agar tidak keluar.
Aku segera mengeluarkan hpku dari saku celana dan mengetikkan WhatsApp ke Dinda, kalau hari ini aku tidak berangkat kerja. Lalu ku letakkan hpku di meja.
Ku pandangi Tiara lagi, dia masih saja menahan air mata yg sudah memenuhi pelupuk matanya. Aku sangat tidak tahan melihatnya seperti itu dan ku peluk dia, dia berusaha menolak, tapi karena tenagaku lebih besar dia tak bisa melepaskan pelukan ini.
Tak lama kemudian terdengar suara isak tangis dalam pelukanku.
"Kamu jahaaaatt" kata Tiara di tengah isak tangisnya yg semakin bertambah.
"Aku jahat? Kok bisa? Kenapa dia sampai nangis kaya gini?" batinku.
Setelah sekian lama dia menangis, sekarang dia mulai tenang. Ku lepaskan pelukanku, dan ku gandeng dia menuju dapur. Ku ambil gelas dan mengisinya dengan air putih, lalu ku berikan ke dia. Dia meminumnya hingga habis.
Ku gandeng dia menuju sofa yg ada di depan televisi apartemennya. Ku pandangi dia lagi.
"Cerita sama aku, pelan-pelan" kataku sambil meraih tangannya.
"Cewek yg ada di apartemen kamu" katanya dengan suara yg sangat pelan hampir tak terdengar olehku."Cewek? Chintya? Apa yg dipikirin sama Tiara? Dia ga denger kita semalem ngapain aja kan" pikirku tak karuan.
Dengan tatapan penuh kehangatan aku menjawab, "She is just my ex" sambil tersenyum setelah mengucapkan kalimat itu.
"Ooo" katanya singkat tanpa melihatku lagi.
"Astaga Tiara kenpaa gini sih? Kemarin baru aja baikan, kok gini lagi" pikirku dengan kesal.
Ku dengar ribut-ribut di depan apartemenku, aku dan Tiara keluar apartemen. Kami melihat ada seorang laki-laki sedang mengetuk dengan keras pintu apartemenku.
"Hey, santai bro. Itu pintu apartemen gua rusak nanti, lo mau ganti hah?" tanyaku sambil mendorong laki-laki itu.
"Rei, mana istri gue?" katanya sambil memojokkan dan mengangkat kerahku ke atas di pintu apartemen.
Pintu apartemen ku terbuka dan Chintya memelukku dari belakang.
"Please, jangan biarin dia bawa aku pulang" kata Chintya sambil memelukku erat.
Tiara melihat aku sekilas dan langsung masuk ke apartemennya dan menutup pintu. Aku melepaskan paksa pelukan Chintya.
"Aku ga mau ngerusak rumah tangga orang! Oke, lo ajak dia pulang! Jangan sampe ganggu hidup gua lagi!" teriakku ke arah suami Chintya.
Aku segera berlari ke apartemen Tiara. Langsung ku masukkan password apartemennya tanpa menekan bel dulu. Pintunya tak mau terbuka, ku ulangi lagi tetap tak bisa.
"Sh**! Dia mengganti passwordnya" batinku kesal.
Ku lihat Chintya dan suaminya sudah pergi dari lantai ini.
Aku menekan bel berkali-kali, tapi Tiara tetap tak membukakan pintu. Aku mencari hp di saku celanaku, nihil. Aku teringat bahwa hpku masih di dalam sana, beserta tas kerjaku.
"Tiara, please bukain. I can explain" kataku sambil tetap menekan bel.
Bersambung
Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.
Don't be silent reader.
Terima kasih telah membaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Smile (gxg)
Romansa18+ Reyna adalah seorang wanita tomboy dan lesbian, sangat suka pesta dan one night stand dengan wanita. Orang tuanya mengenalkan dia dengan banyak laki-laki, berharap dia menyukai salah satunya. Akankah dia setuju dengan orang tuanya? Akankah dia b...