Episode 9

9.2K 453 3
                                    

Cahaya matahari yg begitu terik membangunkanku. Aku melihat sekeliling kamar, tidak ada Tiara.

"Tumben nggak bangunin? Masih tidur?" pikirku.

Lalu aku menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan. Setelah selesai, aku keluar kamar dan duduk di sofa sambil menyalakan televisi.

Ku ganti acara televisi, tidak ada acara yg menarik perhatianku. Lalu aku melihat gitar, aku matikan televisi dan mengambil gitar.

Ku coba petik gitar. Aku lama tidak bermain gitar, suaranya pun agak fals. Ku coba untuk mensteam gitar.

Setelah pas aku pun bermain gitar dan bernyanyi.

Tak lama kemudian, perutku berbunyi tanda lapar. Ku lihat jam pukul 10.00.

"Kok Tiara belum kesini? Marah?" batinku sambil meletakkan gitar ke posisi semula.

Ku pencet bel apartemennya, tidak ada jawaban sama sekali.

Ku masukkan password apartemennya dan masuk ke dalam. Ku cari di setiap sudut ruangan, nihil.

Ketika masuk kamarnya, ku dengar aliran air dari kamar mandi.

"Oh mandi" batinku.

Aku pun keluar kamar dan menuju balkonnya, melihat keluar apartemen.

Setelah sekian lama, aku mencium bau masakan. Aku membalikkan badanku, dan kulihat Tiara sedang memasak.

"Masak apa kamu?" tanyaku sambil mendekatinya.

Dia tidak merespon sama sekali, hanya fokus memasak.

Setelah selesai memasak, dia meletakkan dua piring di meja makan. Kemudian duduk dan melahap makanannya, tanpa mempersilahkan atau sekedar tersenyum.

Ku putuskan untuk duduk di depannya dan melahap makanan itu.

Makananku habis dulu, aku menungguinya selesai makan. Tapi, setelah selesai makan dia langsung berdiri dan mengambil piringku, lalu kembali ke dapur untuk mencucinya.

Kulihat Tiara menuju ke ruang santai dan menyalakan televisi. Aku mengambil gitar di apartemenku dan kembali lagi ke apartemennya.

Aku duduk di sebelahnya dan mulai memainkan gitarku.

"Lagu apa ya? Semoga suka." pikirku.

Justin Bieber - Sorry

You gotta go and get angry at all of my honesty
You know I try but I don't do too well with apologies
I hope I don't run out of time. Could someone call a referee?
'Cause I just need one more shot at forgiveness

I know you know that I made those mistakes maybe once or twice
And by once or twice I mean maybe a couple of hundred times
So let me, oh, let me redeem, oh, redeem, oh, myself tonight
'Cause I just need one more shot, second chances

Yeah
Is it too late now to say sorry?
'Cause I'm missing more than just your body, oh
Is it too late now to say sorry?
Yeah, I know-oh-oh, that I let you down
Is it too late to say I'm sorry now?

I'm sorry yeah
Sorry yeah
Sorry
Yeah, I know that I let you down
Is it too late to say I'm sorry now?

I'll take every single piece of the blame if you want me to
But you know that there is no innocent one in this game for two
I'll go, I'll go and then you go, you go out and spill the truth
Can we both say the words and forget this?

Yeah
Is it too late now to say sorry?
'Cause I'm missing more than just your body, oh
Is it too late now to say sorry?
Yeah, I know-oh-oh, that I let you down
Is it too late to say I'm sorry now?

I'm not just trying to get you back on me
'Cause I'm missing more than just your body, oh
Is it too late now to say sorry?
Yeah, I know-oh-oh, that I let you down
Is it too late to say I'm sorry now?

Setelah selesai bernyanyi, dia melihatku sekilas dan kembali menonton televisi. Aku tak tahu lagi harus gimana dengan sikapnya ini.

Sekian lama kami diam, kemudian dia pergi menuju kamar. Saat keluar, dia sudah berganti pakaian, kemudian memakai sepatu, dan siap untuk pergi.

"Kamu mau kemana?" kataku sambil berlari ke arahnya dan menarik tangannya.
"Mau pemotretan" katanya sambil berusaha melepaskan tangannya, tapi kutahan.
"Biar aku anterin" kataku memohon.
"Kamu nggak capek?" katanya lagi sambil melihat jam di tangannya.
"Enggak, please" kataku sambil menempelkan kedua tanganku, seperti memohon.

Dia tidak meresponku, hanya memberikan kunci mobilnya kepadaku. Kami menuju parkiran tanpa sepatah katapun.

"Kok kamu diem aja?" kataku sambil menutup pintu mobil.
"Gapapa" katanya sambil memasang sabuk pengaman.
"Gapapanya cewek itu ada apa-apa" kataku sambil memegang tangannya.
"Aku udah telat ini" katanya sambil melepaskan tanganku dan melihat jam tangannya.

Aku pun segera melajukan mobil ke studio pemotretannya. Kurang lebih 45 menit kami sampai.

"Kamu pulang aja, atau kemana gitu. Nanti jemput jam 7, enggak jemput juga gapapa" katanya sambil keluar dari mobil dan menutup pintu.

Kulihat jam masih pukul 3 sore, aku memutuskan untuk mencari Caffe terdekat.

.
.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 06.30 aku memutuskan untuk menjemputnya. Sampai di studio sekirar pukul 06.45 tetapi belum ada tanda-tanda Tiara keluar. Menunggu terlalu lama membuatku tertidur.

Saat aku bangun, ku lihat jam menunjukkan pukul 8. Kulihat sekeliling Tiara belum ada.

Kucoba untuk WhatsApp dia, tidak ada balasan. Ku telpon tidak diangkat. Ku putuskan untuk masuk ke studionya.

Setelah masuk, aku bertemu dengan satpam. Aku bertanya apakah Tiara masih di dalam, dia hanya memberi tahu kalau masih ada orang di lantai dua.

Aku menaiki tangga ke lantai dua. Kulihat ada seorang wanita yg di sandera, dan seorang laki-laki yg sedang mencoba melepaskan baju si wanita tapi sang wanita berusaha sekuat tenaga untuk menolak.

Bersambung

Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.

Don't be silent reader.

Terima kasih telah membaca.

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang