18+
Dalam posisi setengah tidur, hp ku berbunyi. Ku lihat, ternyata telpon dari Riski.
"Halo, bro?" kataku setelah mengangkat telpon.
"Lo dimana?" tanyanya.
"Apartemen" kataku singkat.
"Wahh lo sahabat sendiri ultah, lupa" katanya membuatku segera berpindah ke posisi duduk.
"Sh*t gue lupa dia ultah" batinku. "Gue nggak lupa kok, ini mau berangkat. Lagi banyak kerjaan aja, makanya telat" kataku sambil berdiri dan mencari pakaian.Setelah ketemu, aku segera mandi dan ganti baju.
"Kado apaan yak? Tapi udah telat banget, besok aja deh" batinku sambil bergegas menuju mobil dan melaju ke rumah Riski.
Ketika sampai di rumahnya, kulihat sudah banyak mobil terparkir di sana. Dia mengadakan party dan mengundang semua wanita yg di kenalnya.
Aku segera memarkirkan mobil ku dan masuk rumahnya. Ku cari dia di setiap sudut ruangan.
"Rei, gue di sini" teriak Riski dari kejauhan.
Aku segera mendekatinya. Aku pun memberikan selamat kepadanya.
"Kado gue mana?" katanya.
"Besok ya bro, sorry" kataku sambil tertawa dan menggaruk kepala yg tidak gatal.
"Gue tunggu yaa, awas lo" katanya sambil tertawa juga.Saat kami sedang mengobrol seorang wanita mendekati kami.
"Sayang, ayo kesana" kata wanita itu kepada Riski yg sekarang aku tau kalau itu adalah pacarnya.
"Sejak kapan kalian jadian?" tanyaku menyelidiki dan menaik turunkan alisku sambil tersenyum miring.
"Lo sih ga pernah main, ga pernah ada kabar. Udah dapet cewek ya lo?" tanyanya.
"Belum, lagi banyak kerjaan aja" kataku sambil memberikan isyarat untuknya pergi, karena kulihat pacarnya sudah mulai kesal.
"Gue duluan ya, bro" katanya sambil menggandeng tangan wanita itu dan pergi meninggalkanku.Tak lama kemudian ada seorang wanita mendekatiku.
"Halo, Rei" sapa wanita itu.
Aku hanya tersenyum kepadanya. Dia mencoba mendekatiku.
Dia menciumku secara liar, aku pun membalasnya. Kami memutuskan untuk mencari kamar di lantai atas rumah Riski.
Aku membuka pintu kamar, kulihat ada Riski dan pacarnya sedang bercumbu mesra. Aku pun membuka pintu kamar yg lain.
Aku mendorongnya ke tempat tidur. Kami berciuman ganas. Setelah puas, aku turun menciumi lehernya sambil ku buka dress yg dia kenakan.
Aku kembali keatas mencium bibirnya dan melepaskan pakaian yg tersisa. Tiba-tiba aku teringat Tiara.
Aku menghentikan ciuman itu dan menelpon Tiara. Tidak ada jawaban.
"Kemana kamu?" batinku sambil terus menelponnya.
"Kok berhenti?" kata wanita itu sambil membuka kancing bajuku.
Aku menyingkirkan tangannya dan keluar kamar. Aku turun menuju lantai bawah. Ku lihat Riski ada disana bersama pacarnya.
"Lah kok keluar, bro?" katanya sambil memberikan segelas wine kepadaku.
"Gapapa" kataku sambil menerima gelas dan meneguknya.Aku menelpon Tiara terus, tidak ada jawaban. Ku lihat jam pukul 23.15, seharusnya Tiara sudah ada di apartemen. Aku memutuskan untuk pergi ke apartemennya.
"Bro, gue balik dulu ya" kataku sambil menepuk bahu Riski.
"Nyariin siapa sih? Tumben masih jam segini, besok minggu loh" katanya sambil menahanku.
"Penting ini bro" kataku sambil berlari menuju mobil.Ku lajukan mobilku secepat yg aku bisa. Aku sangat mengkhawatirkan Tiara, karena tadi pagi dia sudah kecewa saat aku jalan sama Rizal.
Ku parkirkan mobil ku dan segera menuju apartemennya. Ku tekan bel apartemennya, tidak ada jawaban sama sekali.
Akupun memasukkan pasword dan masuk ke apartemennya. Aku menyusuri setiap ruangan.
Dia duduk di balkon, memandang ke luar. Hatiku seperti lega setelah melihatnya.
"Kok telpon ku nggak di angkat?" tanyaku sambil mendekat kepadanya.
"Kamu telpon? Hpku dicharge" katanya tanpa melihatku.
"Bau parfum cewek" katanya sambil masuk ke dalam.Aku mencium pakaianku, ternyata parfum yg dikenakan wanita tadi. Aku mengikutinya menuju ruang santai.
"Harusnya pake parfum dulu tadi, seenggaknya biar ketutup baunya" batinku.
"Tadi kemana aja?" tanyanya sambil duduk di sofa.
"Ke pantai" kataku mengikutinya duduk.
"Terus?" tanyanya sambil menyalakan televisi.
"Barusan aja dari birthday partynya Riski" jawabku sambil membuka jaket yg kukenakan.Dia hanya membuat mulutnya membentuk huruf 'O'. Kami diam dalam posisi ini selama kurang lebih 30 menit.
"Kamu kenapa?" tanyaku sambil memutar posisinya menghadapku.
"Ihh, aku lagi nonton" katanya berusaha kembali ke posisinya tapi kutahan.
"Jelasin dulu" kataku sambil menatap matanya.Dia seperti terkejut melihat kerah leherku.
"Enak ya tadi? Berapa ronde?" tanyanya sambil menatapku.
Aku tidak mengerti maksud tatapan itu.
"Aku mau tidur, udah malem. Kamu balik aja" katanya sambil mematikan televisi dan menuju kamarnya.
Aku kembali ke apartemenku. Aku meletakkan jaketku ke tempat pakaian kotor.
Saat aku ingin melepaskan bajuku, terlihat di cermin ada lipstik di kerah leherku.
"Oh no! Dia lihat ini" batinku.
Bersambung
Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.
Terima kasih telah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Smile (gxg)
Romance18+ Reyna adalah seorang wanita tomboy dan lesbian, sangat suka pesta dan one night stand dengan wanita. Orang tuanya mengenalkan dia dengan banyak laki-laki, berharap dia menyukai salah satunya. Akankah dia setuju dengan orang tuanya? Akankah dia b...