Episode 18

7.5K 426 32
                                    

Rei Pov

Hari ini weekend dan mama memanggilku untuk pulang ke rumah. Aku jarang pulang saat weekend, karena pasti kemacetan yang terjadi sangatlah parah.

Biasanya satu jam kurang aku sudah sampai, ini udah dua jam lebih belum sampai. Kenapa mama minta aku pulang pas weekend sih?

Setelah menahan emosi karena kemacetan yang sangat parah ini, akhirnya aku sampai di rumah.

Aku melihat mama sedang bersantai di taman belakang rumah.

"Mama..." sapaku sambil memeluk mama.

"Kok lama ga kesini?" tanya mamaku.

"Kerjaan banyak mah, maaf" kataku dengan nada manja.

"Tiara mana?" tanya mama sambil mencari sosok seseorang.

"Tiara ke luar negeri"

"Nerusin kerjaan papanya?"

"Mama tau om Tjandra?"

"Iyaa, dia sahabat almarhum papamu"

"Ooo pantesan om Tjandra minta aku buat jagain Tiara" pikirku.

"Kamu ga papa?" kata mama menyadarkan aku dari lamunanku.

"Gapapa kok mah"

Kami bercerita tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan, persahabatan papa dan om Tjandra. Yang kutahu dari cerita mama dulu om Tjandra terlibat cinta segitiga dan setelah itu persahabatan mereka hancur.

Aku bermalam di rumah mama dan keesokannya aku berpamitan.

"Mah, Rei pulang yaa"

"Hati-hati sayang" kata mama sambil memelukku.

Ketika sampai di rumah, Riski sudah menunggu ku di luar apartemen.

"Kok loe ga kabarin gue kalau ke sini?" kataku sambil membuka pintu apartemen.

"Gue mau cerita"

"Oke, tanpa mabuk. Karena gue besok kerja" dia hanya mengangguk.

Kami pun masuk ke apartemen kami, Riski duduk di sofa ruang santai, aku mengambil minuman soda di kulkas, dan memberikan ke dia.

"Gimana?"

"Hana baru aja nikah kemarin"

Aku sangat kaget mendegarnya dan itu mengingatkanku dengan Chintya. Mungkin karena itu dia tak menceritakan apapun ke aku sebelumnya, takut aku sakit hati lagi. Harusnya kemarin aku nemenin dia, pasti sangat berat melepaskan seorang yang sangat dicinta ke pelukan orang lain.

"Tugas loe buat jagain dia udah berakhir, sekarang biarkan suaminya yang menjaga. Itu keputusan dia buat menikah, loe hanya bagian dari pelajaran kehidupan yang pernah dilewatinya. Tentunya pelajaran yang sangat berharga" kataku menenangkannya, dia tersenyum ke arahku lalu meminum soda yang kuberikan tadi.

"Biarkan dia bahagia, jangan pernah ganggu mereka. Gue tahu kalau loe lebih dewasa dari pada gue. Gue tahu kalau lo bisa ikhlasin dia. Gue tahu kalau loe bakalan biarin dia bahagia" lanjutku.

"Weekend nanti mau main?" ajakku, tentunya main ke club malam dan one night stand, seperti dulu yang sering kami lakukan.

"Loe mah ga tahanan" katanya sambil tertawa.

Aku bersyukur dia tak terlarut dalam kesedihan.

"Gue udah lama ga di belai" kataku sambil ikut tertawa.

"Sini gue belai" kata Riski sambil mengedipkan salah satu matanya.

"Jangan macem-macem sama gue"

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang