Episode 2

16K 590 14
                                    

Sesampainya di rumah, ku lihat ada sebuah mobil yg tak ku kenal parkir di halamanku.

"Mah, mobil siapa di..." kata-kataku terputus setelah melihat mamaku dan seorang laki-laki sedang mengobrol.
"Udah dateng kamu, sini" aku duduk disamping mama.

Dia adalah laki-laki yg menabrakku kemarin, Joe.

"Kenalin, ini anak temen Mama namanya Joe Ferdinan" jelas mamaku.

Setelah kami bertiga mengobrol cukup lama.

"Mama ke dalem dulu yaa" kata mama sambil meninggalkan kami di ruang tamu.
"Maaf ya kemarin aku ninggalin kamu gitu aja. Soalnya lagi buru-buru" jelasnya sambil memohon.
"Hhmmm" jawabku singkat.

Sampai akhirnya kami tidak berbicara sama sekali. Keheningan ini pun pecah saat mama datang.

"Kalian kok diem aja? Ngobrol dong" kata mama sambil duduk kembali.
"Maaf tante, saya pulang dulu yaa. Udah sore"
"Wah, buru-buru banget nak" kata mamaku yg kelihatannya ingin mencegah Joe pulang.

Saat Joe sudah pulang mama menanyaiku.
"Reina, kamu udah punya pacar belum?" tanya mamaku sambil mengelus rambutku. Aku sedang tidur di pangkuannya.
"Duh ngapain mama tanya ini, jangan-jangan" pikirku kemana-kemana, apalagi Joe habis dari rumah.
"Belum mah, Rei masih ingin berkarier dulu" jelasku karena takut mama akan menanyaiku lebih dalam.
"Joe juga masih sendiri loh, coba lah deket sama dia" kata mama.
"Nah kan pikiranku bener" batinku.
"Mah, aku capek. Aku ke kamar dulu yaa"

Aku menuju kamarku, sekitar 2 bulan aku nggak tidur di kamar ini lagi. Karena saat aku pulang, aku nggak pernah menginap.

Ku rebahkan badanku di kasur. Tiba-tiba hpku bergetar. Telpon dari Riski.

"Halo ki? Kenapa?" tanyaku.
"Ayo main" ajaknya.
"Gue lagi di rumah mama ini, lain kali aja yaa" jawabku.
"Wah lo bakal nyesel nih, oke bye bro" katanya sambil menutup telpon.

.
.
.
.
.

"Bangun Rei, kamu kerja kan?" kata mama sambil membangunkanku.
"Selamat pagi Mama" kataku sambil memeluk mama.
"Udah mandi sana" mama menyuruhku untuk mandi.

Aku segera menuju kamar mandi dan membersihkan badan. Setelah selesai aku pergi ke dapur. Ku lihat mama sedang mempersiapkan makanan.

"Wow sereal, it's my favorite! Thank you mama" kataku sambil mencium pipi mama.

Setelah selesai makan, aku berpamitan ke mama.

"Mah, aku berangkat yaa" kataku sambil memeluk mama.

"Hati-hati yaa, lebih sering pulang dong" kata mama sambil melambaikan tangan.

Saat di mobil aku teringat kata-kata mama.
"Joe juga masih sendiri loh, coba lah deket sama dia"

Yap, aku belum memberitahu mamaku tentang keadaanku. Tentang aku yg suka wanita. Aku masih berpikir belum saatnya, karena belum ada wanita yg bisa menggantikannya. Pikiranku kembali melayang ke mantan ke kasihku, Kirana Melisa.

Sesampainya di kantor aku langsung menuju ruanganku. Seketarisku, Dinda memperlihatkan banyak dokumen tentang perusahan. Setelah mengecek dan menandatangi beberapa dokumen itu, aku pergi keluar ruangan. Melihat karyawanku yg sedang bekerja.

Saat di dekat lift ku lihat ada seorang laki-laki sedang marah-marah ke karyawanku. Setelah dekat ternyata itu adalah Joe.

"Lo ngapain kesini?" tanya ku sambil menarik tangannya menuju ruanganku.

Setelah sampai di ruanganku, ku lepaskan genggamannya.

"Karyawanmu ceroboh banget, masa orang mau keluar lift di tabrak" jelasnya.
"Emang jam segini ga ada yg naik pake lift itu, lagian lo kan yg biasanya jalan megang hp?" kataku setengah berteriak.
"Kita kan baru ketemu, kok kamu udah tau sifatku?" katanya sambil mendekat padaku.
"Lo ngapain kesini?" kataku sambil menghindarinya.
"Di suruh mama kamu" jawabnya.
"Gue lagi kerja, kalau mau ketemu bilang jangan di kantor gini!" kali ini lebih keras dari yg tadi.
"Kan aku nggak punya nomer kamu"

Tanpa berpikir panjang, ku berikan nomer hpku.

"Udah kan? Sana keluar!" Teriakku. Beberapa karyawan melihatku berteriak.

Setelah itu dia keluar dari kantorku. Aku segera menelpon mama.

"Mah, kenapa mama suruh Joe ke kantorku?" tanyaku saat mama sudah mengangkat telponnya.
"Mama nggak nyuruh sayang, cuma ngasih alamat kantor aja, soalnya dia minta. Masa mama ga kasih?" jelasnya.
"Yaudah mah, Rei kerja dulu ya" kataku sambil menutup telpon.

Hpku bergetar, lalu ku buka. Ternyata WhatsApp dari Joe.

"Nanti makan siang dimana?"

Karena malas hanya ku baca saja chatnya. Hpku bergetar kembali beberapa kali.

"Kok cuma di baca aja?"
"Halo Reina?"
"ping"
"p"
"p"

"Apaan sih? Ga ngaruh kali di wa pake ping, alay lo" batinku.

Hpku bergetar terus, akhirnya aku membalasnya

"Di Cafetaria samping kantor" jawabku lalu kumatikan data seluler ku.

.
.
.
.
.

Jam istirahat pun tiba, aku menuju Cafetaria samping kantorku. Ku lihat ada seorang laki-laki melambaikan tangan.

"Reina, sini!" teriaknya kepadaku.

Dengan malas aku menuju arah mejanya. Pelayan datang dan aku memesan makanan dan minuman kesukaanku.

Setelah selesai makan dia bertanya banyak hal yg membuatku kesal.

"Rei, udah selesai makannya? Bawa mobil? Mau aku anter aja? Atau kita jalan dulu? Bioskop atau Mall?" tanyanya beruntun tanpa menunggu jawabanku.
"Not today!" jawabku sambil memelototinya.
Dia terdiam, karena banyak mata melihat kami.
"Gue kerja dulu, lo balik aja"

.
.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 20.00 karyawanpun sudah pulang. Tinggal sekretarisku dan aku di kantor.

"Ayo pulang, Din. Udah malam" ajakku sambil menata meja kerjaku.

Dia pun langsung merapikan mejanya dan membantuku merapikan mejaku. Kami pun pulang.

Ketika hampir sampai apartemen, ku lihat ada kecelakaan. Langsung ku pinggirkan mobilku dan keluar untuk melihat apa yg terjadi.

"Kok gue pengen liat yaa? Biasanya gue cuek aja" pikirku, karena memang biasanya aku tidak peduli dengan sekitar.

Di tengah kerumunan ku lihat ada seseorang yg ku kenal...

Bersambung

Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.

Terima kasih telah membaca.

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang