Episode 24

8.7K 427 19
                                    

Reina Pov

"Bangun sayangggg" kata Tiara membangunkanku.

"Selamat pagi" kataku sambil nengerjap-ngerjapkan mata.

"Mandi gih, terus sarapan sama aku" kata Tiara sambil merapikan rambutku yang berantakan.

"Morning kiss" kataku dengan manja.

"Apaan pagi-pagi juga" katanya sambil tertawa.

"Namanya morning juga pagi" kataku dengan kesal.

"Ga usah ngambek gitu dong" katanya, diakhiri dengan mendaratkan ciuman di bibirku.

Setelah kesadaranku terkumpul aku segera ke kamar mandi Tiara untuk membersihkan badan. Aku menyalakan shower ke posisi hangat.

Tiba-tiba aku kepikiran Dinda. Apa yang akan ku katakan kepadanya? Akankah dia masih bertahan sebagai sekretarisku atau mengundurkan diri setelah kejadian kemarin?

"Bodoh banget loe Rei!" kataku kepada diriku sendiri.

Setelah selesai mandi, aku keluar kamar mandi. Seperti biasa, Tiara sudah menyiapkan pakaianku di kamarnya. Aku langsung mengenakannya dan menuju dapur.

"Masak apa kamu?" tanyaku sambil duduk di kursi meja makan dan memandanginya.

"Kesukaan kamu ini" katanya sambil membawa dua piring berisi nasi goreng dan kembali lagi mengambil susu coklat dan susu vanila.

"Berapa hari disini?" tanyaku sambil menyuapkan makanan ke mulutku.

"Rabu sore aku balik" katanya setelah menelan makanan yang ada dimulutnya.

"Kenapa ga pas weekend aja?"

"Kenapa? Mau ikut?"

"Iya lah, nganterin kamu, bantuin kamu balik lagi kesini."

"Ga perlu, soalnya banyak yang harus aku urus, kerjaan kamu jangan ditinggal-tinggal."

Saat kami asik sarapan, telponku berbunyi.

"Hallo?" kataku setelah mengangkat telpon dari Riski.

"Loe dimana?"

"Di tempat Tiara, lo di apartemen gue?"

"Ini cewek siapa? Loe apain? Dia nangis terus dari tadi ga berhenti-berhenti, kan gue ga tega" katanya seolah berbisik.

"Whaat? Dinda masih disana?" kataku setengah tersedak oleh makanan.

Tiara segera berlari ke dapur mengambilkanku air putih, kemudian menepuk-nepuk pelan tengkukku.

"Iya nih bro, gue harus gimana?"

Langsung ku tutup telpon Riski. Aku pun menghabiskan sarapan secepat yang aku bisa.

"Aku ke apartemen sebentar yaa, kamu disini aja" kataku setelah selesai sarapan.

Aku sedikit berlari-lari kecil menuju apartemenku. Ketika masuk apartemenku, ku lihat Riski sedang duduk di samping Dinda, Dinda masih menangis disana. Dalam posisi sama seperti yang kutinggalkan semalam.

"Aku minta maaf yaa" kataku sambil mendekatinya, duduk di bawah sofa, sedangkan dia di atas sofa, aku menepuk pundaknya.

"Maaf ... karena kamu udah ... ninggalin aku?" Katanya di tengah sesenggukan tangisnya.

Aku menggelengkan kepalaku, "Aku minta maaf karena selama ini udah menjadikanmu pelarian, pelupur lara disaat dia pergi. Aku tahu kamu bener-bener sakit, tapi aku bener-bener minta maaf, aku harap setelah ini kita balik kaya dulu lagi. Aku tahu ini berat, tapi aku yakin kamu lebih kuat dari yang aku pikir." Kataku sambil tersenyum.

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang